Harus Netral, Sekda NTB Jangan Sampai Mewakili Kepentingan Tertentu

MandalikaPost.com
Kamis, Oktober 31, 2019 | 22.24 WIB Last Updated 2019-10-31T14:24:07Z
DISKUSI KAMISAN M16. Mantan Sekda NTB HM Nur bersama sejumlah narasumber dalam diskusi Sekda NTB Idola Jilid II di De Lima Cafe, Mataram.

MATARAM - Mantan Sekda NTB, H Muhammad Nur mengatakan, seorang pejabat Sekretaris Daerah (Sekda) harus bisa bekerja secara netral dan tidak mewakili kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu.

Hal itu disampaikan HM Nur sebagai keynote speaker dalam acara Diskusi Kamisan M16 bertajuk Sekda NTB Idola II, Kamis malam (31/10) di De Lima Cafe, Mataram.

"Setiap pejabat atau pun Sekda harus netral dari seluruh kepentingan. Ketika ada kepentingan personal atau kelompok maka pasti (kinerjanya) tidak akan maksimal untuk seluruh masyarakat (NTB)," kata HM Nur.

Menurut Nur, peran Sekda saat ini berbeda jika dibandingkan zaman dulu.

Dulu, Sekda hanya menjadi pelaksana administrasi pemerintahan sementara administratornya adalah kepala daerah.

"Tapi sekarang Sekda yang menjadi administrator di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan," tegasnya.

Ia menekankan, secara standar pejabat Sekda harus memiliki empat kemampuan dasar.

Empat hal itu antara lain, kemampuan akademis, kemampuan teknis fungsional, kemampian manajerial kepemimpinan, dan yang terakhir namun paling penting harus berjiwa nasionalis.

"Yang tiga pertama itu bisa saja karena terukur dalam test dan assesment. Tapi yang paling mendasar adalah nasionalisme," katanya.

Ia mengurai esensi nasionalisme tidak hadir serta merta. Hal itu hadir ketika memiliki rasa kebangsaan.

"Rasa kebangsaan itu adalah melihat masyarakat, anak manusia tidak membedakan bangsa dan bahasanya. Hal itu juga yang membuat lahirnya proklamasi bangsa ini, bahwa kita semua senasib sepenanggungan," katanya.

Menurut dia, hal ini juga yang harus bisa dimiliki Sekda dalam menjalankan tugas dan fungsinya yakni harus netral dan tidak mengutamakan kepentingan kelompok tertentu.

Dipaparkan netralitas seperti ini sangat dibutuhkan, karena secara pokok substansi tugas Sekda ada pada tiga area administrasi, yakni meliputi administrasi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

"Kepala daerah hadir dengan visi misi, tapi Sekda yang meramu dalam paket kebijakan, di sektor pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan," katanya.

HM Nur menilai Diskusi Kamisan M16 cukup strategis sebagai bentuk kepedulian dan juga doa, agar Sekda terpilih nantinya benar-benar bisa merumuskan, merangkai kebhinnekaan dan melindungi kepentingan semua masyarakat NTB, lintas suku, lintas agama dan lain-lain.

Direktur M16 Bambang Mei Finarwanto mengatakan, diskusi Kamisan "Sekda NTB Idola" jilid II ini sebenarnya sudah mengundang pula lima calon Sekda NTB yang sudah mengikuti seleksi Pansel.

"Kami sudah mengundang tetapi tidak ada konfirmasi kehadiran. Namun kita positif thinking saja, mungkin ada kesibukan lainnya," kata Didu, sapaan akrabnya.

Didu memaparkan, diskusi ini digelar atas kerjasama M16 dengan Lombok Global Institute (Logis).

Diskusi menghadirkan mantan Sekda NTB HM Nur agar masyarakat bisa mendapat gambaran utuh apa saja tupoksi Sekda.

"Bapak HM Nur ini sosok Sekda NTB terbaik yang pernah dimiliki NTB. Beliau bersih dan berpengalaman luas dari sisi birokrasi," katanya.

Sejumlah pembicara juga hadir dalam diskusi ini diantaranya pengamat politik Dr Bajang Asrin, akademisi senior Dr Lalu Wildan, Arifin Arya Bakti dan Karman BM.

Didu menandaskan, diskusi bertema pendapat publik untuk Sekda NTB Idola ini dilakukan menindaklanjuti diskusi sebelumnya.

Terlepas siapa pun yang terpilih nantinya, Didu mengajak semua pihak menghargai hasilnya.

"Tapi yang jelas M16 tetap komit bahwa tiga besar calon Sekda adalah dua pria dan  saru perempuan," katanya. (*)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Harus Netral, Sekda NTB Jangan Sampai Mewakili Kepentingan Tertentu

Trending Now