Wakil Presiden RI, HM Jusuf Kalla dalam silaturahmi kebangsaan di Hotel Lombok Raya, Mataram. (Foto: Humas Pemprov NTB) |
MATARAM - Wakil Presiden RI, H. Muhammad Jusuf Kalla menggelar silaturrahmi kebangsaan.
Didampingi Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, Wapres JK menggelar kegiatan itu, Sabtu (6/4) di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian kunjungan kerja pria kelahiran Sulawesi Selatan itu di NTB.
Sebelum menggelar kegiatan tersebut, orang nomor dua di Indonesia itu terlebih dahulu meninjau proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Desa Teratak, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah.
Pada silaturrahmi yang diinisiasi Jenggala Center NTB dan Tim Permata tersebut, Gubernur dan JK tiba di lokasi acara sekitar pukul 16.00 WITA. Diawali dengan penanyangan video hasil pembangunan pemerintah Jokowi-JK, Gubernur menyampaikan selamat datang kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla di NTB.
Doktor Zul, sapaan akrab Gubernur NTB itu mengaku Wapres JK merupakan sosok yang tidak hanya tokoh politik. Namun juga sosok yang mengayomi dan mengajarkan banyak hal kepada para juniornya. JK kata Doktor Zul merupakan sosok yang hangat, dekat dengan siapa saja serta mudah ditemui oleh siapapun.
Dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi di NTB lanjut Gubernur, Wapres JK telah banyak membantu pemerintah daerah. Sehingga, saat ini proses tersebut dalam berjalan baik dan cepat.
Karena itu, Gubernur menyampaikan terima kasih kepada Wakil Presiden yang telah hadir di NTB, menyaksikan dan memantau jalannya proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
Sementara itu, Wapres JK menjelaskan sudah saat masyarakat Indonesia memikirkan kepentingan bangsa.
"Politik itu lima tahun, tapi persahabatan itu seumur hidup," ungkap JK di hadapan ratusan masyarakat yang hadir.
Bangsa ini kata JK, harus diutamakan ketimbang mempertentangkan masalah politik.
Sebab, berbicara bangsa, berbeda dengan negara.
Negara, jelas JK, hanya sebatas batas wilayah dan jumlah penduduk. Namun bangsa, menyangkut persatuan, persahabatan, kemajuan serta kesejahteraan.
Maka, JK meminta semua pihak untuk bergegas bergerak, memikirkan seperti apa bangsa ini ke depan serta apa yang perlu dilakukan.
"Kita memang banyak perbedaan, karena negara kita berbentuk kepulauan. Namun, perbedaan itu bukan halangan untuk bersatu," jelasnya.
Karena itu, memomentum pesta demokrasi 17 April 2019 mendatang merupakan saat yang tepat untuk memilih pemimpin terbaik untuk bangsa ini.
Meski mendebarkan katanya, namun Pemilu itu menjadi harapan semua pihak akan masa depan bangsa yang lebih baik.
JK juga mengingatkan bahwa banyak negara di dunia ini yang akhirnya bangkrut, penuh konflik dan masalah, lantaran faktor pemimpin yang tidak mementingkan masyarakat. Terlebih lagi, banyak koruptor yang menghancurkan masa depan bangsa.
Karena itu, JK mengajak masyarakat untuk memiliki pemimpin terbaik untuk masa depan bangsa ini. MP05/Ari