Kepala OJK NTB, Farid Faletehan. (Foto: Ari Hariyati) |
MATARAM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat kredit pembiayaan terbesar tersalurkan hingga per-Desember 2018, didominasi oleh sektor perdagangan besar eceran, perawatan mobil dan sepeda motor mencapai sebesar 23 persen.
“Itu di posisi Desember Rp 737 miliar dan ini nilainya terbesar dari 5 sektor lainnya,” ujar Kepala OJK Provinsi NTB, Farid Faletehan, Selasa (19/2) di Mataram.
Ia menjelaskan, perdagangan eceran merupakan sektor terbesar yang dibiayai oleh fintech landing sejauh ini.
Di mana di sektor tersebut rata-rata level usahanya adalah mikro, menyusul berikutnya adalah sektor rumah tangga
“Sektor rumah tangga seperti beberapa peralatan elektronik itu nilainya sebesar Rp 495 miliar atu 15,97 persen,” ujarnya.
Sedangkan untuk 3 sektor lainnya yaitu, Jasa persewaan sebesar Rp 320,56 miliar porsinya 10,22 persen, kemudian untuk nilainya lebih tinggi bukan lapangan usaha lainnya Rp 272 miliar atau 8,69 persen dibandingkan dengan pertanian kehutanan hanya sebesar Rp 267 miliar atau 8,5 persen.
“Perusahaan pembiyaaan ini bisa terus di percaya dan berjalan bagus, sampai dengan per Desember 2018 itu sebanyak Rp 3,137 triliun,” ungkapnya.
Karena itu, ke depannya ia terus berharap kerja sama antara fintech lending dengan perbankan dapat terus ditingkatkan. Dengan demikian, fintech lending dapat menjadi perpanjangan tangan perbankan guna menggarap kredit usaha mikro.
Tidak heran dengan temuan bahwa mayoritas penyaluran dana fintech landing masuk ke nasabah kredit mikro.
Menurutnya, hal ini terjadi karena fintech bisa menjadi alternatif pilihan pinjaman bagi pelaku usaha mikro yang rata-rata unbankable.
“Fintech ini kan memang persyaratannya mudah banget. Di mana UKM ini kan susah masuk ke bank. Mereka pasti akan mencari alternatif,” katanya. MP05/Ari