H Husnul Fauzi. |
MATARAM - Kinerja Pertanian NTB terus menunjukan trend meningkat. NTB juga terus mempertahankan posisi sebagai daerah lumbung pangan nasional.
Produksi padi di NTB yang tercatat surplus setiap tahun, bahkan mampu memasok kebutuhan di dua Provinsi tetangga, Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, H Husnul Fauzi mengatakan, selain Bali dan NTT, surplus beras di NTB juga dikirim ke Provinsi lain seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kepulauan Riau.
"Produksi padi kita 2.4 juta GKG (Gabah Kering Giling) yang jika dikonversi menjadi 1.4 juta ton beras. Sementara kebutuhan kita sekitar 500 ton, sehingga surplus sekitar 824 ribu ton beras. Ini yang dikirim ke Bali, NTT dan sejumlah Provinsi lain," kata Husnul Fauzi, Rabu (6/11) di Mataram.
Husnul menjelaskan, produksi padi NTB terus meningkat setiap tahun. Tahun 2019 ini dari target 2,7 juta ton GKG sudah terealisasi 2,4 juta ton.
Dengan produktivitas yang meningkat dari 5,2 ton perhektare menjadi 5,4 ton perhektare, pihaknya optimistis capaian produksi padi tahun ini bisa menembus target.
Data Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB menyebutkan luas lahan sawah NTB tiap tahun rerata mencapai 278 ribu hektare tersebar di pulau Lombok dan Sumbawa.
Luas lahan sawah itu terdiri dari sekitar 210 ribu hektare sawah irigasi dan sekitar 67 ribu hektare sawah tadah hujan.
Husnul mengakui, alih fungsi lahan memang terus terjadi, namun tidak berpengaruh signifikan karena masih bisa diimbangi dengan program Perluasan Areal Tanam Baru (PTAB).
Ia mengatakan, keberhasilan NTB mempertahankan produksi padi ini tak lepas dari dukungan sinergi dengan Pemda Kabupaten dan Kota di wilayah NTB.
Sebab, pola tanam dan luas areal tanam dalam Poksi Mantap ditentukan setiap tahun, bersama-sama Pemda Kabupaten dan Kota.
"Semua ini dicapai dengan sinergi yang baik Kabupaten dan Kota. Posisi NTB sebagai lumbung pangan nasional harus tetap dipertahankan," katanya. (*)