OKUPANSI HOTEL. Lombok Astoria Hotel, okupansi meningkat meski belum banyak tamu domestik. (Istimewa) |
MATARAM - Okupansi sejumlah hotel di Kota Mataram menunjukan trend meningkat akhir pekan ini. Meski begitu, sumbangan peningkatan okupansi masih didominasi tamu lokal NTB.
Hal ini sekaligus menunjukan bahwa kabar harga tiket pesawat yang turun belum berpengaruh signifikan pada angka kunjungan wisata ke Lombok, sepanjang pekan ini.
"Okupansi alhamdulillah ada peningkatan akhir pekan ini. Tapi memang dominan lokal," kata Marketing Communication Lombok Astoria Hotel, Adelia, Jumat (5/4) di Mataram.
Marcom Lombok Astoria Hotel, Adelia. (Istimewa) |
Total 165 kamar tersedia di hotel bintang 4 di Kota Mataram itu, dengan rerata bulanan okupansi masih berkisar pada 35 persen per Maret lalu.
Namun, menurut Adelia, sumbangan tamu datang dari kegiatan MICE yang diselenggarakan pemerintah daerah maupun institusi swasta, lokal NTB.
"Tiket (turun) sepertinya belum berpengaruh. Karena tamu dari luar (daerah) itu kita belum banyak, nggak seperti tahun lalu sebelum gempa. Sekarang ini dominannya masih dalam Kota saja yang buat acara (di Astoria)," kata Adelia.
Kunjungan wisata ke Lombok memang belum normal dibanding bulan yang sama di tahun sebelumya. Dampak bencana gempa bumi Juli-Agustus 2018 masih dirasakan, dan harga tiket pesawat yang mahal menambah sulit kondisi ini.
Sama seperti hotel lainnya di Lombok, sejumlah promo diluncurkan Lombok Astoria Hotel untuk dapat bertahan dan meningkatkan okupansi.
Astoria masih memberlakukan diskon harga kamar hingga 58 persen dari harga publish.
Kemewahan dan kenyamanan kamar hotel yang biasa seharga di atas Rp1 juta, kini bisa dinikmati dengan setidaknya Rp600 ribu permalam.
"Selain itu kami juga bikin promo untuk menu makanan, dan kegiatan inisiatif lain untuk meningkatkan okupansi," kata Adelia.
Pergerakan tamu domestik ke Lombok memang belum bergerak naik, meskipun harga tiket pesawat diklaim sudah turun.
Jika dilihat dari angka penerbangan yang tercatat di Lombok International Airport (LIA), rerata pergerakan pesawat dalam pekan ini masih relatif sama dengan bulan-bulan sebelumnya.
Data PT Angkasa Pura I LIA menyebutkan, dalam empat hari terakhir 1-4 April, pergerakan pesawat rata-rata per hari berkisar 25-30 (datang), dan 25-30 pesawat (pergi).
Jumlah penumpang rata-rata perhari berkisar 2.100 - 2.800 penumpang datang, dan 2.100 - 2900 penumpang pergi.
Kondisi ini masih relatif belum berubah dari bulan Maret lalu, dimana total pesawat datang mencapai 934 pesawat dengan total penumpang 86.031 penumpang datang. Sementara pesawat pergi mencapai 930 pesawat dengan total penumpang 86.678 orang.
Rerata pergerakan pesawat di LIA yang rerata perhari masih di bawah angka 65 pesawat (datang dan pergi) ini menunjukan masih sangat rendah dibanding bulan yang sama pada tahun 2018 lalu yang mencapai 90-100 lebih pergerakan pesawat datang dan pergi di LIA.
Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) NTB, Ahmad Ziadi mengatakan, pengumuman penurunan harga tiket pesawat penerbangan oleh pemerintah pertanggal 1 April lalu memang belum berdampak signifikan.
Apalagi, harga tiket di sejumlah aplikasi online masih terpantau cukup tinggi untuk tujuan Lombok.
"Untuk sementara belum ada dampak yang signifikan, namun jumlah reservasi mulai meningkat," katanya.
Dijelaskan, program promosi Lombok Travel Mart (LTM) VI yang digelar ASPPI pada Januari lalu, sebagian travel agent sudah merasakan hasilnya.
Namun sebagian klien masih trauma dan masih mengeluh harga tiket masih terlalu tinggi.
"Selain faktor trauma dan mahalnya harga tiket juga karena jelang Pemilu dan ditambah lagi di bulan Mei kita berhadapan dengan bulan puasa," katanya.
Hal serupa diungkapkan, GM Hotel JM Kuta, Samsul Bahri.
"Untuk wisatawan domestik memang belum ada dampak," kata Samsul.
Hotel JM yang terletak di kawasan wisata Pantai Kuta, Lombok Tengah, saat ini lebih banyak tamu mancanegara.
"Okupansi memang ada peningkatan skitar 10 persen dari bulan sebelumnya. Tapi dominan masih wisatawan mancanegara, dan mereka datang dengan mandiri. Rata- rata mereka reservasi secara online," katanya.
Samsul mengatakan, kemungkinan masih rendahnya wisatawan domestik ke Lombok disebabkan Pemilu 2019 yang akan diselenggarakan serentak pada 17 April mendatang.
"Kami berharap kebijakan pemerintah terkait penurunan harga tiket pesawat penerbangan bisa terlihat setelah Pemilu 17 April mendatang,"katanya. MP/Gra/Abdul Azis