Walhi NTB Tolak Rencana Pembangunan Kereta Gantung di Kawasan Rinjani

MandalikaPost.com
Jumat, Januari 24, 2020 | 15.38 WIB Last Updated 2020-01-24T07:41:40Z
Direktur Walhi NTB, Murdani.

MATARAM - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB menolak rencana pembangunan sarana kereta gantung di kawasan Rinjani yang akan dilakukan Pemprov NTB.

Rencana pembangunan kereta gantung Rinjani sudah beberapa kali disampaikan Gubernur NTB Zulkieflimansyah.

Pembangunan sarana kereta gantung di pintu masuk pendakian Rinjani di Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah  Lombok Tengah, dimaksudkan untuk memudahkan pengunjung yang tidak mampu mendaki.

Walhi menilai pembangunan sarana dan lintasan kereta gatung di kawasan Rinjani akan merusak lingkungan dan menimbulkan banyak permasalahan sosial.

"Walhi menolak dan meminta program ini ditinjau kembali. Proyek pembangunan kereta gantung di Rinjani ini akan memberi dampak perusakan lingkungan oleh commercial facilities development, karena jelas akan terjadi perubahan bentang alam yang signifikan. Apalagi luasan areal yang akan diminta izinnya lebih dari 500 Hektare," kata Direktur Eksekutif Walhi NTB, Murdani, Jumat (24/1) di Mataram.


Menurut Murdani, Gunung Rinjani merupakan sumber kehihupan masyarakat dan sumber mata air di Pulau Lombok yang harus terus dijaga kelestarian alammnya.

Saat ini kondisi hutan di kawasan Rinjani sedang mengalami kerusakan yang sangat parah akibat perambahan hutan, illegal loging, alih fungsi lahan yang setiap tahun berimpilkasi pada munculnya berbagai bencana seperti banjir bandang, dan juga kekeringan saat kemarau.

Walhi menilai, proyek pembangunan  Kereta gantung di kawasan Rinjani, merupakan kebijakan yang tergesa-gesa. Sebab hingga saat ini belum ada feasibility studies atau kajian kelayakannya.

"Belum ada juga Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), juga izin lingkungan berupa AMDAL yang akan memberikan informasi detail desain proyek tersebut. Jadi kalau dilaunching Mei 2020, jelas tidak mempertimbangkan dampak-dampak lingkungannya," kata Murdani.

Keberadaan kereta gantung, papar Murdani dikhawatirkan, mengganggu ekosistem di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, dan mengganggu habitat flora dan fauna di sepanjang jalur lintasan kereta gantung serta dan tiang pancang kereta gantung.

"Intensitas beroperasinya fasilitas ini juga  akan merubah perilaku dan pergerakan fauna, yang kami khawatirkan bisa menyebabkan kepunahan," ujarnya.

Murdani menambahkan, kawasan Rinjani juga merupakan kawasan adat, the cultural heritage dan bahkan menjadi world heritage dan diakui sebagai kawasan UNESCO Global Geopark yang harus dijaga nilai-nilai kearifan lokal yang melekat.

Keberadaan kereta gantung juga berpotensi memunculkan masalah sampah yang lebih serius dari saat ini, dimana saat ini saja pengendalian sampah di sekitar TNGR masih sulit diatasi.

"Dari masalah-masalah itu, Walhi menolak pembangunan kereta gantung ini. Kami juga meminta Pemprov NTB untuk menghentikan rencana pembangunannya," katanya.

Dikonfirmasi terpisah Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Dedy Asriyadi mengatakan, rencana pembangunan sarana kereta gantung itu tidak masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

"Kita sudah koordinasi dengan Dinas LHK NTB, dan informasinya pembangunan (kereta gantung) bukan dalam wilayah kawasan TNGR, tetapi di dalam kawasan hutan tanaman rakyat (Tahura) yang kewenangannya ada di Provinsi NTB," katanya.

Dedy memilih tidak banyak berkomentar soal rencana pembangunan kereta gantung ini. Hanya saja, ia merasa perlu diluruskan bahwa kawasan kereta gantung bukan di dalam kawasan TNGR.

Sebab beberapa statemen pejabat Pemprov NTB di media massa membentuk opini seolah jalur kereta gantung ini akan terbentang dari Lombok Tengah hingga ke Gunung Rinjani.

Sementara itu Sekda NTB, H Lalu Gita Aryadi membenarkan Pemprov NTB akan membangun sarana kereta gantung untuk memudahkan wisatawan melihat Rinjani.

Pembangunan kereta gantung akan dilakukan oleh investor konsorsium perusahaan China dan nasional, PT Indonesia Lombok Resort, dan akan dimulai pada Mei 2020 mendatang.

"Diupayakan pembangunan selesai sebelum event MotoGP 2021, sehingga pengunjung yang datang ke Lombok tidak hanya menonton MotoGP, tapi bisa juga menikmati keindahan Gunung Rinjani menggunakan kereta gantung," katanya.

Gita mengatakan, pembangunan kereta gantung menuju kawasan gunung rinjani tidak hanya memudahkan warga untuk melihat keindahan Rinjani tanpa harus melalui jalur pendakian, tetapi juga menjadi salah satu destinasi pariwisata baru yang ada di NTB. (*)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Walhi NTB Tolak Rencana Pembangunan Kereta Gantung di Kawasan Rinjani

Trending Now