Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provisni NTB H Lalu Saswadi. (Foto: Ari) |
MATARAM - Di saat mulai bangkit pasca bencana gempa bumi, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di NTB kembali menerima pukulan cukup keras akibat mahalnya harga tiket pesawat dan kebijakan bagasi berbayar.
Salah satu UMKM yang merasakan dampaknya yakni Nutsafir produk olahan kacang-kacangan khas Lombok. Mengingat produknya, cukup dikenal sampai keluar daerah.
“Waktu gempa itu omzet kita 50 persen dan sekarang ada kenaikan harga tiket dan kebijakan bagasi berbayar hanya 30 persen,” ungkap Pemilik usaha Nutsafir, Sayul Wibawati Jumat (15/2) di Mataram.
Menurutnya, pasca gempa saja para UMKM di NTB untuk bangkit saja cukup sulit mendapatkan omset hingga 50 persen, ditambah dengan adanya kebijakan tersebut, justru mengalami penurunan hingga 70 persen. Hal ini membuatnya sedikit kesulitan, karena dampaknya cukup besar, tidak hanya pada pariwisata saja tetapi UMKM juga.
“Dampaknya yang terasa untuk kita UMKM sangat besar, karena yang langsung datang kesini saja mereka mau beli 2 atau 3 box harus berfikir dulu,” ujarnya.
Dikatanya, tidak hanya UMKM saja yang berdampak, namun hal ini juga di alami oleh sejumlah pusat oleh-oleh. Di mana biasanya, pengujung atau wisatawan datang untuk berbelanja dengan nilai yang banyak. Tetapi sejak adanya kenaikan dan kebijakan bagasi berbayar semakin membuatnya menurun. Bahkan, ia saja biasanya jika sedang high season bisa mencapai hingga 100 kilo.
“Jadi sekarang itu satu hari bisa produksi 20 kilo, sudah luar biasa. Jadi satu hari itu bisa 20-30 kilo dan itu untuk produk yang benar-benar habis,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provisni NTB H Lalu Saswadi mengatakan memang banyak keluhan dari para pelaku usaha, terkait dengan adanya kenaikan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar. Namun hal bukan hanya terjadi di NTB saja, tetapi secara nasional.
“Ini harus ada kebijakan dari nasional, kan ini bukan hanya di Lombok saja tetapi semuanya. Karena tidak mungkin Pemerintah Daerah (PEMDA) saja yang berkerja,” ujarnya.
Dikatakannya, untuk saat ini dari sisi pariwisata juga belum kembali pulih, sehingga hal ini juga berdampak pada UMKM. Biasanya pada awal tahun, akan terjadi lonjakan kunjungan wisatawan domestik dan mancan negara, namun justru kini tidak ada. Mengingat wisatawan memberi peluang besar bagi UMKM saat ini dalam masa pemulihan.
“Secara umum awal tahun itu biasanya banyak wisatawan yang datang dan juga berpengaruh dengan jumlah uang yang masuk,” ucapnya.
Untuk itu, Saswadi menyarankan agar para pelaku usaha ini juga bisa memasarkan produk mereka melalui digital marketing. Meskipun harga kargo juga mengalami kenaikan, tetapi mereka bisa menaikan harga jual, sehingga usahanya tetap berjalan.
“Seharusnya digital marketing itu yang dimanfaatkan UMKM kita, agar mereka tidak hanya memasarkan hanya disini saja keluar juga bisa,” jelasnya. MP05/Ari