Duo Caleg Muda, Ahmad SH dan Syawaludin.(Kolase/Istimewa) |
MATARAM - Meski proses umumnya tetap sama, Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2019 dinilai bakal lebih seru dari Pileg 2014 silam.
Munculnya Caleg-Caleg Muda Petarung secara Head to Head setidaknya telah meningkatkan kesadaran berpolitik masyarakat calon pemilih, terutama para millennials, akan membawa arena Pileg 2019 menjadi ajang tempur Caleg Muda dengan mengadu kapabilitas dan intergritasnya.
"Pileg 2019 ini merupakan tahun kemunculan politisi muda yang harus cukup mempunyai kapabilitas dan integritas untuk berani bertarung. Di sini menariknya, karena kesadaran berpolitik masyarakat juga semakin membaik maka Pileg kali ini bisa jadi battlefiled (medan tempur) bagi Caleg-Caleg Muda," kata Sekretaris DPC Partai Nasdem Lombok Tengah, Ahmad Syamsul Hadi, Senin ( 18/2) .
Menurut Ahmad, fenomena ini dapat dilihat dari banyaknya politisi muda yang mengisi posisi pimpinan Partai. Selain itu, tahun 2019 juga menjadi tahun puncak bermigrasinya para aktivis memasuki gelanggang demokrasi elektoral di Pemilu 2019.
"Hal ini akan mempengaruhi peta politik (dalam) pertarungan Pileg," katanya.
Ahmad mengatakan, bagi Partai Nasdem, saat ini adalah momentum yang tepat bahwa rakyat harus mulai diorganisasikan oleh Partai untuk bisa mempunyai kesadaran dalam memilih calon wakil mereka.
"Partai NasDem berkomitmen sebagai partai modern untuk menjadi pelopor perubahan di Lombok Tengah. Anti Mahar dan Berintegritas," tegas Ahmad Syamsul Hadi, yang juga Caleg DPRD Lombok Tengah Dapil 1 Nomor Urut 1 dari Partai Nasdem.
Bagi Ahmad, munculnya generasi-generasi muda dan mempunyai kesiapan bertarung dalam kontestasi perebutan kekuasaan di Pileg 2019 merupakan kemajuan pendidikan politik di Lombok Tengah.
Menurutnya, arah pembangunan Lombok Tengah harus mulai ditata secara lebih seksama, terutama di sektor pertanian dan pariwisata.
"Sudah saatnya Lombok Tengah sebagai mercusuar pembangunan di NTB. Dalam segala aspek. Ini yang akan saya perjuangkan nantinya," tegas Ahmad.
Selain itu, tambah dia, persoalan-persoalan mendasar masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur juga harus menjadi prioritas utama di samping persoalan lainnya.
Saatnya Yang Muda Meraih Suara
Tak jauh beda dengan Ahmad, Sawaludin, Caleg DPRD Lombok Timur Dapil 2 No Urut 2 Partai Gerindra, juga menekankan Pileg 2019 sebagai momen Caleg muda meraih suara.
Awenk - sapaan akrab Sawaludin - mengatakan, Pileg 2019 ini juga memperlihatkan trend dan budaya politik baru di masyarakat. Gagasan dan kredibilitas jadi taruhan, sebab masyarakat pemilih sudah cerdas.
"Masyarakat pemilih kita sudah banyak berkembang dalam hal pemahaman politik. Saya yakin, money politic pun tak bisa mengubah pilihan mereka, apalagi yang millennials," kata Awenk.
Maju dengan partai besutan Prabowo Subianto, Awenk yakin bisa menjadi petarung tangguh di ajang Pileg 2019 untuk DPRD Lombok Timur.
Sebagai daerah dengan sumber daya alam sangat besar dan juga junlah penduduk yang padat, ia bertekad untuk memperjuangkan keseimbangan.
"SDA, kekayaan alam harus dimanfaatkan sebesar besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Keseimbangan pengelolaan SDA dan SDM ini yang akan saya perjuangkan," tegasnya.
Meski berasal dari dua Parpol berbeda, dan berdiri dalam perjuangan Pilpres yang tak sama, Ahmad dan Awenk tetap punya kesamaan.
Muda, berlatar belakang aktivis, berpengalaman mengadvokasi aspirasi akar rumput, dan mereka sama-sama punya visi yang benar benar bisa diandalkan untuk perubahan kemajuan daerah.