KAMPUNG TANGGAP BENCANA. Sekda Lombok Utara, Drs H Suardi meresmikan kamoung tanggap bencana di Dusun Karang Bedil, Tanjung, Lombok Utara. (Foto: Humaspro Lombok Utara) |
LOMBOK UTARA - Menindaklanjuti terbentuknya Asosiasi Gabungan Aplikator RISHA Indonesia (G-RISHA), dimana percepatan pembangunan rumah warga terdampak gempa menjadi agenda utama untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi di kawasan terdampak bencana, Pemda Lombok Utara meresmikan kampung tangguh bencana berbasis Rumah Tahan Gempa RISHA dan penetapan zonasi di Kabupaten Lombok Utara (KLU) oleh Bupati Lombok Utara yang diwakili oleh Sekretaris Daerah KLU Drs. H. Suardi, MH., bertempat di Dusun Karang Bedil Tanjung (27/4).
Hadir pula bersama Sekda KLU pada peresmian tersebut, Kalak BPBD KLU Muhadi, SH, unsur PUPR, pemerintah Desa Tanjung dan Kadus serta masyarakat Dusun Karang Bedil. Mewakili Bupati Lombok Utara, Sekda KLU Drs. H. Suardi, MH., diawal sambutannya menyampaikan Lombok Utara paling banyak terdampak gempa dibandingkan dengan daerah lain, terutama kerusakan rumah.
Maka dari itu banyak mendapatkan perhatian, baik dari pemerintah maupun pihak donatur lain.
"Upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah, salah satunya mencari aplikator yang tetap bisa berkordinasi dengan BPBD. Harapan kami, rumah yang dibangun melalui kesepakatan dengan warga sehingga tidak ada masalah kemudian hari serta mudah mengurus prosedurnya," tandas Sekda.
Dalam rangka percepatan, lanjutnya, silakan Kepala Dusun dan Kalak BPBD serta lainnya bermusyawarah sesuai dengan harapan Bupati Lombok Utara. Lantaran kawasan permukiman, supaya ada percepatan dalam pembangunan rumah RTG, termasuk kategori RISHA.
Ketua Asosiasi Gabungan Aplikator Risha Indonesia (G-RISHA) Syarifuddin menjelaskan bahwa yang menjadi pekerjaan rumah bersama terutama aplikator RISHA Indonesia, masih banyak rumah yang harus diselesaikan.
Untuk itu, lanjutnya, perlu proses distribusi lebih cepat dengan cara menentukan zonasi-zonasi kawasan, sehingga masyarakat bisa menempati rumahnya saat puasa atau pun lebaran nanti.
"Sampai hari ini, kami punya stok hampir 2800 unit, dengan prioritas tiga bulan mendatang sebanyak 1000 unit RTG RISHA. Kalau ini kita bisa sepakati, maka lebaran besok, bapak ibu bisa menempati rumahnya," imbuhnya.
Dalam konteks percepatan, tambahnya, ada tiga hal yang dilakukan. Pertama, pada tataran kebijakan, kedua, pada tingkat pelaksanaan, ketiga, melalui gotong royong.
Pada akhir acara, mewakili Bupati Lombok Utara, Sekda KLU Drs. H. Suardi, MH kemudian meresmikan dan menetapkan zonasi kampung tangguh bencana berbasis RTG RISHA di Dusun Karang Bedil Tanjung. (*)