Direktur RSUD Provinsi NTB, dr H Lalu Hamzi Fikri saat mendampingi Wagub NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah melihat pengembangan lahan hidroponik di RSUD Provinsi NTB. (Foto: Dinas Kominfotik NTB) |
MATARAM - RSUD Provinsi NTB mengembangkan lahan hijau hidroponik memanfaatkan lahan kosong yang tersedia.
Hal ini dilakukan sebagai upaya percepatan menuju Green Hospital, di mana RSUD Provinsi NTB ditetapkan sebagai pilot project.
Sebagai pilot project, Green Hospital di RSUP NTB diharapkan akan menjadi pusat pembelajaran hidroponik dan menjadi rumah sakit pertama yang menggunakan produk organik hasil sendiri dalam menu pasien rumah sakit.
“Selain pemandangan yang hijau dimana mana, sekaligus juga bisa menjadi terapi bagi pasien yang sedang berobat di rumah sakit ini," kata Direktur RSUD Provinsi NTB, dr H Lalu Hamzi Fikri.
Menurutnya, untuk menghijaukan area RSUD setempat dengan beragam tanaman hidroponik, RSUD Provinsi NTB bekerjasama dengan pegiat tanaman hidroponik yang sudah cukup dikenal di Kota Mataram, H Masbuhin.
Selain mengelola lahan seluas 1 (satu) are sebagai Taman Hutan, di beberapa bagian rumah sakit juga akan dihijaukan dengan tanaman konsumsi yang dikembangkan dengan sistem hidroponik.
Salah satunya di kiri kanan boulevard jalan masuk RSUD telah disiapkan tiang tiang penyangga (bergola) tanaman hidroponik.
Nantinya, setiap ruang kosong seperti balkon dan sudut ruangan akan dipenuhi oleh tanaman hidroponik seperti melon, labu dan sebagainya.
“Kalau dikembangkan lagi, saya berani menanam padi diatas atap beton rumah sakit yang kosong itu atau dibangunan mana saja yang punya atap beton. Bahkan di daerah paling kering saya sanggup menanam padi,” jelas Masbuhin.
Dalam pengerjaan pilot project tersebut, Masbuhin tidak jarang mengajak para muridnya untuk belajar dan praktek pengembangan tanaman pola hidroponika di lingkungan RSUD Provinsi NTB.
Para muridnya itu kebanyakan mahasiswa pertanian beberapa kampus. Lima orang mahasiswi sedang mencampur pupuk cair organic sedangkan lainnya menyiapkan media tanam dalam ember plastik besar atau botol-botol plastik yang diisi pasir.
Bagi Masbuhin, pola hidroponik tidak saja bicara tentang kualitas sayur atau buah yang dihasilkan. Tapi juga kuantitas produksi yang lebih baik.
Hal ini karena perbandingan menggunakan satu media ember berukuran besar sama dengan sepuluh paralon yang diisi rockwool.
Penempatannya pun cukup diletakkan diatas tanah atau lantai beton dengan pola penyiraman air lebih hemat dan praktis karena media pasir memiliki daya serap yang baik dan tidak menggenang yang membuat akar tanaman sulit bernapas.
Secara kuantitas, Masbuhin mencontohkan green house di lahan seluas dua are yang ditanami 15.000 pohon cabe dengan pola hidroponik dengan media tanam pasir dalam ember dapat menghasilkan cabe lebih banyak di lahan satu hektar yang ditanami 12.000 pohon secara konvensional.
Selain petani perkotaan (urban farm), petani tradisional pun dapat memanfaatkan lahan mereka lebih produktif dengan hidroponik.
Kelebihan lain adalah mengurangi konsumsi air hingga tujuh persen sehingga dapat bertanam sepanjang musim kemarau. (*)