Asistensi Pendidikan Pancasila dan Bela Negara Bagi Siswa SMP di Kota Bima. (Foto: Penrem 162/WB) |
BIMA - Dandim 1608/Bima Letnan Kolonel Inf Bambang Kurnia Eka Putra bersama Kasubdit Peserta Didik direktorat SMP Kemendik Mega Hapsari S.IP. MA., bertindak selaku Inspektur Upacara pembukaan Asistensi Pendidikan Pancasila dan Bela Negara Bagi Siswa SMP Tahun 2019, Kamis (22/8) di lapangan belakang Gedung Seni Budaya Kelurahan Rabangodu Utara Kecamatan Raba, Kota Bima.
Asistensi Pendidikan Pancasila dan Bela Negara yang diikuti sekitar 500 orang siswa-siswi SMP se Kota Bima tersebut dihadiri Forkopimda Kota dan kabupaten Bima, Paban II / Puanter Sterad Kolonel Kav Prince Meyer P., Kasi Kepribadian Subdik Peserta Didik Direktorat SMP Kemendik Harnowo Susanto, M.Ed., Sekda Kota Bima H.M. Landa, Kakesbang Kota Bima H.M. Fatoni dan para Perwira Kodim 1608/Bima.
Seusai penyematan tanda peserta oleh Inspektur Upacara, Kasubdit Peserta Didik direktorat SMP Kemendik RI membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy.
Dandim 1608/Bima menegaskan Bela Negara sebagai wujud kecintaan kita kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang dalam pelaksanaannya tidak hanya semata-mata tugas TNI, namun seluruh warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk melakukannya.
"Itu tertuang dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertananan Negara yang menyatakan pada ayat (1) "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara", dan ayat (2) menyatakan "Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib dan pengabdian sesuai dengan profesi," katanya.
Menurutnya, bela negara secara fisik dilakukan dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh dan secara non flsik dilakukan dalam upaya mempertahankan negara dengan cara meningkatkan jiwa nasionalisme dan patriotisme terhadap tanah air, bangsa dan negara dari sedini mungkin,mengingat spektrum perang generasi ke 5 berubah lebih kepada bentuk perang nirmilter dimana negara dalang memanfaatkan segala aspek astagatra ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan keamanan bahkan agama untuk disusupi dipengaruhi untuk dilemahkan hal ini untuk melemahkan Negara sasaran sehingga Negara dalang lebih mudah dalam menguasai sesuai tujuan dan kepentingan mereka.
"Ini harus menjadi atensi kita semua sebaga warga negara Indonesia," tegas Dandim.
Terkait dengan itu, kata Dandim, Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen Kemdikbud bekerjasama dengan Mabes TNI berupaya keras untuk melaksanakan program bela negara, pengenalan terhadap aparat negara dengan harapan dapat meningkatkan dan menguatkan pendidikan karakter serta ketahanan dilingkungan pendidikan khusus bagi Siswa Sekolah Menengah Pertama.
Kegiatan Asistensi Pendidikan Pancasila dan Bela Negara diikuti sebanyak 26 SMP di Kota Bima dan 34 SMP di Kabupaten Bima. (*)