H Irzani "Batik Ijo". (Istimewa) |
MATARAM - Pembangunan infrastruktur daerah yang ramah disabilitas, terutama di sektor pariwisata dinilai akan memberi dampak yang signifikan bagi peningkatan tingkat kunjungan wisata ke suatu daerah.
Calon Anggota DPD RI Nomor Urut 30, H Irzani juga mendorong pembangunan inklusif disabilitas di NTB yang saat ini terkenal sebagai destinasi wisata dunia.
"Ini penting dilakukan, selain untuk menjamin hak akses bagi penyandang disabilitas di NTB, pembangunan infkusif disabilitas juga membuka peluang lebih banyak wisatawan yang bisa datang ke Lombok dan Sumbawa ini," kata Irzani yang akrab disapa Batik Ijo, Sabtu (23/3).
Menurut Irzani , Hak akses dan keseimbangan pembangunan yang mengakomodir kepentingan dan kebutuhan masyarakat berkelebihan khusus diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Hak Akses Penyandang Disabilitas.
Ia melanjutkan, di beberapa daerah, Pemda membentuk Rencana Induk Pembangunan Inklusif Disabilitas (RIPID) yang merupakan salah satu penjabaran dari undang-undang tersebut.
"Tujuannya untuk mengubah paradigma terhadap difabel sebagai obyek belas kasihan (charity-based) menjadi subyek atas dasar hak asasi manusia (human rights-based) dilandasi dengan perundangan, " kata Batik Ijo
Hubungan akses disabilitas dengan pariwisata
Irzani mengungkapkan, sebuah survey pariwisata dari Singapura menyebutkan 60 persen potensi wisatawan abroad luar negeri atau lintas mancanegara berusia di atas 50 tahun, di mana 80 persen di antaranya ialah mereka membutuhkan sarana dan fasilitas ramah disabilitas.
"Survey itu menyebutkan, bahwa sebagian besar wisatawan berduit itu adalah mereka yang sudah pensiun, lanjut usia, tapi memiliki banyak waktu dan uang untuk jalan-jalan ke luar negeri," papar Irzani.
Survey juga menyebutkan, meski bukan berarti mereka penyandang disabilitas sejak lahir, namun banyak wisatawan berduit yang menggunakan kursi roda karena faktor usia.
Menurut Irzani, potensi ini akan sulit ditangkap oleh destinasi wisata yang belum ramah disabilitas, dan para wisatawan kelas atas ini akan cenderung mencari destinasi wisata yang memberi kemudahan bagi mereka.
Irzani memuji langkah Pemda Lombok Utara yang sudah mulai menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah (Musrenbangda) yang melibatkan kelompok pemuda, kaum perempuan, dan juga penyandang disabilitas.
Ia berharap hal itu menjadi cikal bakal untuk menggugah good will dari Pemda lainnya di NTB ini.
Sebab menurutnya, pembangunan inklusif disabilitas memang harus dilakukan dengan melibatkan komunitas difable sejak dari tahap perencanaan, pembangunan, hingga evaluasi.
"Intinya dengan pembangunan inklusif disabilitas ini kita bukan saja memberi perhatian dan memenuhi hak-hak difable di daerah, tapi juga memberi kemudahan dan menarik potensi wisatawan lebih banyak lagi datang ke NTB ini, karena ada kemudahan untuk aksesnya," katanya.
Terlebih, papar dia, Lombok akan menjadi lokasi MotoGP di tahun 2021. (*)