FOKUS 3A PARIWISATA. Kepala Dinas Budpar Lombok Utara, Vidi Eka Kusuma bersama Kabid Pengembangan Destinasi, Brata Yasa. |
LOMBOK UTARA - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Utara terus berbenah dan meningkatkan 3A Kepariwisataan meliputi Amenitas, Aksesbilitas, dan Atraksi di sejumlah destinasi.
Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses recovery sektor pariwisata di Lombok Utara yang sempat terdampak bencana gempa bumi 2018 silam.
"Recovery pasca gempa bumi 2018 memang sudah cukup baik, meskipun dari sisi angka kunjungan masih lebih rendah jika dibanding sebelum bencana gempa. Karena ini yang saat ini kami lakukan adalah memaksimalkan 3A itu," kata Kepala Dinas Budpar Lombok Utara, Vidi Eka Kusuma didampingi Kabid Pengembangan Destinasi, Brata Yasa, Minggu (2/2) di Resto Malacca Hill, Gili Trawangan.
Vidi memaparkan, untuk Amenitas, Dinas berupaya membenahi beberapa destinasi wisata termasuk sarana akomodasi, hotel, penginapan dan juga homestay.
"Penyiapan dan peningkatan amenitas misalnya di Senaru dan beberapa destinasi lain," katanya.
Untuk Aksesbilitas, papar Vidi, mulai tahun ini Pemda Lombok Utara sudah melaunching sistem e-tikecting untuk penyeberangan dari pelabuhan Bangsal, Pemenang, ke pelabuhan di Tiga Gili Eksotis, Trawangan, Meno dan Air.
"Sarana fisik pelabuhan juga mulai dibenahi untuk kenyamanan pengunjung," katanya.
Sementara untuk Atraksi, Dinas Budpar mulai melakukan pelatihan-pelatihan budaya dan juga kegiatan wisata olahraga (sport tourism) di sejumlah destinasi potensial.
"Tahun ini juga ada pelatihan Paralayang di spot paralayang kita di kawasan Buani dan Nipah," jelasnya.
Menurut Vidi, dalam pengembangan sektor kepariwisataan, Pemda Lombok Utara juga bersinergi dengan Pemprov NTB dan juga Kemenparekraf RI.
Sebab, beberapa destinasi di Lombok Utara masuk dalam kawasan wisata strategis terintergrasi.
"Misalnya saja kawasan Tiga Gili ini, dan juga (pendakian) Rinjani. Ini destinasi yang kami kembangkan dengan kebijakan yang terintegrasi dengan Pemprov NTB dan pusat, karena memang dua destinasi ini masuk sebagai bagian penyangga kawasan destinasi superprioritas, Mandalika (Lombok Tengah," katanya.
Selain bersama Pemprov NTB dan Kementerian Parekraf, Dinas Budpar Lombok Utara juga terus menjalin sinergitas bersama stakeholders kepariwisataan, organisasi pariwisata dan juga para pelaku pariwisata yang ada.
Ia mengaku optimistis pembangunan sektor kepariwisataan di Lombok Utara dan NTB secara umum bisa lebih terakselerasi dengan kolaborasi dan sinergitas yang baik dari semua pihak.
"Kuncinya kan sinergitas dan dukungan semua pihak. Sehingga kami di Dinas juga sangat terbuka, pelaku wisata bisa datang kapan saja untuk menyampaikan apa-apa yang perlu kita bangun bersama, kritik dan saran juga kami butuhkan untuk pembangunan sektor pariwisata ini," katanya. (*)