Kaki Patah Akibat Tabrak Lari, Begini Cerita Sedih Perempuan Pedagang Ikan Keliling di Lombok Utara

MandalikaPost.com
Minggu, Oktober 27, 2019 | 23.25 WIB Last Updated 2019-10-27T16:37:01Z
KISAH INSPIRATIF. H Bambang Muntoyo bersama Inaq Nasnip di tempat tinggal sementara Nasnip di Dusun Empak Mayong, Desa Kayangan, Lombok Utara.


LOMBOK UTARA - Inaq Nasnip, perempuan berusia sekitar 55 tahun, hanya bisa duduk di bale-bale bambu seadanya, Minggu (27/10), di Dusun Empak Mayong, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan Lombok Utara.

Kaki Nasnip tak berfungsi, patah akibat tabrak lari.

Bale-bale kayu di rumah kerabatnya itu, sudah berbulan-bulan menjadi "rumah" bagi Nasnip, sejak ia berpisah dengan anak perempuan semata wayang, sebut saja Putri.

Letak bale-bale tepat di kolong rumah panggung yang juga sudah reyot. Nasnip harus rela tidur di dekat kandang Sapi, tanpa penerangan, dan kamar mandi.

"Ibu Nasnip ini sempat ke Jawa dan tinggal disana bersama anak perempuan dan menantunya. Tapi dia dipulangkan dengan menumpang di truk Fuso ke Lombok," cerita Inaq Sah, salah seorang tetangga Nasnip.

Nasnip yang sehari-hari berjualan ikan keliling, ini tadinya memiliki rumah sendiri dan sedikit pekarangan di Dusun Karang Tal. Di rumah sederhana itu, ia membesarkan Putri dengan penuh kasih sayang.

Sampai akhirnya Putri menikah dengan seorang pria, yang kini menjadi menantu Nasnip.

Beberapa saat setelah menikah, Putri dan suaminya membujuk Nasnip untuk menjual rumah dan pekarangan. Alasannya untuk pindah ke Jawa dan memulai kehidupan baru di rantauan.

Nasnip bersama anak dan menantunya kemudian pindah ke Jawa, setelah rumah dan pekarangan laku terjual.

Tapi di Jawa, Nasnip hanya tinggal selama satu bulan.

Putri dan suaminya mengaku uang hasil jual rumah dan pekarangan Nasnip sudah habis.

"Nasnip akhirnya dipulangkan ke Lombok pakai Fuso," katanya.

Nasnip sempat bingung harus tinggal dimana, karena rumah dan pekarangan di Lombok sudah terjual.

Namun, ada kerabat cukup baik menerima Nasnip, meski hanya bisa memberi bale-bale sederhana untuk tepat berteduh Nasnip.

Setelah pulang ke Lombok, Nasnip mulai berjualan ikan keliling lagi. Memulai usahanya dari nol, dan bermimpi kelak bisa menabung agar bisa memiliki rumah kembali.

Tapi, cobaan kembali datang. Saat sedang berjualan ikan keliling, sebuah sepeda motor berlari kencang dan menabrak Nasnip. Kaki Nasnip patah, dan kini belum bisa bekerja lagi.

Ketua Gapeksindo NTB, H Bambang Muntoyo mengunjungi bale-bale tempat tinggal Nasnip di Lombok Utara.

"Kami mendengar cerita tentang inaq Nasnip ini, dan kemari untuk memberi sekedar bantuan dan juga motivasi," kata Bambang Muntoyo.

Menurutnya, kisah penderitaan Nasnip diketahui dari cerita seorang rekan di Lombok Utara.

"Saya main bersilaturahmi ke rumah teman, terus diceritain ada orang, perempuan yang sangat menderita. Akhirnya saya kunjungi dan langsung kasih bantuan seadanya dulu," katanya.

Bambang mengatakan, kisah Nasnip sekilas akan nampak biasa saja. Tapi, jika ditelisik ada banyak pelajaran yang bisa dipetik hikmahnya.

"Ini bukan hanya sekadar tentang kasih sayang ibu kepada anaknya. Tapi juga bagaimana seorang perempuan desa seperti inaq Nasnip ini tetap mampu sabar dan berusaha sendiri sebagai ikhtiar, walau dalam keadaan paling sulit," katanya.

Bambang menilai, apa yang dilakukan Nasnip bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya.

Sebab, meski hidup dalam keterbatasan ekonomi, Nasnip lebih memilih bekerja dan berusaha sendiri sebagai pedagang ikan keliling, ketimbang berharap belas kasih orang lain dengan mengemis.

"Kisahnya inaq Nasnip ini menyedihkan dan membuat kita terharu. Tapi ada inspirasi dan hikmah yang bisa dipetik," tukas Bambang.

Ia mengatakan, akan kembali mengunjungi Nasnip dan berharap pemerintah Lombok Utara bisa memperhatikan nasib Nasnip.

"Saya akan kesana mengunjungi inaq Nasnip lagi membawakan baju-baju. Rencana juga akan membicarakan dengan Kepala Desa, apa ada tanah pecatu yang bisa dipinjam, untuk kami bangunkan rumah layak huni, sekedar 1 kamar ukuran 4x4 meter, agar inaq Nasnip bisa tidur di tempat yang lebih layak," tukasnya.

Nasnip sendiri tak banyak bicara saat dikunjungi. Raut kesedihan masih nampak di wajahnya, mengenang putri semata wayang dan menantunya.

"Alhamdulillah ada yang peduli dan mau membantu saya," ucapnya. (*)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kaki Patah Akibat Tabrak Lari, Begini Cerita Sedih Perempuan Pedagang Ikan Keliling di Lombok Utara

Trending Now