KERUSAKAN GEMPA. Warga menunjukan rumahnya yang rusak akibat gempa bumi 5.5 M di Desa Labangka, Sumbawa. (Foto: Dok. BPBD NTB) |
MATARAM - Sejumlah rumah dan sebuah tempat ibadah di Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa, dilaporkan mengalami kerusakan akibat gempa bumi berkekuatan 5.5 Magnitudo, yang terjadi Sabtu dinihari (13/7).
Hingga Minggu (14/7), BMKG mencatat sekitar 45 kali gempa susulan masih terjadi di sekitar epicentrum gempa bumi pertama.
Kepala BPBD NTB, H Ahsanul Khalik mengatakan, sejumlah rumah di Kecamatan Labangka tercatat rusak.
"Sejumlah rumah rusak di tiga desa di Kecamatan Labangka, yakni di Desa Labangka, Desa Sekokat, dan Desa Sukadamai. Namun tidak sampai ada korban luka atau fatal," kata Ahsanul, Minggu (14/7) saat dihubungi di Mataram.
Di Desa Lanbangka tercatat kerusakan terjadi pada bangunan Pura Semare Budhi di Dusun Beringin Jaya.
Selain itu setidaknya 5 rumah warga setempat juga mengalami kerusakan.
Di Desa Sekokat satu bangunan rumah warga rusak. Dan di Desa Sukadamai tercatat bangunan kantor Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Labangka rusak.
"Kami sudah laporkan ke Gubernur.Hasil itu berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten Sumbawa, Dandim Sumbawa dan Kasatpol PP Sumbawa," jelasnya.
Ahsanul mengatakan, gempa susulan masih terjadi berdasarkan laporan BMKG. Ia berharap masyarakat Sumbawa tetap waspada.
"Saat ini yang terpenting adalah masyarakat mewaspadai adanya gempa susulan yang bisa saja terjadi, dan ini kami minta Pemda setempat juga mengingatkan masyarakat," katanya.
Gempa bumi Sumbawa Sabtu dinihari sempat juga dirasakan masyarakat di Lombok dan sempat memicu kepanikan sesaat.
Ahsanul menekankan yang terpenting ialah mitigasi dan waspada.
"Daerah kita kan memang di cincin api dan rawan gempa. Jadi yang paling penting sekarang adalah peningkatan mitigasi saja, karena gempa bumi tidak ada yang bisa pastikan kapan terjadinya," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG NTB, Agus Riyanto menjelaskan, hingga Minggu (14/7) BMKG mencatat sekitar 45 kali gempa susulan, namun tidak lebih besar.
"Masih tercatat gempa susulan. Sampai Minggu ini ada 45 kali, tapi skalanya lebih kecil dari gempa pertama. Masyarakat agar waspada tapi tidak panik dan tidak mempercayai informasi yang tidak benar," katanya.
Agus menjelaskan, berdasarkan hasil analisis BMKG, gempa bumi berkekuatan M 5.5 memiliki episenter pada koordinat 8,99 LS dan 117,82 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 70 km arah tenggara Kota Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 43 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng.
"Dalam hal ini Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah basemen Kepulauan Sunda Kecil (Lesser Sunda). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme naik (thrust fault)," jelasnya.
Menurutnya, guncangan gempa bumi Sumbawa dilaporkan dirasakan di Sumbawa dalam skala intensitas V MMI, Bima, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram, Lombok Timur dalam skala intensitas IV MMI, dan Kuta, Karangasem Bali II MMI.
"Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG," kata Agus.