Wisata Telaga di Bandung. (Ilustrasi) |
LOMBOK BARAT - Berupaya bergegas bangkit pasca dihantam gempa bumi 2018, kini Desa Jeringo, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat mengembangkan potensi Desa Wisata di wilayahnya.
Mengandalkan pesona Telaga Singkur, Pemerintah Desa Jeringo menginisiasi konsep Desa Wisata Mandiri.
"Kami kembangkan Desa Wisata dengan mengandalkan keindahan Telaga Singkur. Pengembangan kami lakukan secara mandiri tanpa bantuan Pemda Lombok Barat maupun Pemprov NTB," kata Kepala Desa Jeringo, Sahril, Kamis (8/8) saat ditemui di Desa Jeringo.
Desa Jeringo tidak masuk dalam 99 Desa Wisata yang akan dikembangkan Pemprov NTB.
Namun, Sahril mengatakan, pembangunan Desa Wisata Mandiri di Jeringo dilakukan semata-mata untuk membantu meringankan beban Pemda Lombok Barat dan Pemprov NTB dalam upaya pembangunan daerah pasca gempa 2018.
"Ini kami lakukan dengan dukungan NGO dan pegiat wisata, agar ekonomi masyarakat segera bangkit kembali. Juga meringankan beban Bupati Fauzan Khalid dan Gubernur Zulkieflimansyah dalam mendorong percepatan NTB bangkit pasca bencana gempa," katanya.
Konsep yang dikembangkan di Desa Wisata Jeringo adalah ekowisata yang berbasis kearifan lokal.
Empat ikon yang dikembangkan dan bisa dinikmati wisatawan antara lain sektor pertanian, perikanan, peternakan dan industri kreatif.
"Empat sektor ini dan kegiatan masyarakat di masing-masing sektor ini menjadi ikon Desa Wisata kami ke depan," katanya.
Wisatawan yang datang bisa merasakan pengalaman penuh kedamaian dan berinteraksi dengan aktivitas masyarakat desa yang masih kental dengan nilai-nilai kearifan lokal.
Selain itu, wisata religi juga tersedia dengan menonjolkan kegiatan santri di Pondok Pesantren yang ada di Desa Jeringo.
Ikon utama Telaga Singkur sendiri akan dikembangkan menjadi wahana wisata air yang dilengkapi watter boom, taman bermain, taman bacaan, dan gallery serta kuliner.
"Lahan untuk menyiapkan fasilitas ini sudah ada lahan warga, mereka bersedia untuk membantu membangun desa wisata," terangnya.
Saat ini lokasi di sekitar Telaga Singkur sudah mulai ditata dan dibenahi. Ini menjadi cikal bakal wisata taman wisata Telaga Singkur.
Sahril menegaskan, dalam mendukung Zero Waste, Desa Wisata Jeringo juga akan mengembangkan taman wisata sampah, dimana sarananya dibuat dari bahan sampah dengan membentuk ecobrick.
Konsep Wisata Perdamaian
Gagasan Pemdes Jeringo mengembangkan Desa Wisata Mandiri dilirik oleh The World Peace Committee (WPC) atau Komite Perdamaian Dunia.
Sahril mengatakan, Presiden WPC Mr Djuyoto Suntani sudah menyatakan dukungan untuk pengembangan Desa Wisata Mandiri di Jeringo.
"Bahkan, Presiden Komite Perdamaian Dunia, Mr. Djuyoto Suntani bersedia mensuport kami dalam mengembangkan destinasi wisata desa, yang tidak saja skala nasional namun berskala internasional. Destinasi wisata Desa ini akan dijadikan spirit perdamaian dunia," ujarnya.
Sahril menambahkan, Presiden WPC Mr Djuyoto Suntani dijadwalkan akan berkunjung ke Desa Jeringo dalam waktu dekat ini.
“Kalau tidak ada halangan bulan ini pak Presiden Komite Perdamaian Dunia Mr Djuyoto Suntani akan datang ke Desa Jeringo. Ini membuktikan kalau kami akan go internasional,” katanya.
Organisasi WPC selanjutnya juga akan membantu pengembangan desa wisata tersebut dalam hal pengembangan konsep dan juga mempromosikannya ke luar negeri.
Yang tak kalah menarik, pihak WPC juga menjadikan Desa Jeringo sebagai spirit perdamaian dunia dengan membangun monument atau prasasti berupa gong perdamaian.
“Ini nanti jadi ikon kami, kami ingin bangkit dari trauma ini dengan tidak membebani pemerintah,” tukasnya. (*)