BAHAS RINJANI. Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah saat membahas pengelolaan Rinjani bersama jajaran Balai TNGR. (Foto: Humas Pemprov NTB) |
MATARAM - Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah menekankan agar penataan kawasan destinasi wisata gunung Rinjani, harus dilakukan secara holistik dan melibatkan semua stakeholders terkait.
"Kita harus mampu untuk menata (kembali) Rinjani. Jangan setengah-setengah, harus serius serta fokus," kata Wagub Rohmi, Selasa (15/1) saat menerima audisensi jajaran Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan Dirjen Konservasi SDA & Ekosistem Kementerian LHK, di Ruang Rapat Wakil Gubernur NTB.
Audiensi dilakukan dalam rangka membahas Penanganan Pariwisata Alam Pasca Gempa, dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bentuk Penangkaran Rusa Kerjasama Antara Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dengan UNRAM.
Sitti Rohmi mengatakan, penataan Rinjani pasca gempa bumi harus melibatkan semua pihak berkepentingan, mulai dari Pemda, stakeholders terkait, hingga kelompok masyarakat.
Menata destinasi unggulan ini pun harus memperhatikan aspek ekonomis bagi masyarakat, selain aspek kelestarian lingkungan.
"Jadi harus dilihat bagaimana formulasinya, sehingga semua pihak merasa berkepentingan. Banyak sekali PR kita disini," tukasnya.
Karena itu, ia mengimbau agar seluruh stakeholder terkait harus mampu menjaga komunikasi yang baik, mampu duduk bersama dan menghasilkan solusi.
"Pemprov, TNGR, dan Pemerintah Kabupaten harus senantiasa duduk bersama dan berkomunikasi bersama," kata Rohmi.
Menurutnya, dengan komunikasi yang dibangun maka setiap potensi dan masalah bisa cepat diidentifikasi dan dicarikan alternatif solusinya.
"Itulah kenapa komunikasi jangan sampai terputus," tambah Rohmi.
Rohmi menegaskan, Pemprov akan terus berkomitmen mensupport dan serius menindaklanjuti sesuai regulasi yang berlaku.
"Insha Allah komitmen kita akan suport. Kita akan pikirkan serius, bagaimana rencana jangka panjang," katanya.
Wagub Rohmi juga menyinggung wajah wisata halal yang juga harus dipikirkan bagaimana penataannya di kawasan TNGR.
"Mari kita mengatur Rinjani ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Minuman keras, moralitas, walau tidak semuanya benar, namun perlu kita manage dan mulai berpikir untuk menjadikan Rinjani punya ciri khas tersendiri dan punya keistimewaan ketika mendaki," katanya.
Gunung Rinjani di Lombok, masih menjadi destinasi wisata unggulan di NTB yang tiap tahun bisa menyumbang lebih dari 150 ribu wisatawan mancanegara, terutama wisatawan minat khusus, yang mendaki Gunung Rinjani.
Kepala Balai TNGR, Ir Sudiyono menjelaskan, saat ini tercatat setidaknya ada 41 Desa di lingkar Gunung Rinjani.
Desa-Desa tersebut juga sangat potensial mendapakan manfaat ekonomis dari Rinjani.
Rinjani yang merupakan hulu dari 51 sungai di Lombok, membuka peluang bagus untuk destinasi wisata alam berupa air terjun dan pemandian alam di Desa lingkar Rinjani.
"Tapi belum ada kesepahaman mengenai sistem tiketing yang dapat diterima semua pihak sehingga masing-masing objek wisata masih mematok tiket masing-masing, padahal jika terintegrasi pendapatan dan manfaatnya akan jauh lebih besar," kata Sudiyono.
Selain itu, belum ada paket-paket wisata yang terkoneksi, antara pendakian Rinjani dengan destinasi lain di sekitarnya.
Saat ini Balai TNGR selaku pengelola kawasan sudah menerapkan sistem tiket online dan juga penerapan kuota pendakian.
"Untuk pembelian tiket kini secara online, dan ada kuota pendakian sehingga yang ingin berwisata di gunung Rinjani benar-benar bisa menikmati Rinjani," katanya.
Ia menyampaikan, ke depan Balai TNGR ingin membangun kerjasama pengelolaan satu tiket atau tiket bersama, antara Pemda dengan TNGR. K18