Perkuat Mitigasi BMKG Pasang 10 Unit Intensity Meter di Kota Mataram

MandalikaPost.com
Jumat, Mei 10, 2019 | 00.05 WIB Last Updated 2019-05-09T16:06:54Z
MITIGASI BENCANA. Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah bersama Kepala Stasiun Geofisika BMKG Mataram Agus Riyanto dan jajaran, usai pertemuan membahas lokasi Shelter Seismograph Broadband. (Istimewa) 


MATARAM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat memasang sedikitnya 10 Intensity Meter di sejumlah lokasi di wilayah Kota Mataram.

Intensity Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui intensitas gempa bumi dan untuk mengukur tingkat kerusakan akibat gempa bumi dalam satuan Modified Mercalli Intensity (MMI).

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Mataram, Agus Riyanto mengatakan, Intensity Meter tersebut merupakan bantuan hibah dari Pemerintah Jepang melalui JICA. Pemasangan alat tersebut dibantu teknisi dari PT Bita Enarcon Engineering.

"Saat ini sudah berhasil terpasang delapan unit tersebar umumnya di Kantor Kelurahan dan Kecamatan di Kota Mataram. Sisa dua lagi akan dipasang di Kecamatan Mataram dan Kantor Stasiun Geofisika BMKG Mataram," kata Agus Riyanto, Kamis (9/5) di Mataram.

Satu dari 10 alat Intensity Meter yang dipasang BMKG di wilayah Kota Mataram. (Istimewa)

Menurutnya, secara nasional bantuan Intensity Meter dari JICA sebanyak 200 unit. Untuk tahap awal di wilayah NTB dipasang 10 unit di Kota Mataram. Namun selanjutnya alat serupa juga akan di pasang di Kabupaten lainnya.

"Tahap awal memang hanya di Kota Mataram, namun tahap berikut nanti akan dipasang 50 unit lagi, yang akan disebar merata di (pulau) Lombok sampai Sumbawa," kata Agus.

Pemasangan Intensity Meter ini papar Agus, sangat berguna untuk memperkuat aspek mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Sebab wilayah NTB termasuk daerah rawan kegempaan.

Tiga Shelter Seismograph Broadband 

Selain pemasangan Intensity Meter BMKG juga akan membangun tiga titik baru untuk Shelter Seismograph Broadband. Masing-masing rencananya berlokasi di bagian Utara Lombok, bagian Selatan Lombok, dan satu lagi di kawasan Sumbawa.

Agus Riyanto menjelaskan, Shelter Seismograph Broadband mengunakan anggaran APBN dari BMKG Pusat, namun lahan yang digunakan disiapkan oleh Pemda setempat.

"Hasil audiensi kami dengan pak Gubernur beberapa waktu lalu, beliau siap memberikan lahan," kata Agus.

Ia mengungkapkan, pembangunan tiga Shelter Seismograph Broadband di NTB ini merupakan bagian dari 200 unit shelter yang akan dibangun di Indonesia.

"(Pembangunan) harus selesai di tahun (2019) ini untuk 200 shelter sewilayah Indonesia. Anggaran dari APBN merupakan anggaran tambahan yang diberikan Pemerintah setelah tiga kejadian besar tahun 2018 lalu yakni gempa Lombok, gempa dan tsunami Palu, dan gempa tsunami Pelabuhan Ratu," tukasnya.

Saat audisensi dengan jajaran BMKG Mataram, Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah menyatakan akan mendukung penuh program kerja BMKG, khususnya untuk penyediaan lahan shelter.

"Apapun yang dibutuhkan BMKG dalam mendukung kelancaran kinerja, sampaikan kepada kami agar kami dapat fasilitasi dengan segera," kata Gubernur Zulkieflimansyah.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Perkuat Mitigasi BMKG Pasang 10 Unit Intensity Meter di Kota Mataram

Trending Now