TGB Dr KH M Zainul Majdi menghadiri pengajian Maulid Nabi, Rabu (13/11) di Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor, Lombok Timur. |
LOMBOK TIMUR - Ketua Umum Dewan Tanfdziyah PBNW, Tuan Guru Bajang (TGH) Dr. KH. Muhammad Zainul Majdi, MA., mengajak umat untuk meneladani karakter dan ahlaq Rasulullah Muhammad SAW.
Menurutnya, di saat khalayak dunia membicarakan perubahan, perkembangan teknologi dan zaman, namun esensi tidak akan berubah.
"Akhlak yang diperlukan, baik manusia zaman ini atau zaman nanti akan sama. Jangan lupa untuk menjaga karakter kita. Memperingati Maulid Nabi SAW ini adalah kesempatan kita untuk belajar, meneladani Nabi Muhammad SAW," kata TGB saat menghadiri pengajian Maulid Nabi, Rabu (13/11) di Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor, Lombok Timur.
TGB mengatakan, Rasulullah SAW diberikan segala macam keistimewaan dan berkah mulia atasnya. Tetapi meskipun begitu, hidup beliau tidak mudah. Hidupnya penuh dengan tantangan dan cobaan.
"Jangan ada dalam fikiran kita bahwa saat kita belajar di pondok pesantren kita tidak akan ditimpa oleh hal-hal yang tidak baik, tidak demikian. Nabi saja orang yang penuh dengan kebaikan dan dimuliakan sarat akan cobaan," katanya.
Ia menegaskan, di zaman modern 4.0 ini bukan berarti kita meninggalkan cara ulama-ulama terdahulu. Jika kita terbiasa menghidupkan malam dengan ibadah dan mutola'ah maka kelak kita akan terbiasa menghadapi tantangan dan cobaan di masa depan.
TGB mengajak para santri untuk bisa menjaga tradisi dari santri itu sendiri. Dari qiyamul laiyl, sampai menghargai ilmu yang telah di dapat untuk di sebarkan luaskan ke penjuru dunia.
Menurutnya, semua perjuangan harus di mulai dengan benih-benih kebaikan.
"Kalau kita berbicara tentang perjuangan maka mulailah dari hal-hal kecil. Jangan takut pergi ke tempat jauh, kebutuhan kepada da'iyyah tidak kurang dari pada kebutuhan kepada da'i. Para guru mengajarkan kita ilmu bukan hanya untuk kita sendiri tetapi agar ilmu itu berguna bagi sebanyak-banyak manusia," katanya.
TGB memaparkan, Rasulullah SAW menyampaikan ada 7 amal yang pahalanya terus mengalir sampai mati. Salah satunya yakni ilmu yang diajarkan, sebab ilmu itu akan terus mengalirkan pahala kalau murid muridnya terus menyampaikan ilmu-ilmu itu.
"Kalau kita tidak menyebarkan ilmu itu maka sungguh kasihan ilmu kita.
Konsep ilmu itu adalah semakin di sebarkan semakin bertambah," jelasnya.
Ia menambahkan, dalam setiap hal jangan melihat hasil akhir yang diperoleh oleh seseorang, tapi lihat pula proses bagaimana seseorang itu bisa memperoleh hal itu sehingga ia bisa mencapai kesuksesan dan dikenang sampai sekarang.
Ia mencontohkan, Almagfurullah Maulana Syeich TGKH Zainuddin Abdul Madjid, pendiri NW.
"Kita hanya bisa mengagumi beliau dan karya-karyanya. Tapi akankah kita pernah melihat bagaimana prosesnya?. Beliau selalu tanamkan rasa Tekun, Sabar, Ikhlas, Istiqomah. Jangan harap kita menjadi seperti Almaghfurlah kalau kita tidak mengikuti cara beliau," papar TGB.
Kepada para santri TGB berpesan agar selalu tanamkan semangat perjuangan, bangun kekuatan dengan kebersamaan, Terus isi hidup dengan hal-hal yang bermanfaat.
"Dan jangan hancurkan diri dengan terus berbuat maksiat. Segeralah bertaubat, lalu kembali ke tempat masing masing, tekun, tekun, tekun, ikhlas dalam menuntut ilmu," katanya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Umum YPH Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor, H Muhammad Djamalluddin BE. M.kom. berpesan agar para santri harus bisa memahami sifat Rasulullah yang meliputi shiddik, amanah, tabligh, dan fathonah.
"Para santri juga diharapkan mampu menyerap informasi dengan baik, dan bisa mengetahui mana berita yang benar, mana berita dan mana berita yang hoax," katanya.
Acara tersebut diawali dengan cukuran yang merupakan sunnatan Hasanatan organisasi Nahdlatul Wathan (NW) yang diwariskan pendirinya Almaghfurlah Maulana Syeikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. (*)