MATARAM - Indonesia Tourism Development Corporate (ITDC) selaku pengelola Kawasan Khusus Ekonomi (KEK) Mandalika menyatakan optimistis bahwa pengembangan pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) akan terus mengalami peningkatan.
Bukan saja dari segi kunjungan wisatawan, NTB juga akan menarik banyak minat investasi di sektor pariwisatanya.
Optimisme itu disampaikan Kepala General Affair ITDC, I Gusti Lanang Bratasuta, dalam pertemuan diskusi bersama Tim Sekretariat Wakil Presiden RI, Selasa (11/12) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, di Mataram.
Diskusi dipimpin Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi Infrastruktur dan Kemaritiman Setwapres RI, Wilarno Setiawan, dan dihadiri Deputi Kepala BI Perwakilan NTB Wahyu Ari Wibowo, Kepala Perwakilan OJK Provinsi NTB, Farid Falatehan, Kepala General Affair ITDC, I Gusti Lanang Bratasutaperwakilan Bappeda Provinsi NTB, dan perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi NTB.
Dalam diskusi tersebut, Kepala General Affair ITDC, I Gusti Lanang Bratasuta menjelasan, ITDC juga optimis pengembangan kawasan wisata The Mandalika akan berjalan sesuai rencana.
Sebab, gempa bumi yang melanda pulau Lombok beberapa waktu lalu tidak berdampak pada kawasan Mandalika.
"Kawasan The Mandalika tidak terdampak gempa. Dan minat investor terhadap pengembangan kawasan juga tidak terganggu. Sehingga kami sangat optimistis pengembangan kawasan ini akan berjalan dengan baik," kata Bratasuta.
Ia memaparkan, baru-baru ini investor yang berencana melakukan investasi untuk membangun sirkuit MotoGP di Mandalika, juga telah melakukan survei di KEK Mandalika dan Lombok Bandara Zainuddin Abdul Madjid.
Sementara untuk pengembangan kawasan, papar dia, ITDC juga terus melakukan pengembangan KEK dengan melibatkan pelaku ekonomi lokal atau UMKM.
Salah satunya melalui penataan dan penyediaan stand-stand penjualan di kawasan The Bazaar Mandalika yang berlokasi strategis di dekat Masjid Nurul Bilad dan lokasi pantai The Kuta Mandalika.
Sementara itu, Made Agus Adi dari Dinas Pariwisata Provinsi NTB mengatakan, saat ini kondisi pariwisata NTB berangsur pulih pasca gempa bumi Juli-Agustus lalu.
"Berbagai upaya untuk recovery sudah dilakukan sesuai tahapan, dan kondisi saat ini sudah mulai membaik," katanya.
Menurutnya berbagai promosi dan gelaran event pariwisata juga terus dilakukan untuk meyakinkan bahwa NTN sudah aman, dan bisa menarik wisatawan kembali datang.
"Selain itu, pembangunan desa wisata terus dilakukan di beberapa Kabupaten di Provinsi NTB yang diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan," katanya.
Bahas Khusus Pariwisata dan Ekonomi
Isu strategis pariwisata dan ekonomi menjadi topik pembahasan diskusi dalam kunjungan Tim Sekretariat Wakil Presiden RI ke NTB.
Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi, Infrastruktur dan Kemaritiman Setwapres RI, Wilarno Setiawan mengatakan, pengembangan destinasi wisata dan pemulihan ekonomi paska gempa bumi Lombok, NTB masih menjadi isu strategis, tidak hanya bagi para pemangku kebijakan daerah di Provinsi NTB tetapi juga Pemerintah Pusat.
Hal ini terkait potensi yang dimiliki oleh Provinsi NTB yang sangat besar sebagai daerah industri pariwisata baru sebagaimana telah ditetapkan dalam program prioritas pemerintah.
"Sinergi pemerintah pusat dan daerah tentu akan semakin memperkuat upaya NTB kembali bangkit pasca bencana," kata Wilarno.
Dalam diskusi tersebut, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Wahyu Ari Wibowo mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi NTB saat ini masih sangat dipengaruhi oleh sektor pertambangan untuk ekspor yang sudah masuk fase menurun.
Kondisi pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi bencana gempa bumi yang selain menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur maupun properti masyarakat juga mengganggu roda ekonomi NTB, termasuk turunnya kunjungan wisatawan domestik/mancanegara secara siginifikan.
"Hal ini tercermin dari tingkat pertumbuhan NTB triwulan III 2018 yang terkontraksi sebesar -13,99 % (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 4,22% (yoy)," katanya.
Namun demikian, kata Wahyu, potensi pariwisata di wilayah KEK Mandalika sangat besar dan tidak terdampak gempa serta pemulihan di lokasi pariwisata lain disertai berbagai event/kegiatan rutin perlu dikomunikasikan agar wisatawan maupun kunjungan ke NTB segera pulih kembali.
Sementara, Kepala Perwakilan OJK Provinsi NTB, Farid Falatehan mengatakan, dampak gempa terhadap sektor perbankan NTB relatif kecil.
Hal ini tercermin dari kerusakan kantor yang sedikit dan dukungan perbankan telah diberikan kepada debitur yang terdampak gempa dengan memberikan kemudahan jangka waktu pembayaran kredit, seperti penundaan pembayaran.
"Dengan adanya hal tersebut, diharapkan akan dapat membantu debitur masyarakat dan pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya paska gempa," katanya.
Tapi, lanjutnya, hal ini harus diikuti oleh strategi bank untuk menjaga kualitas kredit agar baik dan target keuntungan yang akan dicapai.
Dalam diskusi itu, perwakilan Bappeda Provinsi NTB, Syarif Hidayatullah mengungkapkan strategi-strategi dalam penganganan dan pemulihan ekonomi paska gempa bumi di NTB.
"Dengan diskusi ini, para pemangku kebijakan daerah berharap hasil diskusi kali ini akan membawa pengaruh positif kebijakan ekonomi nasional yang akan diimplentasikan di daerah khususnya Provinsi NTB," katanya. MP04