M Samsul Qomar. (Foto: Abdul Azis) |
LOMBOK TENGAH - Sektor pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih melemah, termasuk di Lombok Tengah.
Selain dampak pasca gempa bumi 2018 yang melanda sebagian pulau Lombok, lemahnya industri pariwisata juga diperparah dengan masa low season dan harga tiket pesawat mahal serta bagasi berbayar.
"Ya kan kita sedang menghadapi banyak cobaan situasi yang sulit dan bencana alam karena itu berdampak pada situasi pariwisata kita. Tapi saya berharap masyarakat dan pelaku wisata harus tetap optimis," kata Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Lombok Tengah, Muhammad Samsul Qomar, Kamis (21/3) di Kota Praya, Lombok Tengah.
Menurutnya, saat ini Lombok Tengah sudah agak mampu menekan tindakan kriminalitas dan lebih teratur dalam penataan UMKM dan pedagang asongan di destinasi wisata yang ada.
"Tapi kan kondisi ekonomi yang susah ini, apalagi tiket pesawat mahal, jelas akan berdampak pada dunia pariwisata. Karena orang berwisata juga kan keterkaitan dengan uang. Semakin mahal ya semakin susah orang mau melancong," tukasnya.
Samsul Qomar mengatakan, meski kondisi saat ini masih melemah tetapi tetap ada harapan untuk sektor pariwisata Lombok Tengah ke depan.
Apalagi, saat ini kawasan KEK Mandalika sudah ditetapkan sebagai lokasi international grand prix untuk MotoGP tahun 2021.
Ia berharap, dalam kondisi saat ini hendaknya Pemda dan masyarakat pelaku wisata berbenah dan memperbaiki destinasi yang ada.
Stakeholders terkait juga diharapkan lebih banyak melakukan sosialisasi dan promosi destinasi wisata Lombok Tengah.
"Sehingga saat masa high season mulai Agutus dan seterusnya kita sudah semakin siap menerima kembali kunjungan wisata. Kita harus optimis, semangat tidak boleh hilang kalau ingin benar-benar membangun konsep pariwisata," katanya.
Sementara itu, belajar dari pengalaman gempa bumi 2018, sudah seharusnya semua pihak mulai memikirkan langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi kejadian seperti bencana alam.
"Dalam hal ini mitigasi bencana sangatlah penting, kata Dosen IKIP Mataram, Taufiq S, Kamis (21/3) saat dihubungi wartawan.
Menurutnya, masyarakat harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang kebencanaan karena sebagai mana kita ketahui daerah kita termasuk dalam kawasan rawan bencana.
"Sehingga ketika terjadi bencana mereka sudah tahu langkah-langkah yang harus mereka lakukan," katanya.
Terlebih untuk daerah pariwisata, semua pihak yang terlibat di dalamnya harus juga dibekali dengan pengetahuan akan keselamatan khususnya yang bersifat preventif.
Taufiq berharap, ketika mereka sudah dibekali dengan pengetahuan mengenai kebencanaan, pada saat terjadi bencana mereka mengetahui bagaimana cara menyelamatkan diri dan orang lain. MP03/Abdul Azis