Lalu Nofian Hadi, Caleg DPRD NTB dari PKS Nomor Urut 11 Dapil KLU dan Lombok Barat. |
LOMBOK BARAT - Pertumbuhan wirausaha baru tidak selalu berbanding lurus dengan besarnya modal dan seberapa banyak pangsa pasar yang dipastikan menjadi konsumen pelanggan.
Sepanjang ada kemauan dan keberanian mencoba berusaha, pasti banyak terbuka jalan dan peluang untuk meraih kesuksesan.
Semangat ini selalu disampaikan Lalu Nofian Hadi ketika mengunjungi masyarakat di Lombok Utara dan Lombok Barat, terutama kelompok ibu-ibu dan generasi muda millenial.
"Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini luar biasa. Dan ini sebenarnya bisa menjadi modal untuk terciptanya wirausaha baru. Ini yang coba saya tanamkan ke masyarakat, harus ada mindset yang mulai diubah bersama," kata Lalu Nofian Hadi, Caleg DPRD NTB dari PKS, Nomor Urut 11 Dapil Lombok Utara (KLU) dan Lombok Barat, Jumat (1/2).
Nofian mengatakan, jejaring media sosial merupakan bagian kemajuan IT yang bisa dimanfaatkan untuk wirausaha baru sebagai wadah promosi sekaligus transaksi.
"Pertumbuhan banyak start-up ternama di Indonesia, juga bermula dari wirausaha kecil yang mulai dipromosikan secara gratis melalui jejaring media sosial. Nah, kenapa di Lombok kita tidak bisa melakukannya?," katanya.
Di daerah Lombok Utara dan Lombok Barat, sejumlah Desa yang dikunjungi Nofian memiliki potensi sumber daya alam yang beragam.
Mulai potensi sektor pertanian, kelautan dan perikanan, hingga sektor industri kerajinan.
Jika potensi ini bisa digali dan dikemas dengan baik, papar Nofian, tentu akan membawa manfaat ekonomis bagi masyarakat.
"Tapi harus ada yang mau memulai. Sebab potensi sebesar apa pun hanya akan tetap menjadi potensi dan tidak bermanfaat apa-apa jika tidak mulai dikelola," katanya.
Nofian mengaku pernah merasakan nikmatnya pisang goreng kampung yang dijual pelaku UMKM di Desa Medana, Tanjung, Lombok Utara.
Ia menilai, kalau saja produk pisang goreng itu diberi toping cokelat atau keju, atau dikreasikan lebih, tentu tak kalah dengan produk "pisang goreng gendut" yang sudah sukses menembus pasar di Kota Mataram.
Nilai ekonomis produk juga akan meningkat karena tampilan dan kemasan yang lebih menarik.
Untuk mendukung pemasaran, selain gerai offline tentu saja jejaring medsos dan Start-up bisa dimanfaatkan untuk promosi online. Dengan demikian, jangkauan pasar tidak terbatas pada radius maksimal gerai offline saja, tapi juga bisa ke luar Kabupaten.
"Pisang goreng ini hanya salah satu contoh kecil saja. Masih banyak jajanan, masakan kuliner, atau produk kerajinan yang sebenarnya bisa didorong lebih maksimal," katanya.
Pemanfaatan jejaring medsos untuk mendukung pertumbuhan wirausaha baru, menurut Nofian, secara tidak langsung juga akan memberi edukasi pada masyarakat tentang bagaimana menggunakan medsos secara bijak sekaligus meminimalisir dampak negatifnya.
"Daripada ibu-ibu dan generasi muda kita hanya pakai Medsos unttuk update-update status atau bahkan berkomentar yang tidak-tidak, lebih baik kan ini dimanfaatkan secara positif untuk usaha,"katanya.
Menurutnya, upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan pertumbuhan wirausaha baru juga harus mulai memperhatikan hal ini terutama membangun basis jejaring start-up.
Selama ini, masalah klise wirausaha yang identik dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah soal akses permodalan, mutu produksi, dan juga jejaring pemasaran.
Namun, ada hal yang abai diperhatikan yakni sikap mental dan mindset masyarakat yang harusnya benar-benar dipersiapkan sebelum menekuni bidang usahanya.
"Ini yang terus saya lakukan ketika turun ke masyarakat. Saya coba ajak masyarakat untuk berpikir adaptif terhadap kemajuan teknologi, dari hal terkecil memanfaatkan medsos untuk mulai mempromosikan
usaha," katanya.
Bagi Nofian, usaha dengan modal sebesar apapun pasti akan mengalami susut omzet dan pendapatan jika tak mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi di era milenial saat ini.
Ia bertekad jika kelak terpilih dan mendapat amanah duduk di kursi DPRD Provinsi NTB, hal utama yang akan dilakukannya adalah mendorong lebih banyak program ekonomi pemerintah yang menyentuh sektor industri, UMKM, dan pemanfaatan teknologi untuk menunjang sektor ini.