Bambang Mei Finarwanto SH. |
MATARAM - Posisi Sekda Provinsi NTB kini masih diisi oleh penjabat Sekda yaitu H Iswandi.
Sejumlah kalangan memprediksi Iswandi pada akhirnya bakal menjadi definitif setelah nanti mengikuti pansel dan diajukan ke Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Soal posisi Sekda Provinsi NTB mendatang Direktur Lembaga Kajian Publik dan Politik M16 Bambang Mei Finarwanto, SH memiliki prediksi sendiri.
Bukan dua nama yang terus mengemuka yaitu Iswandi dan Ridwansyah.
"Kok saya melihat wacana yang dibangun di publik hanya dua nama itu. Padahal pejabat di Pemprov NTB yang memiliki track record bagus bukan hanya mereka berdua," katanya, Minggu (13/7).
Pria yang akrab disapa Didu ini menyebut, ada tarik-menarik yang begitu kuat untuk posisi Sekda Provinsi NTB.
Tentu saja Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah akan bersikap profesional untuk mengisi posisi ini.
"Idealnya dari hasil pansel nilai tertinggi dibawa ke menteri. Nah, pada momentum ini biasa ada campur tangan kepala daerah, ada yang dipasang," ucapnya.
"Sebaiknya tidak perlu diintervensi, biarkan saja sesuai hasil pansel itu dibawa ke menteri, bertarung bebas," sambungnya.
Pandangannya ini bagian untuk mengingatkan soal regenerasi birokrasi. Memaksakan kehendak untuk satu nama mengisi Sekda, bisa melukai birokrat yang telah bersungguh-sungguh mewujudkan NTB Gemilang.
"Saya mendapat informasi dan catatan kalau ada nama-nama lain yang begitu potensial di Pemprov NTB," bebernya.
Nama yang dimaksud diantaranya, Inspektur Provinsi NTB Ibnu Salim, sebelum menjadi inspektur pernah menduduki posisi Plt Bupati Lombok Tengah, serta menjadi Kasat Pol PP Prov NTB.
Dikenal cukup cermat dalam memahami mekanisme dan penganggaran dalam birokrasi.
Ada Lalu Gita Aryadi yang sudah malang-melintang mengisi sejumlah posisi strategis di birokrasi.
Berikutnya Lalu Bayu Windia, birokrat yang selama ini dikenal bekerja dalam sunyi.
Ada juga Assisten I Baiq Eva Nurcahya, sempat menjadi pelaksana tugas Sekda, dikenal cermat dan *bukan ASN yang bermasalah*.
Termasuk juga Kepala Dikpora Hj Husnanidiaty Nurdin, salah satu kepala dinas yang sukses mengawal nama NTB melalui atlet berprestasi nasional.
"Tentu masih ada nama-nama lain. Intinya Pemprov NTB tak kekurangan orang untuk mengisi calon Sekda," tegasnya.
Wacana publik yang dilempar, diakui Didu terlalu sempit.
Membatasi ruang dan harapan para pejabat yang ingin bertarung merebut kursi Sekda.
Iswandi dan Ridwansyah seolah-olah dua calon kuat yang akan mengisi posisi ini.
"Tidak bagus, tidak sehat itu. Kita bedah sama-sama saja, NTB Gemilang butuh sekda seperti apa?," tanya Didu.
Menurut Didu, ASN di Pemprov NTB butuh sekda yang cermat, merangkul, dan penyambung komunikasi yang bagus antara kepala daerah dengan para ASN. Para birokrat tentu nyaman dengan sekda yang egaliter.
"Jangan sampai senyum aja susah. Mukanya kelihatan ingin marah, ini Sekda atau monster," ucapnya tertawa.
Membuka pandangan dan wacana yang luas, M16 berencana menggelar diskusi publik mengenai calon Sekda Provinsi NTB. Menghadirkan berbagai elemen yang memiliki kompetensi dan pemahaman mengenai struktur birokrasi.
"Supaya jelas, siapa dan bagaimana sekda itu. Mari kita diskusikan Sekda NTB ke depan dengan riang gembira dan terbuka," ucapnya. (*)