Sekretaris KPAD NTB, Suhermanto. (Foto: Ariyati Astini) |
MATARAM - Penyebaran kasus HIV/AIDS di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup tinggi.
Data Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) NTB mencatat, secara komulatif sejak tahun 2002 hingga Maret 2019 setidaknya jumlah penderita HIV/AIDS di NTB mencapau 1.648 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 743 orang positif mengidap virus HIV, dan 905 orang lainnya dinyatakan positif menderita AIDS.
Kasus-kasus itu menyebar di 10 daerah Kabupaten/Kota di wilayah NTB.
"Penyebarannya di Kabupaten/Kota di NTB. Mataram merupakan Kota yang paling banyak (kasus tercatat) disusul Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Bima dan Kota Bima," kata Sekretaris KPAD NTB, Suhermanto, Jumat (8/3) di Mataram.
Suhermanto menyatakan, dari kategori penyebaran kasus usia yang terjangkit sudah mulai menyebar ke kalangan muda atau remaja berkisar 20-24 tahun.
Sementara dari kelompok profesi, kasus HIV/AIDS justru didominasi kaum ibu rumah tangga (IRT).
"Yang mendominasi rata-rata ibu rumah tangga, mungkin karena suaminya sering gonta-ganti pasangan jika suami sedang di luar rumah atau daerah," katanya.
Berdasarkan data, jumlah IRT terjangkit HIV AIDS sebanyak 325 orang, Wanita Pekerja Seksual (WPS) 82 Orang, TKI dan mantan TKI 89 orang, tidak bekerja 260 orang, wiraswasta 372 orang, PNS/Honorer 69 orang, dan oknum anggota TNI/Polri 30 orang.
"Penyebabnya dominannya hubungan sex, heteroseksual dan homoseksua," katanya.
Menurutnya, kasus HIV/AIDS ini ibarat fenomena Gunung Es, yang nampak hanya permukaannya saja.
Sebab, masih ada stigma dan keengganan masyarakat untuk memeriksakan dirinya ke pusat-pusat layanan yang sudah tersedia di daerah ini.
Suhermanto tak menampik, jumlah yang terdata kemungkinan akan bertambah.
"Sehingga kita terus lakukan sosialisasi agar masyarakat memeriksakan kesehatan mereka. Dan kita rutin melakukan pengecekan," katanya. MP05/Ari