KEMBANG KUNING. Eksotisme Gua Sarabg Walet di Desa Wisata Kembang Kuning, Lombok Timur. (Dok. Susan Dewi) |
LOMBOK TIMUR - Pesona wisata alam dan kearifan lokal masyarakat Desa Kembang Kuning di Kecamatan Sikur, Lombok Timur semakin mematangkan kawasan itu sebagai Desa Wisata.
Kembang Kuning merupakan salah satu dari 99 Desa yang diluncurkan sebagai Desa Wisata oleh Pemprov NTB tahun ini.
Ia juga masuk dalam 25 Desa Wisata prioritas yang akan dikembangkan di tahun 2019 ini.
"Alamnya luar biasa, dan keramah-tamahan penduduk dibalut kearifan lokal semakin membuat betah di Desa Kembang Kuning ini," kata Susan Dewi, seorang wisatawan yang berkunjung ke Desa Kembang Kuning, Sabtu (27/7) kepada Mandalikapost.com
BACA JUGA : Pesona Kembang Kuning, Desa Wisata di Kaki Rinjani Lombok
Susan menceritakan, adalah banyak hal positif yang dilakukan masyarakat setempat untuk mengembangkan potensi desanya.
Desa yang dikenal dengan produk kopi dan dodol nanas ini terus berupaya meningkatkan mutu produk mereka.
Meski digarap dengan sederhana dalam pola Home Industry di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), para pelaku tetap memikirkan kualitas produk. Baik dari sisi cita rasa, maupun kemasan produk.
"Di sana kami bertemu dengan Mahasiswa KKN Unram yang fokus mensupport warga untuk marketing product olahan kopi dan dodol nanas," katanya.
Menurut Susan, yang nampak masih menjadi tantangan pada produk lokal Desa Kembang Kuning adalah tentang kemasan atau packaging agar lebih menarik, aman, dan go green alias ramah lingkungan.
Di Desa Kembang Kuning, Susan juga bertemu dengan mahasiswa KKN UIN Mataram yang berfokus membantu warga pada pengembangan Desa Wisata dan program Zero Waste.
Susan Dewi di Gua Sarang Walet, Desa Wisata Kembang Kuning, Lombok Timur. |
Susan dan beberapa rekan serombongan mengaku puas berwisata seharian di Desa yang termasuk lingkar kaki Gunung Rinjani.
"Selama di sini, kami bisa mencermati geliat Desa melalui BUMDes untuk mengembangkan dan mndongkrak pendapatan asli desa melalui Desa Wisata," katanya.
Beberapa homestay yang nyaman dan lesehan yang menunya segar, mulai dikelola BUMDes dengan standar dan manajemen yang ideal.
Para wanita, ibu-ibu PKK di desa ini juga punya semangat kuat untuk belajar dan menguasai bahasa Inggris, agar kelak bisa menyapa dan mengenalkan banyak hal tentang Kembang Kuning kepada wisatawan asing yang berkunjung.
Selain keramahan penduduknya, di Desa ini wisatawan juga bisa menjelajah gua sarang walet.
"Kami juga sempat beberapa kali bersapa dengan wisatawan yang mnceritakan serunya climbing di sekitaran air terjun sarang walet dan mandi di dinginnya aliran air terjun," katanya.
Susan menjelaskan, masyarakat Desa Kembang kuning juga mulai sadar tentang pentingnya suistainable tourism dan Zero Waste di destinasi wisata.
Ke depan, Desa ini akan menggunakan kertas daur ulang,atau menggunakan bahan organik seperti kemasan dari bambu untuk kemasan produk lokal di Desa itu.
Bagi Susan, berwisata di Desa Kembang Kuning ibarat terapi alami di tengah kesibukan.
"Meresapi indahnya Gua Sarang Walet dan panoramanya, menemukan ketenangan dari harmoni alam, ternyata mampu mendinginkan semua rasa penat setelah seminggu berlelah dengan kesibukan pekerjaan," akunya.
Kades Kembang Kuning, H Lalu Sujian menyambut wisatawan yang berkunjung. |
Apalagi, petualangan berwisata di Desa ini ditutup dengan menyeruput secangkir kopi khas Desa Kembang Kuning yang menurut dia terasa ringan namun kesan citarasanya sangat mendalam.
Kepala Desa Kembang Kuning, H Lalu Sujian SH mengatakan, sangat antusias dan senang mengembangkan Desa Wisata.
"Apalagi pengembangan Desa Wisata ini disertai dengan pengembangan SDM Desa dan kolaborasi program antara APBDes, APBD Kabupaten dan Prov NTB secara bertahap dan terukur perkembangannya," kata Lalu Sujian. (*)