HBK bersama istri Hj Dian Bambang saat melihat potensi hortikultura di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Foto Istimewa) |
MATARAM - Potensi sektor pertanian di Pualau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), tak akan habis-habisnya jika dikupas dan dibicarakan.
Namun, jika selalu hanya dalam tataran wacana dan wacana, tanpa ada aksi nyata, maka potensi yang ada hanya akan lekang dan tak membawa manfaat, faedah dan keuntungan apa-apa.
Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra, H Bambang Kristiono (HBK) mengajak masyarakat di Pulau Lombok untuk mulai melakukan aksi nyata mengembangkan potensi pertanian di daerah tinggal mereka.
"Semua potensi pertanian sudah tersedia, tanah yang subur, ketersediaan air yang mencukupi. Tinggal sekarang bagaimana mulai action, generasi muda jangan
ragu dan malu untuk bergelut di sektor pertanian ini. Contohnya Sembalun, dulu pernah berjaya sebagai sentra bawang putih nasional. Nah, kenapa sekarang tenggelam?, ini pertanyaannya. Harusnya potensi ini terus dikembangkan lebih bagus lagi," papar HBK didampingi isteri tercintanya , Hj. Dian Bambang Kristiono, , Jumat (18/1).
Kecamatan Sembalun di Lombok Timur yang berada di kaki Gunung Rinjani memang memiliki potensi yang luar biasa untuk pertanian hortikultura.
Di era 1990-an, daerah Sembalun sempat terkenal dan menjadi sentra produksi
bawang putih nasional.
Hanya saja, krisis ekonomi dan maraknya kebijakan impor bawang putih dari China, India dan Vietnam saat itu, membuat harga komoditi unggulan ini terjun bebas. Hal ini membuat petani rugi, dan masa kejayaan bawang putih di Sembalun pun perlahan meredup.
HBK mengatakan, hilangnya masa kejayaan itu bukan berarti potensi ikut
hilang. Geografis letak ketinggian, kesuburan tanah, dan potensi lainnya masih tetap sama dengan di era 1990-an.
"Anjloknya harga saat itu kan karena keadaan situasional, karena krismon dan kebijakan impor yang berlebihan. Tapi potensi ini masih ada, menunggu kita gali kembali dan ini harus bisa dijadikan modal untuk kita bangkit kembali meraih kejayaan itu," kata HBK.
Ia mengatakan, masyarakat petani di Sembalun bisa mulai kembali mendorong perluasan lahan tanam bawang putih. Apalagi varietas Sangga yang menjadi varietas unggulan nasional itu proses pembenihan dan pembibitan hanya bisa maksimal jika dilakukan di Sembalun.
Hal ini menjadi kekhasan dan daya dukung tersendiri bagi Sembalun, sebagai daerah andalan untuk mengembalikan kejayaan pertanian Lombok di masa depan.
"Tinggal bagaimana masyarakat, pemerintahan NTB dan kita semua mau tekun dan serius mengembangkannya kembali," tegasnya.
Impor dan Permainan Mafia Kartel
Caleg DPR RI dari Partai Gerindra Nomor Urut 1 untuk Dapil NTB II/Pulau Lombok ini, juga mengkritisi kebijakan impor bawang putih yang masih dilakukan pemerintah saat ini.
Impor, kata dia, seharusnya mulai dibatasi, sebab praktik kebijakan impor ini telah membuka peluang bagi para pelaku kartel untuk memanfaatkan kesempatan ini buat menangguk keuntungan dengan merugikan para petani kita.
"Dampaknya, harga bawang putih produksi petani kita bisa anjlok kapan saja, petani kita akan frustasi serta malas berkiprah di sektor ini lagi akibat dari ulah para mafia kartel ini," katanya.
Ia menegaskan, ketika petani mengembangkan komoditas unggulan daerah, seharusnya pemerintah mengimbangi dengan pengurangan impor dan juga pengawasan tata niaga komoditas tersebut, termasuk bawang putih.
"Karena itulah tugas pemerintah. Inshaa Allah kalau saya diberi mandat masyarakat Lombok duduk di kursi DPR RI nanti, hal ini akan saya perjuangkan sampai terwujud. Kalau kehidupan para petani kita mau sejahtera, maka pemerintah harus melindungi dan mendampingi mereka lewat kebijakan dan pengawasan yang menjamin kesejahteraan petani. Keberpihakan pemerintah harus jelas, jangan bicaranya ingin meningkatkan kesejahteraan petani kita tapi impor jalan terus", tegas HBK.
Swasembada Bawang Putih
Saat ini pemerintah tengah melakukan beragam upaya untuk meraih swasembada bawang putih nasional.
Kawasan Sembalun telah ditetapkan sebagai salah satu sentra bawang putih yang akan dikembangkan, bersama beberapa daerah lainnya.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, potensi lahan
tanam bawang putih di Sembalun saja mencapai 40.000 hektare.
Dari potensi ini, yang dimanfaatkan saat ini baru sekitar 5.000 hektare, berati peluangnya masih sangat besar.
HBK menilai, hal tersebut menjadi peluang baik bagi masyarakat petani terutama yang berada di daerah Sembalun, Lombok Timur.
Peluang dan potensi itu hanya bisa diraih hasilnya, jika ada semangat kolektif
dari masyarakat dan pemerintah NTB untuk masing-masing mengambil peran yang nyata.
"Yang penting masyarakat harus punya visi, keyakinan dan semangat yang sama untuk
mengembalikan kejayaan Sembalun ke depan," katanya.
Ke depannya, selaku legislator, HBK akan bekerja keras dan berjuang untuk mengarahkan dan mengontrol pemerintah agar kebijakan-kebijakan yang diambil lebih pro, lebih berfihak dan lebih melindungi para petani. MP02