PUTRI MANDALIKA. Seni patung menggembarkan adegan Putri Mandalika diperebutkan sejumlah pangeran, di pantai Seger, KEK Mandalika, Lombok Tengah. |
LOMBOK TENGAH - Putri Mandalika yang menjadi tokoh sentral dalam tradisi Bau Nyale ternyata seorang wanita sempurna yang cantik luar dalam di zamannya.
Kecantikan paras, tubuh yang proporsional, juga perilaku dan ahlak yang baik, inilah yang membuat banyak pangeran dari kerajaan lain ingin mempersuntingnya.
Legenda Mandalika erat kaitannya dengan tradisi Bau Nyale yang kini dikemas dalam event pariwisata Festival Pesona Bau Nyale.
Puncak Bau Nyale selalu saja menghadirkan ribuan masyarakat untuk berburu cacing laut jenis Wawo, di sepanjang pesisir Selatan pulau Lombok.
Budayawan Lombok Tengah, H Lalu Putria yang juga dikenal sebagai Datu Siledendeng. |
Berdasarkan legenda, Putri Mandalika memilih mengorbankan dirinya dengan menceburkan diri ke laut, untuk menghindari perpecahan antar kerajaan yang memperebutkan dirinya.
Konon, cacing laut yang muncul dalam puncak Bau Nyale adalah jelmaan Putri Mandalika.
"Berkumpulnya masyarakat Sasak saat Bau Nyale, itu bukan semata berburu cacing laut. Tapi ini bentuk budaya menyambut sosok sentral Putri Mandalika," kata Budayawan Lombok Tengah, H Lalu Putria, Senin (10/2) di Pujut, Lombok Tengah.
BACA JUGA : Lomba Perisaian Awali Rangkaian Festival Pesona Bau Nyale 2020
Mantan Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah yang juga dikenal sebagai Datu Siledendeng ini menjelaskan, dalam legenda Putri Mandalika memilih mengorbankan dirinya dengan menceburkan diri ke laut Seger, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
"Memang fenomena menangkap cacing laut seperti ini banyak juga di beberapa daerah lain. Tapi hanya di Lombok Tengah yang memiliki nilai lebih karena terkait dengan legenda Putri Mandalika," katanya.
Menurutnya, Putri Mandalika merupakan seorang putri berparas sangat cantik di Kerajaan Tunjung Beru. Karena kecantikan Mandalika, sejumlah pangeran pun jatuh hati dan berniat untuk mempersunting Mandalika.
"Memang fenomena menangkap cacing laut seperti ini banyak juga di beberapa daerah lain. Tapi hanya di Lombok Tengah yang memiliki nilai lebih karena terkait dengan legenda Putri Mandalika," katanya.
Menurutnya, Putri Mandalika merupakan seorang putri berparas sangat cantik di Kerajaan Tunjung Beru. Karena kecantikan Mandalika, sejumlah pangeran pun jatuh hati dan berniat untuk mempersunting Mandalika.
Raja Sed, ayah Mandalika kemudian menggelar sayembara. Para pangeran
yang ingin menyunting Putri Mandalika harus bertarung mengadu kesaktian, untuk menentukan pemenang dan yang berhak mempersunting Mandalika.
Tapi, karena tak ingin ada pertumpahan darah hanya untuk memperebutkan dirinya, Putri Mandalika akhirnya memilih meleburkan dirinya ke lautan yang tepatnya di pantai Seger, lokasi yang kini masuk dalam areal KEK Mandalika.
Putri Mandalika kemudian meminta bagi masyarakat yang merindukannya bisa datang ke pantai Seger ini pada tanggal 20 bulan 10 dalam penanggalan Sasak. Tahun ini jatuh pada 14 Februari 2020 dalam kalender masehi.
Menurut Putria, tradisi Bau Nyale juga memiliki filosofi dan pesan baik untuk masyarakat. Sebab, sosok Putri Mandalika benar-benar mengorbankan dirinya untuk kepentingan orang banyak, dan bukan mengorbankan orang untuk kepentingan dirinya.
Jika ditarik ke zaman kekinian, legenda Mandalika juga menjadi daya tarik wisata dengan event Bau Nyale.
"Secara ekonomis pun ada manfaatnya. Ketika ribuan orang berkunjung termasuk para wisatawan yang ingin melihat event Bau Nyale, maka perputaran ekonomi terasa baik di sektor jasa transportasi, kuliner, maupun perhotelan," katanya.
Cantik luar dalam dan semangat rela berkorban yang dimiliki Putri Mandalika, papar Putria, mengandung filosofi tumbuh pohon.
Akar pohon selalu membumi dan masuk ke dalam tanah untuk menunjang kehidupan. Memperkuat dahan dan ranting yang kemudian menumbuhkan bunga dan buah-buahan.
"Pohon itu berbuat dengan terus mendalamkan akarnya ke tanah, dan tidak pernah memikirkan siapa yang menikmati bunga dan buahnya. Ini sebenarnya makna yang mendalam untuk kita semua, agar lebih banyak berbuat dan rela berkorban demi kepentingan orang banyak, bukan justru sebaliknya," katanya.
Festival Pesona Bau Nyale 2020 akan digelar puncaknya pada 14 Februari malam di Pantai Tanjung Aan, kawasan KEK Mandalika, Lombok Tengah, NTB.
Rangkaian Festival Pesona Bau Nyale 2020 dimulai dengan kegiatan lomba perisaian, Minggu sore (9/2) di pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah.
"Rangkaiannya dimulai hari ini, Minggu (9/2) dengan lomba perisaian. Kita berharap Festival Pesona Bau Nyale 2020 ini bisa menarik kunjungan wisata ke Lombok," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal, saat membuka lomba perisaian di pantai Kuta Mandalika.
Festival Bau Nyale merupakan tradisi menangkap atau berburu cacing laut jenis Wawo secara massal di tepi pantai selatan Lombok. Sejak beberapa tahun terakhir, event ini dikemas menjadi event pariwisata dalam Calendar of Event nasional dalam 100 event Wonderful Indonesia Kemenparekraf RI.
Faozal menjelaskan, Puncak Festival Pesona Bau Nyale tahun ini akan digelar pada 14 Februari di kawasan pantai Tanjung Aan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Menurut Faozal, lokasi puncak Festival Pesona Bau Nyale tahun ini bergeser dari pantai Seger ke Tanjung Aan karena pertimbangan teknis yang sudah disepakati bersama Pemda Lombok Tengah dan pihak ITDC selaku pengelola kawasan Mandalika.
"Tahun ini lokasi kita geser ke Tanjung Aan, karena di kawasan pantai Seger masih ada aktivitas (pembangunan) percepatan persiapan MotoGP 2021. Perpindahan lokasi juga sesuai arahan Bupati (Lombok Tengah)," kata Faozal.
Ia mengatakan event Festival Pesona Bau Nyale 2020 akan diwarnai sejumlah event rangkaian antara lain kontes foto, festival Perisaian, dan Dialog Ekonomi Kreatif.
Selain itu ada juga pemilihan Putri Mandalika yang tahun ini melibatkan peserta dari sejumlah Kabupaten dan Kota sewilayah NTB.
Yang tak kalah menarik adalah Mandalika Fashion Carnaval yang akan digelar sehari sebelum puncak event Festival Pesona Bau Nyale 2020.
"Acara puncak akan dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat, karena memang Festival Pesona Bau Nyale ini menjadi atensi Kemenparekraf dan masuk dalam 100 event Wonderful Indonesia tahun ini," katanya. (*)