GILI BEGIBUNG. Nikmati eksotisme Gili Trawangan dari sisi berbeda. |
LOMBOK UTARA - Komunitas Geligili di Gili Trawangan menggagas event Gili Begibung, yang akan digelar pada Sabtu, 23 Maret mendatang.
Selain untuk menarik kunjungan wisata ke pulau eksotis di perairan Lombok Utara, Gili Begibung juga menawarkan sisi lain keindahan Trawangan.
Tak melulu keindahan bahari dan kemeriahan party, Gili Trawangan juga punya banyak atraksi seni budaya dan kearifan lokal yang menarik dinikmati.
"Selama ini kan orang hanya tahu bahwa Trawangan itu ya pantainya ya party-nya. Lewat Gili Begibung ini kita mencoba promosikan dari sisi berbeda, bahwa Gili Trawangan juga punya kearifan lokal, kita punya budaya, punya tradisi dan punya juga kekayaan kuliner lokal, yang juga dapat menjadi daya tarik (wisata) nantinya," kata Ketua Panitia Gili Begawe, Lalu Kusnawan, Selasa (5/3) di Gili Trawangan.
Kusnawan mengatakan, event Gili Begibung ini terinisiassi dari ide bersama komunitas Geligili untuk berbuat sesuatu dalam mendorong normalisasi kunjungan wisata ke Gili Trawangan terutama di masa low season.
Gagasan ini murni swadaya komunitas bersama masyarakat setempat untuk menyuguhkan sesuatu yang berbeda di Gili Trawangan.
Event Gili Begibung akan menampilkan atraksi seni budaya dan kearifan lokal masyarakat yang membawa wisatawan merasakan pengalamannya langsung.
"Kita akan ajak wisatawan ini berinteraksi langsung dengan masyarakat dan kearifan lokalnya. Kita juga akan menjelaskan apa sih (makna filosofi) Begibung itu," katanya.
Begibung sendiri berarti prosesi makan bersama para undangan dalam sebuah acara masyarakat, seperti ketika ada perkawinan dan hajatan lainnya.
Biasanya, beberapa orang akan bersila bersama dan makan bersama di satu nampan. Menu yang disajikan adalah masakan khas lokal Lombok.
Beberapa nilai baik yang bisa dipetik dari proses Begibung ini ialah filosofi kebersamaan, kegotong-royongan, dan kesetaraan.
"Para peserta Begibung akan bersila sama rendah. Dan saat Begibung atau makan pun ada aturan-aturannya yang mengajarkan kita menghargai satu sama lain. Nilai-nilai baik dari kearifan lokal ini yang akan kami sampaikan ke wisatawan," katanya.
Menurut Kusnawan, event Gili Begibung diharapkan bisa menjadi event rutin yang digelar tahunan di Gili Trawangan.
"Kami ingin tawarkan sisi lain eksotisme Gili Trawangan," katanya.
Dengan event semacam ini, papar Kusnawan, diharapkan juga menghidupkan semangat pelaku UMKM di Gili Trawangan.
Sekilas Event Gili Begibung
Event Gili Begawe menargetkan melibatkan 250 wisatawan asing.
Selain itu, juga melibatkan penduduk lokal, pelaku pariwisata dan para undangan.
"Setiap partisipan akan merasakan pengalaman menjadi bagian dari ritual sakral ini," kata Ahmad Kusuma, anggota Komunitas Geligili.
Kegiatan akan dimulai dengan iring‐iringan para peserta perempuan lengkap dengan pakaian adat akan berbaris dengan menyunggi dulang (talam yang ditutup dengan penutup bakul khas Sasak Tembolak berupa tudung nasi berwarna merah terbuat dari pandan) yang berisi nasi berjalan menuju lokasi acara.
Iring‐iringan ini diikuti oleh penampilan kesenian traditional gamelan Sasak yg disebut tawaq‐tawaq sepanjang perjalanan menuju lokasi acara.
Para pengantar berjalan satu baris tanpa boleh saling mendahului sebagai penghormatan terhadap sesama.
Tiba di lokasi acara tetua adat akan memimpin serah terima yang disebut Sorong serah dalam acara serah terima ini pengantar dulang juga disambut oleh kesenian traditional lainnya yang disebut Kecodak.
Kemudian dulang akan diberikan dari pengantar nasi ke para pemuda yang telah menunggu kehadiran para pengantar.
Setelah ritual do'a selesai selanjutnya dilakukan ritual njukutan yaitu mengisi lauk ke dalam talam berupa makan khas suku sasak yaitu : lawar/ebatan, sate tanjung, ares, lebuy kelaq santen, gule lemaq/daging.
Proses ini dilakukan oleh para pemuda yang dipimpin oleh tetua adat. Kemudian tetua adat/Pembayun akan berceramah untuk mengingatkan kembali kepada seluruh undangan tentang filosofi yang terkandung dalam kegiatan.
Tetua Adat selanjutnya akan memimpin doa yang dimaksudkan untuk rasa bersyukur dan penghormatan kepada Tuhan dan Leluhur.
Acara makan bersama dimulai dengan dihibur oleh tembang dan bunyi seruling.
Kemudian Acara puncak adalah performence dari pertemuan dua kesenian tawaq‐tawaq dan kecodak.
Kedua group kesenian akan beradu menunjukan keterampilannya masing‐masing untuk menghibur para undangan yang hadir.
Konon dari pertemuan kedua kesenian ini lahir sebuah bentuk kesenian baru yang disebut "Gendang beleq", kesenian yang saat ini sangat populer di Lombok dan selalu ditampilkan pada acara‐acara adat.
Peserta kemudian diberikan waktu untuk berphoto bersama unsur pengisi acara sebagai memorable.
Penyerahan sertifikat dan souvenir merupakan akhir dari acara Gili Begibung 2019.
Lebih Detil Gili Begibung, KLIK DISINI