MEMBANTU PERCEPATAN. Para Babinsa dan Fasilitator Sipil membantu Kelompok Masyarakat (Pokmas) menyusun administrasi yang dibutuhkan dalam proses rehab dan rekons PDB gempa NTB. |
MATARAM - Operasi Teritorial (Opster) TNI untuk membantu percepatan proses rehabilitasi dan rekonstruksi penanganan dampak bencana (PDB) gempa terus berjalan di NTB.
Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, yang juga selaku Dansatgas Opster TNI, melalui Kapenrem 162/WB Mayor Inf Dahlan, S.Sos., menjelaskan, hingga saat ini Opster sudah melaksanakan program pembuatan 70 unit rumah hunian sementara (Huntara) di dua lokasi terdampak gempa.
"Sebanyak 40 unit di Kabuapaten Lombok Utara dan sisanya 30 unit di Kabupaten Lombok Barat," kata Kapenrem Mayor Inf Dahlan, Rabu (30/1) di Mataram.
Opster juga melakukan pembuatan delapan unit sumur bor tersebar di seluruh wilayah terdampak gempa.
Selain itu, tambahnya, dalam Opster ini para Babinsa yang desa binaannya terkena dampak gempa, langsung menjadi Fasilitator berkolaborasi dengan para Fasilitator sipil yang memang sudah ada untuk proses percepatan rehab rekons.
"Para Babinsa bersama fasilitator sipil langsung mendampingi masyarakat mulai dari pendataan ulang rumah yang rusak ringan dan rusak sedang, membentuk Pokmas," katanya.
Setelah Pokmas terbentuk, para fasilitator terpadu ini kemudian membantu penyusunan administrasi rencana anggaran biaya (RAB) kebutuhan masing-masing Pokmas, membantu koodinasi dengan BPBD maupun Dinas Perkim Kabupaten/Kota, membantu koordinasi pembuatan rekening ke BRI hingga pembagian rekening dan pencairan dana dan melaksanakan pengawasan pada tahap rehab rekonsnya.
"Terkait dengan pencairan dana di BRI ini, Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mempermudah birokrasi dan administrasi sebagai persyaratan pencairan dana stimulan," kata Dahlan.
Babinsa Fasilitator TNI bersama Fasilitator Sipil yang tergabung dalam Fasilitator Terpadu Opster TNI untuk percepatan rehab rekons. |
Menurutnya, berbagai macam latar belakang dan pengalaman masyarakat yang tidak semua memahami proses pencairan dana stimulan itu, menjadi salah satu kendala di lapangan.
Untuk itu, sambung putra tana Samawa tersebut, keberadaan Fasilitator dan Babinsa untuk membantu memberikan solusi dan pemahaman serta pendampingan kepada masyarakat dalam proses pencairan dana stimulan sesuai prosedur sehingga bisa meminimalisir semua permasalahan pada level bawah dengan harapan target percepatan rehab rekon dapat tercapai.
Dahlan mengatakan, para Babinsa bersama Fasilitator saat ini, ada yang masih membentuk Pokmas baru, ada yang sedang membantu pembuatan dan pembagian buku rekening, koordinasi dengan BRI khusus.
"Para Babinsa dan fasilitator sipil tetap melakukan kegiatan yang menjadi bagian dari proses kegiatan percepatan rehab rekons ini," kata Dahlan.