GILI STRONG TRIATHLON. Wisatawan manacanegara bersemangat mengayuh sepeda menjajal lintasan 5 Km Gili Strong Triathlon, Sabtu (23/12) di Gili Trawangan. (MP/Foto: Susan Susanti) |
Reporter : Susan Susanti
Mandalika Post / Gili Trawangan, Lombok Utara
Gili Trawangan benar-benar kembali bergeliat dan memesona. Recovery pasca bencana di pulau eksotis di perairan Lombok Utara ini juga berjalan cukup cepat, bila dibanding sejumlah destinasi lain di Lombok, NTB, yang terdampak gempa bumi Juli-Agustus lalu.
Kekompakan, semangat dan sinergitas para pelaku wisata dan masyarakat di Gili Trawangan, memiliki andil besar untuk percepatan pemulihan.
Setidaknya hal itu nampak dalam gelaran event Gili Strong Triathlon yang digelar Sabtu, 23 Desember 2018, pekan lalu. Event sport tourism yang diinisiasi oleh Assosiasi Pengusaha Gili Trawangan (APGT), Gili Hotel Association (GHA), dan Gili Eco Trust, berlangsung sukses sangat meriah.
"Tujuan diadakan Gili Strong Triathlon 2018 ini sebagai upaya dari pelaku wisata NTB khususnya di Gili Trawangan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Selain itu juga untuk meyakinkan kepada wisatawan mancanegara dan nusantara bahwa objek pariwisata di NTB sudah baik-baik saja, sudah aman terutama di Gili Trawangan,” kata Ketua Panitia Gili Strong Triathlon, Acok Zani Bassok.
Gili Strong Triathlon di Gili Trawangan. (MP/Susan Susanti) |
Acok yang juga Ketua APGT mengatakan, selain kompetisi olahraga, Gili Strong Triathlon juga diramaikan dengan stan kuliner dan pameran kerajinan. Hal ini dilakukan untuk semakin meramaikan event.
"Jadi wisatawan mancanegara dan nusantara bisa semakin tertarik untuk kembali datang ke Trawangan," katanya.
Tak kurang dari 124 peserta yang didominasi wisatawan mancanegara ikut menjajal tantangan Gili Strong Triathlon. Mereka terbagi dalam 34 team dan 30 peserta perorangan.
SEMANGAT BANGKIT. Panitia Gili Strong Triathlon yang sebagian bersar merupakan pelaku wisata di Gili Trawangan. (MP/Susan Susanti) |
Pantai utama di Gili Trawangan, terasa padat Sabtu siang hingga menjelang petang. Ratusan wisatawan, nusantara dan mancanegara, juga masyarakat setempat memenuhi bahu jalan di sepanjang lintasan Triathlon. Ingin melihat dari dekat event sport tourism yang menggabungkan lari marathon, renang, dan bersepeda itu.
Sambil menyaksikan para peserta Triahlon yang berjuang menaklukan rute lari sejauh 7 Km, renang 600 meter, dan bersepeda 5 Km, mereka meneriakan yel-yel pemberi semangat kepada peserta yang melintas.
Sesuai namanya, Gili Strong Triathlon memang membuktikan kekuatan optimisme Gili Trawangan untuk kembali bangkit dan menata diri kembali menjadi destinasi unggulan NTB.
"Bagi kami pelaku wisata di sini, semangat itu yang utama. Karena dengan begitu kita juga menularkan optimisme yang sama pada masyarakat dan juga wisatawan yang datang. Bahwa Gili Trawangan sudah makin mantap dan selalu siap menerima kunjungan," kata GM Warna Hotel Bar & Restaurant Trawangan, Ricky Rikardus Jumas.
Stand kuliner di Gili Strong Triathlon. (MP/Susan Susanti) |
Gili Strong Triathlon seperti menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan, terutama wisatawan yang menghabiskan liburan akhir tahun mereka di Gili Trawangan.
Seorang wisatawan asal Yogyakarta, Iva Karina mengaku sangat senang berlibur di Gili Trawangan dan bisa menyaksikan Gili Strong Triathlon.
"Bukan saja keindahan pantai dan potensi wisata baharinya, Gili Trawangan ternyata juga asyik jadi destinasi sport tourism," katanya.
Apalagi, kata Iva, rangkaian Gili Strong Triathlon juga diwarnai dengan atraksi budaya dan pameran produk kerajinan.
Belajar Recovery dari Trawangan
Gili Trawangan merupakan bagian dari rangkaian tiga gili eksotis di perairan utara pulau Lombok. Bersama Trawangan, ada Gili Air dan Gili Meno.
Secara administratif, tiga Gili ini masuk ke dalam wilayah Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Peserta Gili Strong Triathlon di lintasan renang 600 meter di pantai Gili Trawangan.(MP/ Susan Susanti) |
Trawangan juga menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Lombok Utara, yang terdampak gempa bumi Juli-Agustus lalu.
Kerusakan sejumlah sarana dan dramatisme proses evakuasi ribuan wisatawan pasca gempa melanda Lombok, sontak memukul sektor pariwisata di sana.
Tapi kecepatan Gili Trawangan untuk bangkit dan kembali bergeliat bisa diraih dengan semangat dan sinergitas semua pihak terkait di sana. Para pelaku wisata dan masyarakat punya semangat dan optimisme yang sama untuk membenahi diri pasca bencana dan melakukan berbagai upaya memulihkan kondisi.
"Ini yang luar biasa di Gili, Trawangan, Air dan Meno. Kita punya semangat bersama untuk bangkit, kita lakukan apa yang kita bisa untuk meyakinkan wisatawan. Berliburlah ke Gili, semua sudah baik-baik saja," kata Kepala Desa Gili Indah, M Taufik.
Saat ini dari data yang dikumpulkan Mandalika Post, setidaknya rata-rata 600-800 orang wisatawan berkunjung ke Trawangan setiap hari. Meski belum mencapai catatan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai 1.500 orang perhari, tapi setidaknya ini awal yang baik di penghujung 2018 untuk menyongsong 2019 yang semakin baik lagi.
MASUK PAK EKO. Wisataewan nusantara, Mas Eko, ikut meramaikan Gili Strong Triathlon di Gili Trawangan. (MP/Istimewa) |
Bupati Lombok Utara, H Najmul Akhyar mengatakan, pariwisata Lombok Utara berangsur membaik terutama di Gili Trawangan. Hal ini juga disampaikan Bupati Najmul saat menerima kunjungan delegasi pemerintah negara bagian Selangor, Malaysia, di Lombok Utara pekan lalu.
"Walau di beberapa lokasi (di Lombok Utara), kami masih berjuang memulihkan kondisi dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, tapi di sektor pariwisata Lombok Utara mulai membaik. Trawangan sudah pulih, dan kunjungan wisatawan berangsur pulih," katanya. (*)
Editor : Panca Nugraha