BERBINCANG HANGAT. Dra Hj Purwaningsih Sutiarti berbincang hangat dengan kaum perempuan saat blusukan di perkampungan nelayan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). |
MATARAM - Kondisi cuaca buruk beberapa pekan terakhir membuat masyarakat nelayan di Lombok dan sekitarnya benar-benar terpukul.
Dapur terpaksa ngebul seadanya akibat pemasukan yang minim lantaran tak bisa melaut seperti biasa.
Musim angin barat memang ibarat paceklik bagi para nelayan. Untuk bertahan mereka banyak yang menggadaikan barang berharga hingga perabotan rumah tangga sebagai jaminan pinjaman uang di koperasi-koperasi lepasan, atau biasa dikenal dengan sebutan bank rontok.
Hal ini membuat Dra Hj Purwaningsih Sutiarti turut prihatin.
Potensi kelautan dan perikanan kita yang sangat luar biasa, ternyata belum mampu terkelola dengan baik dan mensejahterakan masyarakat pesisir dan nelayan.
Purwaningsih mengakui, cuaca ekstrim memang membuat nelayan tak bisa melaut. Namun sebenarnya, jika ada pemberdayaan, maka kelompok nelayan masih bisa melakukan kegiatan produktif untuk mengisi waktu saat tak bisa melaut.
"Saya sudah turun ke beberapa lokasi kampung nelayan di Lombok. Ya kondisinya hampir sama karena memang ini musim cuaca ekstrim. Tapi harusnya ada pemberdayaan, masyarakat harus mulai diajak untuk tidak pasrah dengan keadaan," kata Purwaningsih Sutiarti, Sabtu (26/1) di Mataram usai berkunjung ke perkampungan nelayan di kawasan Bintaro, Ampenan.
Dalam kunjungannya ke kampung nelayan, sosok pengusaha wanita yang terkenal dekat dengan masyarakat ini disambut penuh gembira oleh masyarakat nelayan, terutama kaum ibu-ibu.
Di Bintaro, Purwaningsih mendengarkan aspirasi dan keluh kesah para nelayan dan berdialog ringan penuh keakraban.
Salah seorang nelayan, Fendi mengaku musim cuaca buruk seperti saat ini bisa membuat roda ekonomi nelayan terganggu hingga berbulan-bulan.
"Paling tidak bisa sampai tiga-empat bulan kami tidak bisa melaut. Akhirnya mulai berhutang, ini kondisi yang sulit," katanya.
Keluhan serupa datang dari masyarakat nelayan lainnya. Menurut mereka, biaya rumah tangga dan kebutuhan hidup tetap harus dipenuhi, sementara pendapatan bisa dibilang hampir nihil.
Memancing ikan di pesisir menjadi piihan terakhir untuk menambal sulam kebutuhan hidup di masa cuaca buruk seperti saat ini. Kondisi ini pun terjadi berulang setiap tahun.
PERJUANGKAN NELAYAN. Dra Hj Purwaningsih Sutiarti bersama masyarakat nelayan di Bintaro, Kota Mataram. Ia berjanji akan memperjuangkan nasib nelayan. |
Mendengar semua keluhan itu, Purwaningsih menanggapi dengan menanamkan semangat dan optimisme bagi masyarakat agar mulai membuat dan mengembangkan produk olahan hasil laut.
"Bisa mulai dikembangkan produk olahan dari ikan misalnya. Bisa menjadi kerupuk ikan, sambal ikan, dan semacamnya. Ini bila dikemas baik dan punya pasar yang jelas, tentu bisa menjadi solusi selama musim cuaca yang tidak berpihak seperti sekarang ini," kata Purwaningsih saat berbincang dengan masyarakat nelayan.
Ia mengatakan, potensi di Desa pesisir dan perkampungan nelayan di Lombok ada kelebihan yang beragam.
Kawasan pesisir yang punya keindahan alam, juga bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata pesisir berkonsep desa wisata.
"Di Yogyakarta itu ada juga destinasi tempat selfie yang instagramable. Itu biasa saja, tapi wisatawan yang datang hanya untuk selfie sangat banyak. Saya rasa di Lombok ini juga banyak potensinya, tinggal bagaimana masyarakat kita ajak dengan rasa optimis bahwa kita bisa mengembangkan potensi yang ada," katanya.
Dra Hj Purwaningsih Sutiarti merupakan Caleg DPR RI dari Partai Golkar Nomor Urut 5 Dapil NTB II/Pulau Lombok.
Wanita pengusaha fashion sukses ini merupakan putri kelahiran Lombok dan menyelesaikan pendidikan hingga tamat di SMAN 1 Mataram.
Maju ke dunia politik, Purwaningsih Sutiarti memfokuskan pendekatan pada pengembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di NTB.
"NTB ini luar biasa potensinya, dengan menggerakan sektor UMKM secara maksimal saya yakin NTB bisa semakin gemilang dan kesejahteraan masyarakatnya pun semakin membanggakan," katanya.
Ia mengaku terpanggil untuk mewakili masyarakat Lombok, NTB ke kursi DPR RI untuk bisa memperjuangkan nasib masyarakat kecil di sini, termasuk nasib para nelayan.
Sebab, menurutnya, hanya melalui jalur politik akan terbuka peluang untuk bisa mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah di tingkat pusat maupun daerah.
"Fokus saya ke pengembangan sektor UMKM, di sana sudah termasuk pemberdayaan kaum petani, nelayan, pengrajin, pedagang kecil dan asongan," katanya.