H Rusman SH MH. |
MATARAM - Dukungan dunia pendidikan untuk mendorong akselerasi program NTB Zero Waste, menunjukan progress yang baik.
Sejumlah SMA, SMK dan SLB di Lombok dan Sumbawa, sudah mulai menerapkan Zero Waste.
"Progress memang berbeda-beda tiap sekolah, tapi ada beberapa SMA yang sudah sampai pada tahap pengolahan sampah menjadi kompos," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, H Rusman SH MH, Jumat (4/10) di Mataram.
Rusman memaparkan, untuk mendukung program NTB Zero Waste pihaknya sudah membuat instruksi untuk setiap SMA, SMK, dan SLB negeri di NTB.
Instruksi tertanggal 16 Juli 2019, itu meminta setiap sekolah untuk mempraktikan program Zero Waste sesuai petunjuk dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB.
"Kita evaluasi tiap tiga bulan, sehingga akhir Oktober nanti kita bisa evaluasi progressnya," kata Rusman.
Ia menilai, progress di sejumlah sekolah sudah cukup baik. Beberapa sekolah malah sudah ada yang membuat profil Zero Waste sekolah.
Menurutnya, kendala memang dirasakan untuk sekolah di kawasan terdampak kekeringan. Kurangnya air membuat sulit melakukan penghijauan di halaman sekolah.
Tapi, tambahnya, hal paling mendasar sudah dilakukan di tiap sekolah. Yakni bagaimana pemilahan dan pemisahan sampah organik dan anorganik di sekolah.
"Ada beberapa sekolah yang sudah sampai pada tahap pengelolaan sampah menjadi Kompos. Itu misalnya di SMAN 1 Gerung, SMAN 3 Mataram, dan di SMAN 8 Mataram juga sudah bekerjasama dengan Bank Sampah dan pihak Kelurahan," katanya.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, saat ini tercatat sebanyak 164 SMA, 97 SMK, dan 44 SLB berstatus negeri di wilayah Provinsi NTB, meliputi Lombok dan Sumbawa.
Rusman mengaku optimistik penerapan Zero Waste di sekolah akan berdampak pada penguatan edukasi dan sosialisasi program Zero Waste di tingkat masyarakat.
Sebab, para siswa yang sudah memahami dan menerapkan Zero Waste di sekolah, diharapkan bisa menjadi agen-agen perubahan ketika pulang ke rumah atau lingkungan masing-masing. (*)