MATARAM - Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah membuka kegiatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) melalui Pertemuan Rapat Koordinasi Teknik (Rakontek) Terpadu Bidang Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rabu (13/3) di Hotel Golden Palace Lombok, Mataram.
Pembukaan Rakerkesda 2019 Provinsi NTB dihadiri Menteri Kesehatan RI, Prof Nila Moeloek beserta jajaran Kemenkes RI, Ketua TP PKK Provinsi NTB Dr Hj Niken Saptarini Widyawati, perwakilan pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota se NTB, dan Dinas-dinas terkait lainnya.
''Rakerkesda harus mempunyai target yang besar, harus benar-benar bisa memberikan kontribusi yang positif terhadap pembangunan kesehatan di Nusa Tenggara Barat,'' kata Ummi Rohmi dalam sambutan.
Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah dalam pembukaan Rakerkesda Provinsi NTB 2019. |
Ia menegaskan, masalah kesehatan harus diatasi dari hulu terutama terkait pola hidup bersih dan sehat pada masyarakat. Selain itu pemerintah daerah dan stakeholders di bidang kesehatan harus bisa memastikan bahwa program-program kesehatan benar-benar dirasakan masyarakat.
''Sekarang yang menjadi tugas kita yaitu bagaimana program yang bagus ini, betul-betul terimplementasi sampai dengan masyarakat bawah, bagaimana menyelesaikan masalah kesehatan ini dari titiknya atau dari hulu,'' tegasnya.
Ummi Rohmi mengatakan, program revitalisasi Posyandu yang tengah dilakukan Pemprov NTB diharapkan dapat berjalan dengan baik. Sebab, dengan revitalisasi itu, Posyandu bisa menjadi ujung tombak pemetaan masalah kesehatan di tingkat hulu di Dusun atau Desa.
''Mudah-mudahan dengan kerja kita bersama, kita memiliki pandangan yang sama tentang kesehatan ini, sehingga apapun hasil dari rapat ini bisa memberikan efek yang baik terhadap pembangunan kesehatan di NTB," Wagub Ummi Rohmi.
Rakerkesda Bahas Lima Isu Utama
Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi NTB Nurhandini Eka Dewi mengatakan, Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Nusa Tenggara Barat (NTB) 2019, membahas lima isu utama di bidang kesehatan.
Lima masalah itu antara lain penekanan angka Stunting, penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, penyakit tidak menular, penanggulangan TBC, dan maksimalisasi imunisasi.
“Persoalan Stunting, penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi dalam 7 hari pertama kehidupan, penyakit tidak menular, TBC dan Imunisasi, menjadi isu utama yang akan kita bahas dalam pertemuan ini,” kata Nurhandini Eka Dewi.
Menurut Nurhandini, Rakerkesda merupakan lanjutan dari Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas), yang sudah menetapkan garis-garis kebijakan yang harus dilakukan di daerah. Sehingga Rakerkesda tingkat NTB, juga membicarakan tindak lanjutnya di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota di NTB.
Permasalahan utama yang dibahas dalam diskusi Rakerkesda selama 4 hari mulai 11 sampai 14 Maret, akan menghasilkan Rencana Aksi (Renaksi) yang menjadi rekomendasi dan dikerjakan serta ditindaklanjuti oleh kabupaten/kota se- NTB.
Nurhandini Eka mengatakan, upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tidak cukup hanya mengandalkan kerja keras saja, namun perlu sinergi dan sinkronisasi semua pihak, baik pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan kesehatan serta sosialisasi kebijakan terbaru baik pusat maupun daerah.
Dalam Rakerdasda tersebut, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Ketua TP PKK Provinsi NTB dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, kemudian dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat kader PKK dan kader Posyandu oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB.