Para Tokoh NTB menjamin keamanan dan kenyamanan warga Papua di NTB. |
MATARAM - Kantor Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) NTB menyusun pernyataan sikap bersama perwakilan lembaga dan tokoh masyarakat terkait konflik yang terjadi di Papua.
Kepala Bakesbagpoldagri NTB, Drs. H. Lalu Syafi’i, MM mengatakan bahwa langkah tersebut perlu diambil untuk menjamin rasa aman bagi warga Papua yang ada di NTB.
“Kita warga NTB turut bersedih karena Papua adalah saudara kita. Bagian tanah air yang harus kita jaga, rawat dan cintai,” tegas Syafi’i, usai penandatanganan pernyataan sikap di Kantor Bakesbangpoldagri NTB.
Saat ini pihaknya tengah mencoba untuk mengumpulkan warga Papua yang ada di NTB guna mendengar keluhan mereka.
Ditegaskan, Syafi’i seluruh pihak yang menandatangani surat pernyataan sikap tersebut delah berkomitmen untuk menjamin keselamatan warga Papua di NTB.
“Kita harus bersikap, kita harus menyuarakan suara hati, kita harus menyampaikan kehendak bersama bahwa kita benar-benar mencintai Papua,” ujarnya.
Syafi’i menjelaskan, warga Papua yang ada di NTB sekitar 200 orang. Jumlah itu didominasi oleh mahasiswa di beberapa Universitas di Kota Mataram, IPDN, dan beberapa tinggal di NTB dalam rangka bekerja.
Syafi’i juga menerangkan bahwa pihaknya mencoba melakukan pendekatan secara keagamaan. Yaitu dengan melibatkan tokoh-tokoh agama seperti Kristen dan Islam untuk menyisipkan pesan damai dan persatuan dalam khotbah mereka yang dihadiri oleh warga Papua di NTB.
Selain itu, pihak kampus yang menaungi mahasiswa Papua sebagai kelompok dominan warga Papua di NTB diharapkan juga melakukan pendekatan aktif. Dengan begitu, diharapkan dapat mencegah provokasi dalam bentuk apapun.
“Mereka tetap saudara kita sehingga kita akan jaga mereka untuk keutuhan NKRI,” tegas Syafi’i.
Pernyataan sikap yang disusun Bakesbangpoldagri NTB sendiri berisi empat poin, antara lain :
1. Masyarakat Papua adalah saudara yang sangat dicintai dan dibangakan,
2. Bersama-sama akan menjaga keselamatan warga Papua yang tengah bekerja atau menuntut ilmu di NTB,
3. Mengajak semua elemen masyarakat untuk tetap dalam persatuan,
4. Mendukung sepenuhnya agar Papua tetap terjaga kedamaian dalam cinta kasih.
Beberapa orang yang telah menandatangani surat pernyataan sikap itu sendiri adalah Kepala Bakesbangpoldagri NTB, Ketua MUI NTB, Ketua FKUB NTB, Ketua Dekenat NTB, Ketua PGI NTB, Wakil Rektor III Unram, dan Drs. H. Lalu Syafri, MM.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan alumni Universitas Mataram (Unram), Muhammad Natsir, yang turut hadir dalam penandatanganan surat pernyataan sikap itu menerangkan bahwa di Unram sampai saat ini ada 102 mahasiswa yang berasal dari Papua.
“Mereka masih semangat, masih terus melaksanakan kegiatan akademiknya,” katanya.
Diterangkan Natsir bahwa mahasiswa Papua yang ada di Unram adalah orang-orang yang sopan, baik dan ramah. Sebelumnya Natsir sendiri telah mengadakan pertemuan dengan mahasiswa Papua guna mendengar keluh-kesah mereka.
“Saya undang di ruangan untuk makan bersama, mereka terbuka,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, didapati bahwa beberapa oknum mencoba melakukan kontak dan memprovokasi mahasiswa Papua yang ada di NTB.
“Karena ada peristiwa di Papua, mereka dihubungi oleh pihak tertentu yang mereka tidak kenal,” ujar Natsir.
Walaupun begitu, disebutnya seluruh mahasiswa itu menolak provokasi tersebut. (*)