Bos Umbu : "Recovery Pariwisata Butuh Sinergitas"

Redaksi
Sabtu, Januari 26, 2019 | 00.27 WIB Last Updated 2019-01-25T16:27:16Z
KOMPAK BERSINERGI. Ketua DPD ASITA NTB, Dewantoro Umbu Joka bersama Kadis Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal dalam perayaan HUT ASITA ke 48, di Mataram.


MATARAM - Recovery atau pemulihan sektor pariwisata di Provinsi NTB membutuhkan kerja keras dan sinergitas banyak pihak khususnya stakeholders kepariwisataan.

Hal itu ditekankan Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) NTB Dewantoro Umbu Joka, Jumat (25/1), dalam perayaan HUT Asita ke-48 di Hotel Aston, Mataram.

Pria yang akrab disapa Bos Umbu ini  mengajak seluruh pelaku industri wisata untuk bahu-membahu bersama pemerintah daerah demi memulihkan sektor pariwisata NTB, khususnya Lombok.

Ia mengatakan, sektor pariwisata sangat berperan penting bagi roda perekonomian masyarakat Lombok yang menggantungkan hidup dari sektor ini.

Melesunya sektor pariwisata Lombok akibat gempa, kata dia, tentu juga akan berdampak bagi perekonomian masyarakat, terutama para pelaku industri wisata dan UMKM di Lombok.

"Kita harus kompak karena semua bertujuan meningkatkan kunjungan wisatawan yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat," ujar Bos Umbu penuh semangat.

Menurutnya, DPD Asita NTB terus mendukung langkah percepatan pemulihan sektor pariwisata Lombok yang sedang dilakukan Pemprov NTB dan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

"Ada pesan dari teman-teman Asita, kalau bisa pembenahan destinasi terus dilakukan agar semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Lombok," tukasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal mengakui jika sektor pariwisata Lombok sedang mengalami masa-masa sulit pascagempa pada tahun lalu.

"Pariwisata kita dalam posisi tertekan pascagempa, okupansi (hotel) sekitar 30 persen, baik di kota dan resort, ini PR besar bagi kita semua," katanya.

Angka okupansi yang berada di kisaran 30 persen, kata Faozal, menunjukan sektor industri perhotelan belum benar-benar pulih.

Persoalan lain, lanjut Faozal, juga datang dari harga tiket pesawat yang relatif begitu tinggi dan banyaknya pembatalan penerbangan di Bandara Internasional Lombok (BIL).

"Banyak cancel (pesawat) tapi tidak hanya di Lombok saja. Artinya kejadian ini hampir di semua tempat," kata Faozal.

Dinas Pariwisata NTB, kata Faozal, terus berkomunikasi dengan manajemen maskapai untuk dapat memberikan harga tiket pesawat yang lebih terjangkau agar wisatawan bisa kembali mengunjungi Lombok.

Faozal menambahkan, penurunan jumlah wisatawan sejatinya hal yang wajar saat masa sepi kunjungan atau low season setiap awal tahun.

Dia berharap, sektor pariwisata Lombok mulai kembali menggeliat pasca masa low season pada Maret atau April mendatang.

Dalam waktu dekat, kata dia, Pemprov NTB juga akan menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan manajemen AirAsia terkait Bandara Internasional Lombok sebagai hub AirAsia kelima di Indonesia.

"Pemprov NTB berharap Asita NTB tetap kompak dan terus membantu dalam kemajuan sektor pariwisata NTB ke depan," katanya.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bos Umbu : "Recovery Pariwisata Butuh Sinergitas"

Trending Now