Ketua BPPD NTB, Anita Achmad. |
MATARAM - Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah menyusun pemetaan zonasi wisata Lombok berbasis potensi pariwisata destinasi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah promosi dan memantapkan upaya-upaya meraih target promosi pariwisata NTB ke depan.
"Kami sekarang itu sedang proses maping, (seperti) zonasi pariwisata. Jadi dengan map itu wisatawan jadi tahu mana wilayah untuk berwisata halal, mana untuk konvensional. Ini untuk memudahkan promosi," kata Ketua BPPD NTB, Anita Achmad kepada Mandalika Post, Rabu (8/5), di Mataram.
Menurut Anita, gagasan membuat map atau pemetaan zonasi wisata Lombok berbasis potensi destinasi ini didapat dari masukan sejumlah pelaku wisata termasuk di Australia.
Pertemuan dengan pelaku wisata Australia juga dilakukan dalam penjajakan kerjasama menjelang dimulainya rute penerbangan AirAsia Perth-Lombok, yang rencananya akan dimulai Juni mendatang.
"Setelah saya bertemu dengan teman-teman (pelaku wisata) Australia, yang mereka inginkan itu bagaimana kita harus bisa memetakan. Misalnya wisata halal tuh di sini tempatnya, kalau mau night live bisa ke daerah Senggigi, kalau mau party anda bisa ke Gili, kalau mau pergi ke daerah geopark bisa ke Rinjani, dan sebagainya," kata Anita.
Ia mengatakan, proses pemetaan sedang dilakukan BPPD NTB, nantinya peta wisata Lombok ini akan dicetak dan juga tersedia secara online menggunakan aplikasi digital.
Maping zonasi wisata Lombok ini, papar Anita, juga untuk memperkuat branding Lombok sebagai destinasi wisata halal atau halal tourism, tanpa mengesampingkan potensi wisata konvensional. Sebab selama ini, masih terjadi salah persepsi terutama bagi wisatawan mancanegara memahami konsep wisata halal ini.
"Bagi wisatawan yang tidak paham, mereka berpikir bahwa kalau itu (wisata halal) berarti mereka nggak bisa datang ke Lombok. Nah ini yang harus diluruskan, bahwa halal tourism di sini adalah bagaimana Lombok menyediakan fasilitas dan kemudahan untuk muslim traveler dalam beribadah, makanan halal dan sebagainya. Tapi di lain sisi wisatawan konvensional juga tetap merasakan kenyamanan yang sama, karena pariwisata ini kan sifatnya universal ya," katanya.
Anita memaparkan, untuk wisata halal sendiri BPPD NTB mendorong agar Islamic Center NTB lebih maksimal ditata dan dikelola sebagai ikon wisata halal daerah ini. Sebab sejauh ini, dari sisi pariwisata Islamic Center hanya dipromosikan dalam event tahunan Festival Pesona Khazanah Ramadhan di bulan Ramadhan semata.
Tahun ini, Festival Pesona Khazanah Ramadhan juga akan digelar di Islamic Center NTB, 11 Mei hingga 4 Juni 2019 mendatang.
Anita mengatakan, event Festival Pesona Khazanah Ramadhan 2019 tentu bisa membantu mempromosikan pariwisata Lombok khususnya ikon Islamic Center.
"Kami ingin mendorong agar jangan hanya temporary saja. Kegiatan (pariwisata) hanya saat Ramadhan saja, tapi bagaimana membuat IC ini bisa menjadi ikon yang menarik dan bisa dikunjungi (wisatawan) setiap saat," katanya.
Kompleks Islamic Center NTB bisa menjadi destinasi wisata Islami yang bukan saja menawarkan kemegahan bangunan Islamic Center tapi juga bisa menjadi penambah wawasan dan pengalaman wisatawan yang datang terutama wisatawan mancanegara tentang bagaimana sejarah Islam di Lombok.
"Wisatawan yang datang bisa melihat dan mengetahui sejarah Islam seperti begini. Jadi dari mulai mereka masuk (ke IC) ini busananya kita akan support, kita sediakan juga buku-buku tentang Islam ada perpustakaan bagi yang ingin membaca. Kemudian di sana ada penerjemah yang menerangkan bagaimana sih sejarah Islam dan perkembangan budaya di Lombok. Sehingga wisatawan yang datang bisa mendengarkan dari yang memang ahlinya di sana jadi ada story telling sehingga betul-betul berkesan mereka ke sana. Sebab semua tempat ibadah itu membawa semua kedamaian dan ketenangan," kata Anita.
Ia mencontohkan ketika sekitar 500an wisatawan kapal pesiar mampir di Lombok beberapa bulan lalu. Sebagian grup mereka mengunjungi Islamic Center NTB dan merasa tertarik dengan kebudayaan Islami di Lombok ini.