Gelar Lombok Travel Mart di Bonjeruk, ASPPI NTB Promosikan "Desa Rasa Belanda" di Lombok Tengah

Redaksi
Senin, Februari 25, 2019 | 18.49 WIB Last Updated 2019-02-28T03:16:28Z
PERSIAPAN LTM VI. Ketua Panitia LTM VI, Leja Kodi bersama Sekjen ASPPI NTB, Badrun dan jajaran ASPPI NTB saat rapat persiapan Lombok Travel Mart (LTM) VI di Mataram. (Foto: Panca Nugraha) 


MATARAM - Lombok Travel Mart (LTM) yang menjadi agenda tahunan Assosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) NTB, tahun ini digelar dengan konsep yang berbeda dengan sebelumnya.

Kegiatan yang diestimasikan melibatkan sekitar 150 buyers domestik dan mancanegara ini, akan dihelat di Desa Bonjeruk, Lombok Tengah.

Desa yang kaya sejarah dan bangunan peninggalan masa penjajahan Belanda ini, juga menyuguhkan view alami dan asri, serta beragam atraksi budaya dan kuliner lokal yang menarik.

"Ini LTM yang ke VI, kita coba angkat sesuatu yang berbeda. Kita ingin mengangkat potensi heritage, di Desa Bonjeruk ini masih banyak peninggalan (masa penjajahan) Belanda yang bisa jadi destinasi baru," kata Ketua Panitia LTM VI, Leja Kodi, Senin (25/2) di sela rapat persiapan LTM VI bersama jajaran ASPPI NTB di Leko Coffe Shop, Mataram.

BACA JUGA : Dukung Percepatan Recovery, ASPPI NTB Segera Gelar LTM VI 

Wanita energik yang akrab disapa Ingoe itu menjelaskan, potensi Desa Bonjeruk untuk dikemas sebagai destinasi wisata baru berbasis pedesaan sangat besar.

Apalagi, desa yang dulunya bernama Bondjeroek ini menjadi saksi sejarah akulturasi budaya, karena pernah menjadi salah satu pusat pemerintahan Hindia Belanda di Lombok di zaman kolonial dulu.

Masih ada bangunan Puri atau semacam pusat perkantoran peninggalan Bondjeroek Hindia Belanda, bangunan rumah peninggalan Belanda, dan juga sebuah Masjid bernama Masjid Raden Nunu Unas.

"Ini menjadi keunggulan khusus yang dimiliki Bonjeruk, jadi semacam "Desa Rasa Belanda" di Lombok," kata Ingoe.

BACA JUGA : Lombok Travel Mart, Cara Inovatif ASPPI NTB Mendorong NTB Bangkit

Gelaran LTM VI di Desa Bonjeruk, papar Ingoe juga melibatkan partisipasi aktif Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa itu. Harapannya agar benefit dan multiplier efect-nya dapat dirasakan juga oleh penduduk setempat.

Selain bangunan peninggalan Belanda, atraksi budaya  dan kuliner khas juga ada di Desa Bonjeruk.

Ingoe mengatakan, dipilihnya Bonjeruk sebagai lokasi LTM VI juga untuk mempromosikan bahwa Lombok memang kaya destinasi wisata yang beragam.

BACA JUGA : Ini Gairah Pelaku Wisata Menyambut MotoGP 2021 di Mandalika

Pada LTM I 2014 silam, ASPPI NTB mencoba mempromosikan kawasan Sekotong di Lombok Barat, LTM II 2015 kawasan Gunung Tunak di Lombok Tengah, LTM III 2016 kawasan Pantai Pink di Lombok Timur, LTM IV 2017 kawasan Gili Air di Lombok Utara, dan LTM V 2018 kawasan Benang Setokel di Lombok Tengah.

"Nah dari LTM sebelumnya kan kita sudah dorong promosi potensi pantai, gili, dan gunung. Tahun ini kita ingin promosikan kekuatan desa, karena selama ini kan atraksi kita kurang ya, sementara ada banyak desa yang punya potensi untuk atraksi ini," katanya.

Sekjen ASPPI NTB, Badrun mengatakan, hingga saat ini sedikitnya 150 buyers sudah mengkonfirmasi untuk menghadiri LTM VI di Desa Bonjeruk, Lombok Tengah.

"Selain Buyers Domestik, juga ada mancanegara dari Malaysia, Korea, dan Singapura," katanya.

Sementara untuk Sellers setidaknya akan melibatkan 50-an sellers terdiri dari hotel dan travel agent di NTB.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Gelar Lombok Travel Mart di Bonjeruk, ASPPI NTB Promosikan "Desa Rasa Belanda" di Lombok Tengah

Trending Now