AHZ bersama ratusan mahasiswa dari beragam Perguruan Tinggi usai nonton bareng film Dua Garis Biru di LEM Mataram. (Istimewa) |
MATARAM - Beragam cara dilakukan untuk memotivasi generasi muda di era millenials kini.
Politisi muda, Ahmad Ziady (AHZ) mengajak lebih dari 200 orang mahasiswa dari sejumlah Perguruan Tinggi di Mataram, Minggu malam (14/7), nonton bareng film Dua Garis Biru di Bioskop Lombok Epicentrum Mall (LEM) Mataram.
Bagi AHZ, ada banyak hal positif yang bisa diambil dari Dua Garis Biru.
Genre drama milennials modern yang menceritakan tokoh Dara (Zara JKT48) dan Bima (Angga Yunanda) berisi pesan tentang pentingnya peran keluarga.
Angga Yunanda, sang pemeran utama juga merupakan anak muda asli Lombok, NTB, yang mampu berkarya di dunia sinema nasional.
"Merupakan kebanggaan kita bersama, melihat seorang anak muda kita, mampu tampil dikancah perfilman nasional, seorang sineas berbakat, Angga Yunanda yang berasal dari Lombok," kata Ahmad Ziady (AHZ) usai nonton bareng.
Politisi muda yang digadang-gadang maju dalam Pilkada Lombok Tengah 2020 ini, mengajak generasi muda NTB untuk bisa bertekun dan mengembangkan kemampuan di bidangnya masing-masing agar bisa menyumbang nama harum bagi daerah ini.
Selain itu dari sisi pesan moral, film Dua Garis Biru ialah bagaimana generasi muda bisa berpikir positif dan tidak terjebak pergaulan bebas.
"Kita mengajak adik-adik mahasiswa dengan harapan agar mampu mengambil edukasi dari kisah yang ditayangkan pada film ini. Setidaknya agar adik-adik generasi ini terhindar dari dampak pergaulan bebas," katanya.
AHZmengatakan, generasi muda dan para remaja memerlukan edukasi lewat beragam media. Salah satunya dengan menonton film yang bermutu dan memiliki pesan moral yang baik.
"Mungkin tidak bisa lewat diskusi atau ngobrol-ngobrol karena selama ini tabu membahas hal-hal seperti itu dan yang tidak kalah penting adalah mengajari mereka arti tanggung jawab, ketika ingin mengambil keputusan membentuk keluarga,” tegasnya.
AZH menambahkan, film Dua Garis Biru menggambarkan bagaimana ketika anak dan orang tua tingal serumah, tapi secara emosional terpisah.
Fenomena ini menurut dia harus diakui banyak juga terjadi saat ini di Indonesia, ternasuk juga di NTB, seiring kemajuan teknologi yang berkembang saat ini.
"Hanya saja di Indonesia, kita nggak pernah membahas hal begini secara terbuka. Budayanya malu. Akibatnya, banyak remaja yang terperosok karena minimnya pengetahuan," katanya.
Menurut dia, film Dua Garis Biru bisa menjadi pelajaran tentang bagaimana seharusnya orangtua mengajak dialog anak sejak dini.
"Dalam film tersebut, keluarga tokoh digambarkan agamis. Namun ternyata agamis saja tidak cukup. Harus ada diskusi dalam keluarga agar mereka tidak terjebak pergaulan bebas," pungkas AHZ.
Sejumlah mahasiswa yang ikut dalam nobar bersama AHZ mengaku memetik banyak pelajaran berharga dari film Dua Garis Biru.
Dua Garis Biru merupakan karya sutradara dan penulis Gina S. Noer. Film berdurasi 103 menit ini berada dalam kerja sama studio produksi Starvision dan Wahana Kreator.
Film Dua Garis Biru secara umum menggambarkan tentang pendidikan seks untuk remaja.
Film ini mulai dirilis di bioskop-bioskop Indonesia sejak Kamis (11/7), dan kini bisa disaksikan juga di LEM Mataram.
Dara (Zara JKT48) dan Bima (Angga Yunanda) merupakan sepasang kekasih yang masih menjalani pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas.
Walaupun jauh dari kata sempurna, mereka saling melengkapi dan mengisi. Keluarga dan teman-teman mereka juga mendukung hubungan Dara dan Bima.
Kepercayaan orang-orang sekitar dan gejolak asmara yang sedang memuncak sepertinya membuat mereka berpikir pendek.
Mereka melanggar batas pacaran yang menyebabkan Dara hamil. Tidak hanya hubungan mereka yang menjadi berbeda, perlakuan teman dan keluarga juga berubah.
Mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di hadapan keluarga masing-masing.
Selain Zara dan Angga, aktor dan aktris lain yang bergabung yaitu Cut Mini, Arswendy Bening Swara, Dwi Sasono, Lulu Tobing, rachel Amanda, Maisha Kanna, Shakira Jasmine dan Ligwina Hananto. (*)