TGH Fauzan Zakaria. (Istimewa) |
MATARAM - Ulama muda kharismatik, TGH Fauzan Zakaria menekankan, optimalisasi program NTB Zero Waste harus dilakukan secara Terstruktur, Sistematis, dan Masif (TSM), agar hasilnya lebih terlihat dan berdampak berkesinambungan.
"TSM ya. Jadi jangan hanya kecurangan Pemilu saja istilah TSM ini populer. NTB Zero Waste justru harus TSM, terstruktur, sistematis, dan masif, baru kemudian kita bisa lihat target-target pencapaiannya," kata TGH Fauzan Zakaria.
Pengasuh Pondok Pesantrean Al-Madani Lombok Timur ini menekankan, untuk mendukung NTB Zero Waste diperlukan bukan hanya kesadaran bersama, tetapi juga gerakan bersama melibatkan semua pihak.
Pemerintah, sektor swasta, lembaga-lembaga non profit, dan masyarakat NTB secara umum, harus punya persepsi yang sama terhadap program NTB Zero Waste ini.
"Tidak bisa pemerintah bekerja sendiri soal sampah ini. Saat ini NTB Zero Waste kan bisa dibilang baru kelihatan aromanya, baru asap-asapnya. Api semangat yang konkrit belum ada. Ini yang harus didorong, harus ada gerakan bersama, sistemnya harus disosialisasikan terus menerus," katanya.
Menurutnya, gerakan bersama ini bisa dimulai dari hal kecil, namun dilakukan di seluruh instansi pemerintahan, perusahaan swasta, bahkan hingga ke lingkup pemerintahan terkecil di tingkat Desa.
"Maksud saya adalah dari seluruh instansi baik pemerintah maupun swasta itu (NTB Zero Waste) harus dimasukkan sebagai salah satu program. Salah satu unsur yang harus dievaluasi. Juga di tiap sekolah-sekolah, negeri maupun swasta. Makanya saya katakan terstruktur, sistematis dan masif," katanya.
Gerakan yang TSM juga diperlukan dalam upaya mengubah mindset masyarakat terkait NTB Zero Waste ini. Sosialisasi perlu melibatkan semua pihak, selain sosialisasi formal juga harus dibangun sosialisasi dan edukasi non formal.
"Yang non formal, misalnya dari pengajian-pengajian para Tuan Guru, para Kyai itu kan informal, ya sudah serahin ke kita untuk duduk bersama kumpulin semuanya. Jaringan majelis taklim kan jumlahnya ribuan, (bisa dibuat) sebelum materi pengajian disampaikan kita pastikan dulu yang didahulukan untuk pembukaan pengajian adalah pesan-pesan penting kebersihan dan NTB Zero Waste ini," katanya.
TGH Fauzan Zakaria menambahkan, untuk mendukung program NTB Zero Waste ini, pihaknya tengah menggagas sosialisasi dan edukasi melalui khotbah-khotbah Jumat.
"Kita sedang kumpulkan dan mendesain konsepnya. Nanti khotbah Jumat itu dicetak dan dibagikan ke semua Masjid yang ada di NTB, materinya terkait Zero Waste," jelasnya.
Ia menekankan, jika gerakan bersama secara TSM ini dilakukan untuk NTB Zero Waste, maka bukan tidak mungkin NTB akan menjadi Provinsi paling Bersih.
Ulama yang juga Ketua Umum Assosiasi Pariwisata Islam Indonesia (APII) ini menambahkan, dukungan yang besar juga harus datang dari para pelaku industri pariwisata untuk program NTB Zero Waste. Sebab, NTB Zero Waste menjadi salah satu program yang sangat mendukung perkembangan sektor pariwisata di daerah ini.
"Ya erat kaitannya kebersihan dengan pariwisata. Kebersihan kan salah satu dari Sapta Pesona Pariwisata. Jadi pelaku industri pariwisata juga harus bergerak bersama. Saya optimistis kalau semua terlibat dan dilakukan secara TSM, program ini pasti luar biasa berhasil," tegas TGH Fauzan Zakaria.(*)