Abdul Qadir Al-Jaelani. (Istimewa) |
MATARAM - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Mataram Abdul Qadir Al-Jaelani menyayangkan statemen HMI Kota Mataram atas tidak perlunya rencana kunjungan kerja (Kunker) Presiden Jokowi ke Nusa Tenggara Barat pada, Jumat (22/3).
“Presiden itu Pemimpin Bangsa ini, Pemimpin di seluruh negeri, sudah semestinya sebagai pemimpin negeri menyapa dan melihat rakyatnya dari dekat, termasuk masyarakat Lombok NTB. HMI jangan lebay lah," katanya, Kamis (21/3) di Mataram.
Pihaknya menghormati sikap Ketua Cabang HMI, tapi jika alasan menolak kedatangan Presiden misalnya atas isu korban gempa yang tidak ditangani, dinilai tida tepat.
"Jangan lantas menyalahkan semuanya ke Presiden, coba cek di Pemprov atau daerah bagaimana akselarasinya? Jika masalahnya di daerah, kenapa tidak tiap hari demo Pemprov dan Pemdanya?," tukasnya.
Menurut Abdul Qadir, Presiden telah menyediakan alokasi dana yang besar untuk korban gempa, itu sudah diatur dalam anggaran APBN.
"Kunjungan beliau ke Lombok juga mengecek langsung Rumah korban gempa yang telah dibangun," katanya.
Ia menegaskan, jangankan Presiden, jadi Ketua Cabang organisasi mahasiswa sebuah Kota/Kabupaten, jika ada komisariat dan kampus yang menolak Ketua Cabangnya, itu saja menggangu kerja, apalagi kelas Pemimpin Bangsa.
"Menolak atau tidak itu hak masing masing, tapi jika Pemerintahan benar, masak kita masih sok sokan asal tolak?," cetus AQJ.