Kepala Bappenda NTB, Dr Ir H Iswandi MSi. |
MATARAM - Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) Provinsi NTB mencatat jumlah kendaraan baru yang tercatat sepanjang bulan Januari 2020 menurun di banding periode yang sama di tahun 2019.
Secara komulatif jumlah penurunan tercatat sebanyak 2.155 unit, terdiri dari 2.108 unit untuk kendaraan roda 2 dan roda 3, serta 47 unit untuk kendaraan roda 4.
Kepala Bappenda NTB, Dr Ir H Iswandi MSi menjelaskan, penurunan ini berpengaruh pada penurunan Pendapatan Daerah yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
"Penurunan jumlah kendaraan baru dan ini berimplikasi pada penurunan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) sekitar Rp361 Miliar di bulan Januari 2020 dibanding dengan Januari 2019," kata Iswandi, Selasa (11/2) di Mataram.
Penurunan juga tercatat pada jumlah kendaraan mutasi dari luar daerah. Sebelumnya tercatat sebanyak 780 unit kendaraan di Januari 2019 menjadi 777 unit kendaraan pada Januari 2020. Hal ini mengakibatkan penurunan pada pendapatan daerah dari BBNKB sebesar Rp2,7 Miliar lebih.
Menurut Iswandi, jumlah penurunan kendaraan baru di NTB tersebar di 8 daerah Kabupaten/Kota di NTB. Hanya di Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Bima yang mengalami peningkatan di banding tahun lalu.
Data jumlah kendaraan baru di NTB Januari 2020. (Sumber: Bappenda NTB) |
Berdasarkan data Bappenda NTB, jumlah kendaraan baru bulan Januari 2020 dibanding Januari 2019 berdasarkan sebaran wilayah, tercatat Kota Mataram turun dari 1.711 unit di Januari 2019 menjadi 1.648 unit di Januari 2020.
Kemudian Lombok Barat turun dari 1.710 menjadi 1.694, Lombok Utara naik dari 487 menjadi 582, Lombok Tengah turun 1948 menjadi 1.058, Lombok Timur turun dari 2.311 menjadi 1.364, Kabupaten Sumbawa turun dari 746 menjadi 532 unit, Sumbawa Barat turun dari 365 menjadi 290, Kabupaten Dompu turun dari 211 menjadi 170 unit, Kabupaten Bima naik dari 293 menjai 328 unit, dan Kota Bima turun dari 340 menjadi 321 unit.
"Jadi dari 10 Kabupaten/Kota, penurunan terjadi di 8 daerah. Hanya KLU dan Kabupaten Bima yang mengalami peningkatan," katanya.
Iswandi mengatakan, penurunan jumlah kendaraan baru di wilayah NTB ini bisa jadi disebabkan sejumlah faktor. Namun secara keseluruhan hal ini bisa menjadi indikator menurunnya daya beli masyarakat di NTB.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi awal tahun ini dapat dikatakan melambat yang tercermin dari menurunnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor.
"Ini menggambarkan daya beli masyarakat belum meningkat. Mungkin juga karena ini awal tahun anggaran. Tapi penurunan ini jelas berimplikasi kepada penerimaan PKB dan BBNKB di semua wilayah NTB," katanya.
Ia mengungkapkan, selain menurunnya daya beli masyarakat, penurunan jumlah pendaftaran kendaraan baru pada bulan Januari 2020 ini juga disebabkan
beberapa dua faktor utama lainnya.
Pertama karena kurangnya daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah karena biaya hidup semakin tinggi.
"Penghasilan masyarakat kelas menengah ke bawah yang biasanya dapat digunakan untuk membeli barang selain kebutuhan pokok atau untuk membeli sepeda motor, saat ini beraih ke biaya hidup pokok
yang dirasakan meningkat," katanya.
Faktor alam yang mempengaruhi pertanian dan menyebabkan gagal panen di beberapa wilayah di NTB juga dinilai sebagai salah satu penyebab melemahnya daya beli masyarakat.
Seperti diketahui bahwa musim hujan pada akhir tahun 2019 mengalami keterlambatan dan dibarengi dengan curah hujan rata-rata (average rainfall) yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan
masyarakat gagal panen sehingga petani mengalami kerugian dan modal yag dikeluarkan untuk biaya tanam dan pemeliharaan tanaman tidak bisa terbayar yang berdampak pada menurunnya kemampuan masyarakat membeli kebutuhan di luar kebutuhan pokok seperti
pembelian sepeda motor.
"Padahal masyarakat kelas menengah ke bawah jumlahnya cukup tinggi, dan kelompok ini merupakan konsumen Kendaraan Bermotor Roda 2 yang memiliki kecendrungan membeli kendaraan dari jenis Roda 2," katanya.
Faktor kedua adalah, menurunnya kebutuhan kelas menengah ke atas yang merupakan konsumen kendaraan Roda 4, memiliki kecenderungan menginvestasikan dananya di Bank atau dalam bentuk lain.
"Bisa jadi masyarakat masih menunggu kendaaraan tahun rakitan terbaru dengan jenis atau varian baru yang akan dikeluarkan," katanya.
Namun Iswandi mengaku optimistis trend angka jumlah kendaraan baru di NTB akan mengalami peningkatan di periode selanjutnya.
Sebab, sumber dari beberapa Dealer di NTB menyebutkan pembelian kendaraan baru biasanya meningkat pada Triwulan IV yaitu Bulan Oktober, November dan Desember. Hal iní disebabkan semakin gencarnya promo, diskon dan kemudahan yang diberikan oleh dealer dalam rangka mencapai target penjualan tahunan. Dan setelah periode ini.
"Data dealer memang menyebutkan bahwa bulan Januari biasa mengalami penurunan pembelian kendaraan baru karena sudah terpenuhinya kebutuhan/keinginan masyarakat membeli kendaraan pada bulan sebelumnya," katanya. (*)