.jpg )
 |
| Syamsul Hadi. |
MATARAM - Bursa pemilihan Sekda Provinsi NTB masih terus digodok tim Panitia Seleksi (Pansel). Sejumlah pihak menyampaikan masukan dan pertimbangan publik tentang plus-minus dari lima calon Sekda yang tengah berkompetisi.
Direktur Masyarakat untuk Transparansi (MATTA), Syamsul Hadi mengatakan, lima calon Sekda memang memiliki kapasitas dan kemampuan memimpin manajerial birokrasi yang sudah teruji.
Namun, Syamsul mengungkapkan, ada hal lain yang harus juga jadi bahan pertimbangan selain pengalaman dan kepangkatan para calon Sekda ini.
"Ya kalau menurut saya, calon Sekda tidak hanya dilihat dari sisi pengalaman dan kepangkatan saja, tetapi keterwakilan juga penting," kata Syamsul, usai menghadiri diskusi Sekda NTB Idola, yang digelar M16, Kamis malam (17/10) di De Lima Cafe, Mataram.
Menurutnya, keterwakilan geopolitik dalam bursa Sekda ini merupakan hal yang wajar dan lumrah. Tinggal dari sudut pandang mana melihat hal tersebut.
Sebab, membatasi keterwakilan justru mengesankan upaya memangkas aspirasi publik yang berkembang.
"Kita jangan lihat bahwa keterwakilan itu riskan dan SARA. Sebab jangan sampai calon yang punya peluang besar (untuk jadi Sekda) justru terhadang hak-haknya hanya karena dinilai sebagai keterwakilan," katanya.
Syamsul mengatakan, diskusi publik Sekda NTB Idola yang dihadiri Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah memang sangat bagus agar semua pihak, dan masyarakat pada umumnya bisa menyampaikan aspirasi mereka dan langsung didengar oleh Gubernur.
Ia yakin masukan dan aspirasi yang berkembang akan menjadi bahan pertimbangan Gubernur.
"Kami apresiasi diskusi semacam ini, sehingga aspirasi bisa diserap. Dan kami yakin, Pansel dan Gubernur juga akan mempertimbangkan setiap masukan yang ada. Harapan kami Sekda terpilih nantinya adalah yang benar-benar terbaik dari lima calon yang sama-sama baik," ujarnya. (*)
