Sejumlah perwakilan narasumber dan peserta seminar menunjukkan Pakta Integritas, usai Seminar Media Sehat yang diselenggarakat IJTI NTB, di Mataram. |
MATARAM - Seminar untuk media sehat pada Jumat (20/9) yang digelar Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengda NTB menjadi ajang untuk merefleksi 1 tahun kepemimpinan Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah di Provinsi Nusa Tenggara Barat dari sudut pandang para pegiat media atau wartawan.
Empat narasumber seminar yang berkompeten, menjadi pematik pandangan kinerja, atas apa yang pernah diperbuat Zull-Rohmi sepanjang tahun pertama kepemimpinannya di NTB. Diantaranya Ketua IJTI NTB Riadis Sulhi, Ketua KPID NTB Yusron Saudi, Kadis Kominfotik NTB I Gde Putu Aryadi, dan Kepala Pelaksana BPBD NTB.
Ketua IJTI NTB Riadis Sulhi dalam sambutannya, mengapresiasi kiprah Zull-Rohmi yang mampu merespon kebutuhan para pekerja media dengan stabil diantara kritikan membangun dan informasi kemajuan daerah. Melalui seminar inipun ia mengharapkan agar seluruh pihak dapat memetik edukasi dari perkembangan media dan problematikanya di NTB.
“Seminar IJTI ini menjadi ruang untuk merefleksi, tidak hanya untuk mengulas setahun pasca gempa Lombok yang menjadi perhatian dunia, namun juga tepat usianya dengan 1 tahun kepemimpinan Zull-Rohmi. Ini juga menjadi agenda tahunan organisasi sehingga penting bagi kami para pekerja media untuk memberikan pandangan tentang kondisi pertumbuhan media, menekan pemberitaan hoax, ditengah program - program pembangunan daerah,” katanya.
Mewakili Gubernur NTB, Kadis Kominfotik NTB I Putu Gde Aryadi yang sekaligus membuka acara, juga menyampaikan hal senada. Peranan media menurutnya sangat penting untuk baik buruknya daerah. Karenanya edukasi dan dialog terbuka yang dilakukan Zull-Rohmi melalui acara Jangzulmi (Jumpa Zulkieflimansyah - Sitti Rohmi Djalilah) saat ini sangat baik untuk mempererat hubungan dengan media. Terlebih gelaran seminar seperti yang dilakukan organisasi media IJTI NTB ditengah bertumbuh pesatnya industri media, diharapkan dapat menjadi pencerah terhadap pola pikir baru bagi pekerja media sekaligus ruang kreasi masyarakat.
“Satu hal yang patut kita syukuri ini adalah perkembangan media baik media cetak, elektronik maupun radio dan online. Ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk berkreasi disemua bidang. Karena media ini ladang kreasi, misalnya bisnis, promosi percepatan pembangunan daerah. Namun disisi lain ada ruang kosong yang harus kita antisipasi bersama agar tidak menimbulkan kesan negatif ditengah masyarakat. Mari kita manfaatkan dari perkembangan media saat ini untuk kemajuan daerah dimasa depan,” paparnya.
Aryadi mengatakan, media yang turut memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kondisi daerah yang sejatinya menjadi tugas bersama, akan memudahkan setiap program pembangunan di NTB dapat berjalan baik. Enam program andalan kepemimpinan Zull-Rohmi yang ditetapkan dalam RPJMD 2019-2023, mendukung seluruh lini sektor pembangunan yang tidak hanya dapat dirasakan oleh masyarakat secara umum namun juga bagi perkembangan industri media dan kesejahteraan para pekerjanya.
Sementara dari sudut pandang permasalahan daerah, Kepala BPBD NTB Ahsanul Khalik juga menekankan logika berfikir tentang warisan kemajuan daerah yang kini telah berhasil di hadapi Zull-Rohmi. Mencuatnya pemberitaan tentang kendala lapangan progres rekonstruksi pasca gempa, baginya menjadi kritikan konstruktif yang bersifat informatif, agar pemerintah dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
“Zul - Rohmi tidak hanya mewarisi keberhasilan TGB (Tuan Guru Bajang Zainul Majdi), tetapi juga mewarisi porak porandanya NTB kala diguncang gempa namun mampu dibangun kembali dan berjalan baik,” ucapnya.
Seminar IJTI NTB juga dirangkaikan dengan Deklarasi dan penandatanganan fakta integritas Polda NTB dengan wartawan untuk menjaga stabilitas keamanan daerah. Kemudian dilanjutkan kembali dengan Uji Kompetensi Jurnalis Televisi (UKJ-TV) bagi pengurus dan anggota IJTI NTB di Kawasan Kuta Mandalika Lombok Tengah. (*)