H Lalu Hadrian Irfani. (Istimewa) |
MATARAM - Keberadaan orang orang cerdas (jenius) di NTB yang memiliki bakat otodidak dan multi talenta perlu ditelisik keberadaannya agar mereka bisa diajak untuk membangun NTB dari berbagai disiplin dan spesifikasinya.
"Orang-orang genius yang multi talenta sejatinya memiliki kekuatan dan sumber daya yang hebat jika digali dan diarahkan untuk kemajuan daerah NTB," kata Ketua DPW PKB NTB, H Lalu Hadrian Irfani.
Menurutnya, selain di lembaga pendidikan umum, Pondok Pesantren juga menjadi salah satu wahana untuk menelisik keberadaan orang-orang jenius.
Apalagi karakter dasar orang yang memiliki kemampuan otodidak kerap tidak mau menonjolkan bakat dan kecerdasan alami yang mereka miliki. Tetapi jika diberikan beban tanggungjawab, orang orang jenius pasti akan buktikan kehebatannya .
"Saya pikir Ponpes-Ponpes kita punya orang-orang, santri dan santriwati yang kemampuannya di atas rata-rata, tapi tidak muncul ke permukaan. Disini lah Pemerintah Daerah perlu menelisik," katanya.
Caleg DPRD NTB dapil VII Lombok Tengah No urut 1 mengatakan, lingkungan sekitar tempat berinteraksi terkadang tidak menganggap penting kecerdasan multi-talenta karena keterbatasan ruang gerak dan pergaulan.
Akibat situasi tersebut, orang jenius kerap menyendiri di balik kekuatan yang mereka miliki. Padahal kemampuan itu bisa digunakan untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan daerah di berbagai sektor.
Hadrian mengatakan, Pemda NTB perlu menelusuri dan mendata keberadaan orang orang jenius ini, termasuk di pesantren.
Stimulan dan Investasi SDM
Selanjutnya mereka ini perlu diberikan ruang utk mengekpresikan bakat dan kemampuannya agar kelak menjadi investasi SDM yang unggul, asli dan khas NTB.
Pondok Pesantren dinilai punya potensi strategis. Apalagi selama ini masih muncul stigma Pesantrean sebagai lembaga pendidikan "kelas dua" dan identik dengan santri yang kurang mampu.
"Dalam kerangka membangkitkan Marwah dan Prestise Ponpes di NTB, Pemda NTB perlu memberikan stimulan terkait dengan program investasi SDM untuk pesantren," katanya .
Kepedulian Pemda NTB dalam penggalian bakat multitalenta bisa diwujudkan dalam tindakan praktis seperti secara periodik adakan lomba cipta karya orang genius, fasilitasi maupun memberikan super visi untuk orang orang multi talenta tersebut.
"Orang jenius karena bakat alaminya pasti banyak di NTB, termasuk di pesantren. Masalahnya adalah kemampuan para stakeholder di NTB untuk menggali dan menelisik keberadaan orang-orang jenius ini," tukas Hadrian yang juga Bendahara PP RMI ( Rabithan Ma'hid Islamiyah ) atau Asosiasi Pondok Pesantren NU.
Menurut Hadrian, di negara-negara maju, orang-orang dengan talenta khusus dan jenius sangat dicari. Bahkan beberapa lembaga pemerintahan dan NGO ada yang secara khusus melakukan hal ini.
"Mereka khusus mencari dan mentracking orang yang memiliki bakat otodidak," katanya.
Ia memaparkan, sumber daya di Pesantren tak bisa diremehkan. Misalnya saja, jika seorang santri muda sudah mampu hafizd Al Qur'an, maka ini indikasi ia memiliki bakat dan kemampuan lebih. Ini kemudian yang harus dikelola dan ditelisik bakat dan kekuatan sesungguhnya dari santri tersebut.
Lombok yang dikenal dengan julukan Pulau Seribu Masjid tentu memiliki SDM yang tersembunyi di setiap pesantren yg perlu diamati individu-individunya.
"Kecakapan menangkap bakat dan skill ini salah satu upaya untuk menggali potensi lokal agar kelak mampu bersaing," kata Hadrian.
Lalu Hadrian Irfani mengapresiasi upaya Pemprov NTB yang saat ini tengah giat mendorong pemuda NTB belajar hingga ke luar negeri. Sementara di daerah, Pemprov NTB juga menunjukan keberpihakannya dengan berupaya menciptakan pendidikan yang murah dan terjangkau.
Misalnya dengan menanggung beasiswa penuh bagi mahasiswa NTB yang sekolah di Poltekpar Negeri Lombok.
"Artinya sudah ada kepedulian Pemprov untuk meningkatkan SDM NTB ini dengan berbagai terobosan. Nah, satu hal yang perlu dilakukan juga yakni menelisik bakat potensial tadi," tukasnya.