Najamuddin Amy S.Sos, MM. |
MATARAM - Berbagai program yang saat ini dijalankan Pemprov NTB di bawah kepemimpinan Dr. H. Zulkieflimansyah dan Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah merupakan kelanjutan dari hal-hal baik yang ditorehkan para pemimpin NTB sebelumnya.
"Pasti berkesinambungan. Sebab, sejarah pembangunan NTB adalah sejarah yang tak mungkin dipisahkan antara satu kepemimpinan dengan kepemimpinan sebelumnya," kata Kepala Biro Humas dan Protokoler Setda NTB, Najamuddin Amy, S.Sos, MM, Jumat (30/8) di Mataram.
Najamuddin mengatakan, setiap pemimpin pasti akan melanjutkan hal baik dari pemimpin sebelumnya. Lalu, menambahkan ide-ide baru yang sesuai dengan tantangan dan semangat zamannya.
Karenanya, jika ada karakteristik pelaksanaan program yang terlihat berbeda antara satu pemimpin dengan pemimpin lainnya, bukan berarti itu dianggap sebagai keterputusan pembangunan.
Najamuddin mencontohkan, salah satu program unggulan Pemprov NTB di era Dr. TGH. M. Zainul Majdi (TGB), yaitu Pijar (Sapi, Jagung dan Rumput Laut). Program ini telah berhasil mendongkrak produktivitas tiga komoditas asli NTB tersebut.
"Setelah produktivitas meningkat, upaya berikutnya adalah memberikan nilai tambah terhadap komoditas-komoditas unggulan tersebut. Inilah yang disebut dengan industrialisasi," katanya.
Misalnya saja, industri pakan ternak akan mengolah jagung menjadi komoditas bernilai tambah. Yaitu, pakan ternak. Dengan adanya pasokan pakan ternak berkualitas, peternak di NTB akan punya sapi yang lebih gemuk dan sehat. Demikian juga di sektor perikanan.
“Apa ini nggak melanjutkan Pijar? Melanjutkan Pijar kan namanya tidak harus Pijar Lanjutan,” tegas Najamuddin.
Ia memaparkan, contoh lain adalah kelanjutan pembangunan sektor pariwisata.
Upaya melanjutkan pembangunan pariwisata tidak melulu harus dilakukan dengan menambah anggaran pariwisata.
Pendekatan untuk meyakinkan maskapai penerbangan membuka jalur penerbangan langsung dari dan menuju NTB juga bisa bermanfaat nyata bagi NTB.
Najamudin menekankan, selama setahun terakhir, Pemprov NTB telah berhasil meyakinkan sejumlah maskapai penerbangan untuk membuka penerbangan langsung ke NTB.
"Misalnya, Maskapai AirAsia yang baru saja membuka penerbangan langsung dari Perth ke Lombok pulang pergi. AirAsia juga telah membuka penerbangan langsung dari Kuala Lumpur ke Lombok pulang pergi," ujarnya.
Sejauh ini, terbukanya jalur penerbangan baru ini sukses menghasilkan peningkatan kunjungan wisata ke NTB. Capaian ini juga didorong dengan perbaikan infrastruktur dan fasilitas di daerah sendiri.
“Membangun dermaga, memperbaiki jalan dan berbagai infrastruktur lainnya juga dalam rangka untuk memajukan pariwisata,” katanya.
Upaya meningkatkan kebersihan daerah melalui program Zero Waste pun tak terpisahkan dari pembangunan sektor pariwisata NTB.
“Zero waste itu ujung-ujungnya akan berkontribusi terhadap pariwisata juga,” tegasnya.
Singkatnya, ujar Najamuddin, prioritas kebijakan sektor pariwisata tidak bisa disederhanakan hanya dengan melihat besar kecilnya anggaran di sektor atau lembaga yang menangani sektor tersebut.
Yang jelas, Pemprov NTB masih percaya bahwa sektor pariwisata adalah salah satu sektor andalan yang bisa menyerap tenaga kerja dan menekan angka kemiskinan.
“Dan semua yang kami jalankan saat ini adalah semata-mata kelanjutan dari ikhtiar semua pemimpin NTB sebelumnya,” pungkas Najamuddin. (*)