Asri Mardianto bersama Petinggi PDIP Djarot Saiful Hidayat. (Foto: Istimewa) |
MATARAM - Inisiator Lembaga Silaturrahim Fil Majelis, Asri Mardianto yang juga pemerhati petani mengatakan, penguatan lembaga sangat penting untuk memberdayakan petani. Kemitraan tersebut tidak hanya mendorong relasi antara petani dengan pengusaha, namun bagaimana dalam jangka panjang petani memiliki keberdayaan.
Asri menjelaskan, ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam pemberdayaan Lembaga. Pertama, harus ada ruang yang memungkinkan petani membangun ekspansi kapabilitasnya, salah satunya terkait transfer pengetahuan.
Kedua, dimensi pemberdayaan adalah menyusun kedaulatan dan kemandirian ekonomi.
Menurut Asri, desa merupakan tempat di mana sumber daya ekonomi berasal, dengan seluruh kekayaan yang beraneka ragam. Sayangnya, sumber daya ekonomi tersebut tidak dipegang oleh masyarakat setempat, melainkan berada di tangan pengusaha.
"Khususnya di lahan Petani Binaan Lembaga yang menerima Kegiatan Partai PDI Perjuangan di Petani untuk mensosialisasikan Jokowi Amin, ada 3 Desa tersentuh Program di Kecamatan Suela yang masuk kawasan pertanian sumber daya ekonominya tidak dipegang oleh desa, tapi korporasi atau pelaku usaha di luar desa itu sendiri. Kesejahteraan dan pemberdayaan itu sangat penting bagi petani," jelas Asri.
Ketiga, pemberdayaan itu tidak boleh lepas dari sistem nilai di masing-masing tempat. Setiap wilayah memiliki sistem nilai yang membangun pengetahuan dan kearifan lokal. Dengan memanfaatkan pengetahuan lokal, maka masyarakat bisa mengelola perekonomian Desanya namun tetap menjunjung kelestarian lingkungan.
"Karena pengetahuan dan sistem nilai yang basisnya ada di masing-masing wilayah cenderung diabaikan. Saya berharap agar praktek-praktek semacam ini bisa digali sehingga kekayaan dan pengetahuan lokal itu menjadi kekuatan dari program keberdayaan," tukasnya.
Menurut Asri, petani hanya menjadi penerima harga (price taker) dari transaksi yang ada. Untuk itu, petani harus membangun kemitraan atau membuat organisasi antar petani agar memiliki kekuatan untuk berdiri sendiri.
"Tidak ada petani yang menjadi price maker (pembuat harga). Sehingga, nantinya fungsi Pemberdayaan harus masuk pada isu terkait menjembatani petani untuk tujuan lebih besar, salah satunya menciptakan nilai tambah," ujarnya.
Ia menambahkan, untuk bisa mencapai tujuan pemberdayaan petani, ada beberapa prinsip yang harus dilakukan. Di antaranya, harus ada common understanding.
"Yakni pemahaman yang sama dan utuh antar Lembaga dan Petani yang hendak menjalin kerjasama sehingga bisa memenuhi kebutuhan semua pihak," kata Asri Mardianto.