IRING-IRINGAN. Sejumlah perempuan membawa makanan dalam iring-iringan menuju Masjid Kuno Songak, dalam tradisi Bejango tahun 2017 lalu.(MP/Dok.Saeful Yakin) |
LOMBOK TIMUR - Masyarakat Desa Songak, Kecamatan Sakra, Lombok Timur, masih sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal para leluhur.
Kearifan lokal yang hingga kini lestari dan mewarnai kehidupan sosial di sana, menjadi potensi tersendiri untuk dikembangkan sebagai Desa Wisata Budaya.
Salah satu event budaya yang masih lestari dan diselenggarakan turun temurun di Desa Songak adalah Bejango.
Bejango menjadi wahana melepas kerinduan antar kerabat, dan juga masyarakat asal Songak yang merantau ke luar Desa bahkan keluar daerah.
"Bejango ini maknanya silahturahmi, sudah dilaksanakan sejak dulu turun temurun. Jadi diaspora Songak yang ada di luar daerah akan pulang ke kampung," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Drama Jagat Desa Songak, Saeful Hakul Yakin, Jumat (21/12).
Tahun ini, Pokdarwis Darma Jagat bersama tokoh budaya Songak mengangkat event Songak Bejango Bliq dalam kemasan yang lebih menarik dengan beragam rangkaian kegiatan sejak 18 Desember hingga 27 Desember mendatang.
Menurut Saeful, tradisi turun temurun Bejango itu tak lepas dari keberadaan Masjid Kuno Songak, di Desa itu.
Masjid yang dipercaya telah berdiri di abad ke 13 Masehi atau sekitar tahun 1309 itu, hingga kini masih berfungsi, baik untuk fungsi kemasjidan maupun untuk ritual budaya.
"Dulu ada pesan dari leluhur Songak. Bahwa kalau kita rindu dengan para leluhur, dan rindu pada saudara yang jauh, bisa melalui Bejango ini, dan ini selalu berpusat di Masjid Kuno Songak," katanya.
Cerita turun temurun menyebutkan Masjid Kuno Songak didirikan oleh Penyiar Islam di abad ke 13 bernama Ki Sanga Pati.
Nama Ki Sanga Pati itu yang konon menjadi cikal bakal nama Desa Songak.
Di sekitar kompleks Masjid Kuno Songak juga ada makam leluhur Songak, Raden Mas Komala Jagat dan Dewi Mong Mertak Tilam Negari.
"Pesan orantua dulu, kalau rindu dengan nenek moyang, ya kita bisa lakukan dengan ritual budaya. Melakukan napak tilas di Masjid Kuno dan makam itu," katanya.
Saeful mengatakan, rangkaian event Budaya Songak Bejango Bliq saat ini sudah berjalan, antara lain sejumlah lomba, dan sarasehan budaya yang mengkat tema peran generasi muda dalam melestarikan budaya dan potensi wisata Songak.
Namun, puncak kegiatan ritual akan diselenggarakan pada hari Kamis, 27 Desember mendatang.
"Memang tradisinya begitu, puncaknya dilaksanakan Senin atau Kamis. Sehingga tahun ini kita laksanakan pada Kamis 27 Desember," katanya.
Biasanya, setiap tahun pelaksanaan Bejango diawali dengan berkumpulnya masyarakat di Masjid Kuno Songak, dengan berjalan beriring-iringan.
Event Beganjo Bliq diharapkan bukan hanya menjadi tradisi yang menanamkan nilai-nilai silahturahmi, tapi juga mampu mengangkat potensi wisata Desa Songak ke depan.
Sebab, sepanjang rangkaiannya, sejumlah kegiatan seni dan budaya juga ditampilkan.
Salah satu minuman tradisional khas Songak bernama Serbat, juga akan dihidangkan bagi tamu yang datang.
"Serbat ini minuman khas dari bahan kayu-kayuan. Rasanya mirip wedang jahe, dan hanya keluar selama Ramdhan dan ketika Bejango ini," kata Saeful.
Menurut Saeful, tahun ini merupakan tahun ke delapan, event Bejango dikemas dalam promosi pariwisata.
Hanya saja, sejak dilaksanakan pertama kali pada 2011 silam, perhatian Pemda Lombok Timur masih kurang.
Tahun ini, ia bersyukur Pemda Lombok Timur mau memperhatikan.
"Kami sudah komunikasi dengan Bupati, dan kami sampaikan bahwa event budaya seperti ini sangat strategis untuk melestariskan tradisi budaya dan kearifan lokal," katanya.
Pokdarwis Darma Jagat Desa Songak terus berupaya mengambangkan potensi wisata Desa Songgak, dan berharap kelak Desa Songak bisa ditetapkan sebagai Desa Wisata di Lombok Timur.
Saeful mengundang masyarakat yang ingin menyaksikan keindahan dan keunikan event budaya Bejango ini.
"Teman-teman Pokdarwis dari desa lain juga akan datang. Ada juga yang mau bawa tamu wisatawan mancanegara," katanya.
Akan Didampingi APII Lombok Timur
Ketua APII Lombok Timur, Baiq Agustina Widiawati (MP/Istimewa) |
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Pariwisata Islami Indonesia (APII) Lombok Timur, Baiq Agustina Widiawati mengaku bangga dengan kreativitas Pokdarwis dan para pemuda Desa Songak yang menyelenggarakan event Songak Bejango Bliq ini.
Menurut Baiq, ke depan pihaknya akan melakukan pendampingan dan pembinaan untuk mendorong Desa Songak menjadi Desa Wisata.
"Semua desa yang punya potensi wisata di Lombok Timur akan kita dampingi dan kita bina ke depannya. Kami bangga Desa Songak mengadakan event Bejango Bliq ini, semoga bermanfaat," katanya.
Baiq mengatakan, event Bejango Bliq merupakan salah satu potensi budaya yang perlu dilestarikan.
"Sehingga harapan kami semua desa wisata dan destinasi di Lombok Timur punya kegiatan budaya yang bernuansa Islami," katanya. MP02