MATARAM - Sekitar 15 orang pelaku UMKM dan pedagang asongan KEK Mandalika menumpahkan keluhan mereka, saat bertemu Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah, Jumat (14/12) usai kegiatan Jumpa Bang Zul dan Ummi Rohmi di kantor Gubernur NTB.
"Kami dilarang berjualan di kawasan KEK Mandalika, padahal selama ini kami hidup dari sana. Kami minta pak Gubernur memperhatikan nasib rakyat kecil seperti kami, dan mencarikan solusi untuk kami," kata Ketua rombongan yang juga salah seorang Kepala Dusun di Desa Kuta, Mungkini, di ruang kerja Gubernur NTB.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi NTB, H Lalu Gita Aryadi turut mendampingi Gubernur Zul saat mendengarkan keluhan masyarakat itu.
Mungkini mengatakan, sejak beberapa pekan terakhir aktivitas mereka di KEK Mandalika yang dikembangkan ITDC sudah dilarang.
Pihak ITDC juga telah mengeluarkan edaran, yang menurut mereka bernada mengusir.
"Kita tidak bileh berjualan lagi, ini yang kami rasa tidak adil. Masyarakat di sekitar Kuta sangat mendukung pembangunan KEK Mandalika, tapi juga masyarakat berharap bisa diberi ruang dan mengambil manfaat dari pembangunan itu. Bukan malah diusir,” tukas Mungkini.
Setelah mendengarkan keluhan masyarakat itu, Gubernur Zul mengatakan, kepentingan masyarakat harus diutamakan dalam setiap pembangunan.
Sebab, pembangunan apapun selama ini, dihajatkan untuk kepentingan masyarakat.
Tidak ada yang boleh dirugikan atau terpinggirkan karena adanya investasi.
"Setiap investasi yang ada di NTB, justru harus membawa manfaat bagi setiap warga, terutama warga setempat di lokasi perusahaan yang berinvestasi," kata Gubernur Zul.
Ia mengatakan akan membicarakan persoalan itu dengan pihak-pihak terkait sesegera mungkin, agar mendapatkan solusi dan titik temu dari persoalan itu.
“Begini saja, coba adakan kegiatan untuk konsolidasi dan saling berunding di desa sana. Nanti saya hadir bersama PT ITDC dan pihak-pihak terkait lainnya. Nanti bisa kita dialog atau rundingkan yang enak dan nyaman, sehingga bisa mendapatkan solusi yang memenangkan semua pihak,” kata Gubernur Zul.
Dalam pertemuan itu, Kepala DPM PTSP NTB yang juga Komisaris di KEK Mandalika, H Lalu Gita Aryadi menjelaskan, keluhan masyarakat yang umumnya pelaku UMKM di kawasan Mandalika itu disebabkan miskomunikasi akibat belum maksimalnya sosialisasi.
“Saya mengajak mereka bertukar pikiran untuk memahami persoalan gaya bahasa (dalam surat edaran), yang mungkin ditafsirkan kurang pas. Mungkin bukan dilarang, namun dibina dan akan diberikan lokasi yang lebih nyaman untuk berjualan atau beraktivitas lainnya," katanya.
Lalu Gita mengatakan, ini hanya masalah komunikasi dan sosialisasi yang kurang intensif, karena memang proyek KEK Mandalika masih relatif baru.
"Yang jelas Gubernur dan Pemprov NTB tidak akan membuat warga sekitar Mandalika termarginalkan, namun justru bersinergi dan bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya dari investasi mega-proyek KEK Mandalika,” papar Gita.
Suasana Pertemuan Yang Cair
Ada yang menarik dari pertemuan Gubernur Zulkieflimansyah dengan belasan warga Desa Kuta, Lombok Tengah tersebut.
Gubernur Zul menerima mereka langsung di ruang kerja Gubernur.
Beberapa warga yang mungkin saja baru pertama kali masuk ke ruang kerja pemimpin daerah, justru sempat hendak melepas alas kaki.
Seorang di antaranya malah duduk di kursi yang sebenarnya kursi yang biasa ditempati Gubernur saat menerima tamu.
Gubernur Zul akhirnya duduk di sofa deretan bagian barat yang menghadap ke timur agar bisa berbaur dan lebih dekat dengan warga yang menemuinya.
“Saya duduk di sini saja ya. Biasanya sih gubernur duduk di situ," kata Gubernur Zul sambil menunjuk salah satu kursi yang menghadap ke selatan.
Sontak, penjelasan gubernur itu membuat seluruh yang hadir tertawa dan sedikit kaget.
Salah seorang warga yang datang menemui Gubernur itu, sejak masuk ruang sudah duduk di kursi tersebut. Ia baru sadar kalau itu kursi Gubernur setelah diberitahu Gubernur.
“Nggak apa-apa, duduk saja di situ biar tahu rasanya kursi Gubernur,” canda Gubernur Zul.
Suara tertawa pun kembali pecah di ruang kerja Gubernur tersebut.
Suasana pertemuan Gubernur dan warga Desa Kuta sangat cair.
Gubernur Zul malah sempat mengedarkan pisang goreng suguhan kepada warga yang hadir.
“Silak dinikmati. Sambil makan-makan saja ya kita ngobrolnya,” kata Gubernur Zul sambil berjalan keliling membagikan pisang goreng.
Ketua rombongan, Mungkini, mengakui sara Gubernur Zul yang low profile seperti melepas batasan tebal antara pejabat daerah dengan masyarakat akar rumput.
Masyarakat yang hadir pun merasa nyaman saat menumpahkan keluh kesahnya.
“Terima kasih banyak pak Gubernur. Ini merupakan kehormatan bagi kami, karena terus terang kami terus tidak pernah menyangka bisa masuk di ruang kerja Gubernur ini,” tukas Mungkini. MP04