Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah. (Ist) |
Oleh : *Rusdianto Samawa
POTRET IDE, gagasan dan kerja-kerja pemberdayaan ditengah suhu panas perang melawan Covid-19. Perang Dunia I menghasilkan revolusi industri, Perang Dunia II mengeluarkan resolusi perubahan dari industri ke teknologi dan informasi. Saat ini, Perang Dunia III sudah dimulai, bukan berbasis mobilitas andalan kekuatan perang sipil dan armada angkatan, tetapi senjata biologi.
Partai penguasa apapun pembuat senjata biologi dan negara manapun produksi massal senjata biologi tersebut. Maka, mereka sebagai pemenang. Covid-19 diproduksi oleh negara-negara adidaya. Terlepas mereka China atau Amerika Serikat. Tetapi harus diakui, negara tersebut sedang berperang merebut kekuasaan negara-negara lain di dunia.
Jika mereka terus berperang memakai instrumentasi biologi (virus), maka diprediksi memakan korban ratusan juta orang diseluruh dunia. Namun, harus ada muncul negara (orang perorang / kelompok) yang mengagas anti terhadap senjata biologi dengan menawarkan metode instrumentasi penyelsaian kasus serangan virus, seperti Covid-19 yang sedang mewabah saat ini.
Sala satunya Zulkieflimansyah, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), akrab disapa Bang Zul ini menawarkan banyak ide, gagasan, konsep dan kerja-kerja pemberdayaan. Munculnya market industrialisasi Masker (pelindung nafas) dan Box Sprayer (Bilik Bersih Diri) yang diproduksi oleh UKM dan IKM di NTB menunjukkan peran dan tanggungjawab besar dalam menghadapi masalah-masalah yang melanda suatu daerah dan negeri ini.
Kalau perang dunia menghasilkan perubahan cepat melalui sarana teknologi dan informatika, maka perang melawan wabah Covid-19 melahirkan Masker (Pelindung Nafas) dan Box Sprayer (Bilik Bersih Diri). Padahal sebelumnya masker-masker di dunia dikuasai oleh kapitalis liberal, seperti sensi diklaim masker lisensi terbaik dari China. Begitupun disinfektan, campuran berbagai produk kimiawi dan biologi ini efektif membunuh virus Corona. Tentu bahan bakunya sangat gampang di dapatkan.
Tentu, produksi bahan baku Box Sprayer alat penyemprotan disinfektan juga dikuasai oleh pasar-pasar global. Indonesia sendiri bergantung pada semua bahan ini, seperti produk Rinso, Daia, Detol, Suklin, Superpel, Suklin Lantai, dan lainnya. Semua bahan baku ini sudah ada, tinggal membangun alat dan infrastrukturnya.
Munculnya Covid-19 menentukan selamat dari wabah dengan bertahan tanpa inovasi ataukah melawan melalui penciptaan teknologi baru untuk menggeser paradigma dan perubahan besar di Masyarakat. Maka, Bang Zul Gubernur NTB via ide dan gagasan IKM dan UKM NTB menggerakkan potensi inovasi penciptaan Masker (Pelindung Nafas) dan Box Sprayer (Bilik Bersih Diri).
Ternyata luar biasa, masker bisa dipakai langsung saat melawan Covid-19. Inilah lisensi inovatif UKM dan IKM NTB yang berbeda antara produk kapitalisme liberal dengan produk UKM - UKM yang berbasis gotongroyong. Tentu inovasi Masker (Pelindung Nafas) dan Box Sprayer (Bilik Bersih Diri) sangat bisa di dorong untuk diproduksi secara massal, baik digunakan pada level sekolah, kantor, tempat wisata, hingga pribadi maupun kelompok.
Box Sprayer buatan IKM NTB muncul ditengah wabah Covid-19 tentu sala satu spirit yang selalu digaungkan Bang Zul Gubernur NTB, Where there is a will There is a way. Dimana ada kemauan pasti ada jalan. Box Sprayer (Bilik Pembersihan Diri) sebagai upaya nyata Pemprov NTB melawan Virus Corona. Mungkin terlihat biasa.
Inovasi itu terkadang lahir dari kondisi yang tidak kita inginkan, seperti Perang Dunia I menghasilkan revolusi industri, Perang Dunia II mengeluarkan resolusi perubahan dari industri ke teknologi dan informasi. Perang Dunia III sudah dimulai, bukan berbasis mobilitas andalan kekuatan perang sipil dan armada angkatan, tetapi senjata biologi.
Program industrialisasi UKM dan IKM NTB merupakan langkah maju visi NTB Gemilang, sehingga tidak salah kalau program ini terus digesa untuk menghadirkan nilai tambah dan memberdayakan UKM dan IKM NTB. Membuat dan menghadirkan Masker (Pelindung Nafas) dan Box Sprayer (Bilik Bersih Diri) oleh perusahaan daerah seperti STIP dan GNE bahkan UKM/IKM bisa membuatnya sekaligus, sehingga memberi pesan bahwa Wabah Covid-19 tidak melulu menghadirkan bencana tetapi membawa hikmah industrialisasi 4.0 yang menjadi penggerak utama masyarakat kedepan.
Bahkan, Bang Zul sendiri katakan dalam beberapa video sambutannya bahwa: "Provinsi NTB menjadi contoh nasional dalam melawan wabah corona, box sprayer dan APD bisa dibuat di NTB oleh UKM/IKM secara mandiri. Karena itu, meminta kepada Aparat Penegak Hukum: Kajati, Kapolda, BPKP, BPK dan Ditjen Pajak dapat melihat ini sebagai upaya menghadapi masa darurat dengan kemandirian. Produk IKM/UKM boleh saja sedikit mahal dengan kualitas yang lebih rendah, namun akan ada pembelajaran didalamnya."
Bang Zul sendiri sudah banyak produksi Masker (Pelindung Nafas) dan Box Sprayer (Bilik Bersih Diri) yang diperuntukan di Bandara, Pelabuhan: Lembar, Mayangan dan Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) serta RSUD se-NTB. Selain itu, telah disiapkan juga ratusan ribu Masker (Pelindung Nafas) dan ratusan Box Sprayer (Bilik Bersih Diri) yang akan disebar ke seluruh Fasos dan Fasum di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Artinya, inovasi dalam melawan Covid-19 oleh Pemvrop NTB ini perlu diapresiasi dan didukung sepenuhnya. Sudah tentu bagi kepala-kepala daerah bisa bangkit bersama berdayakan UKM yang ada. Begitu juga Kepala Desa bisa memesannya ke UKM/IKM yang telah tersedia. Apalagi, sudah ada instruksi bahwa dana desa bisa digunakan untuk penanganan Covid-19.
Tentu hasil dari inovasi ini, pasien positif Covid-19 NTB pun berangsur sembuh. Buktinya, pasien pertama yang dinyatakan positif Covid-19 itu akhirnya sembuh. Leadership Bang Zul melawan Covid-19 ini tidak tanggung, melahirkan inovasi baru yang mendatangkan ekonomi baru pula. Ditambah Laboratorium test sampel Covid-19 dipusatkan di NTB. Tentu prestasi yang sangat kuar biasa.
Menurut Muslimin (2020) dalam pesannya WhatsApp messengernya bahwa: memang benar, setiap pemimpin ada masanya dan setiap masa pasti ada pemimpinnya, seorang pemimpin ditakdirkan sebagai pembawa amanah dimuka bumi. Kita bangga, sekarang ada seorang putra samawa yang menjadi leader di NTB. Sebelum ini tidak sedikit orang Sumbawa yang skeptis that, is mission impossible. Tetapi takdir berkata lain, sekarang beliau gubernur kita semua. Ya tugas kita sekarang mengawal beliau termasuk kebijakan dan strategi kepemimpinan beliau. Di lingkaran baliau saat ini sudah banyak orang hebat yang melahirkan banyak inovasi baru."
Lanjutnya: "terkait Covid-19 yang merupakan masalah global, semua kita harus berperan dan bergerak dalam konteks kekitaan dalam berNTBan, satukan: langkah, tekat, komando dan ikhlas dalam bergerak untuk keselamatan dan kemaslahatan rakyat. Setiap kebijakan pasti ada fase uji publik tinggal seni kita melakukan infiltrasi kedalam suasana kebatinan rakyat NTB. Mari kita berdoa dan berikhtiar semoga badai ini lekas berlalu jangan biarkan pak gubernur berjalan sendiri."
Sesuai harapan, ya kita harus satu kan langkah, semangat dan mengawal Gubernur NTB. Ini adalah modal, capital policy, bergaining position untuk bermitra bersama rakyat. Orang bijak berkata: "dari ombak yang besar pasti akan lahir seorang pelaut yang ulung." Dari sisi Leadership sekarang ini, Bang Zul sangat taktis dan visioner. Rata-rata bisa melampaui apa yang menjadi harapan masyarakat.
Terlepas dari kekurangan, kelebihan dan kemampuannya, bahwa: pembuktian harus menunjukkan kelas terbaiknya. Kesolidan itu perlu dalam mengatasi dinamika Covid-19 karena yang dibutuhkan sekarang perekat untuk mendinamisasikan ide, gagasan serta kinerja yang baik. Sudah jelas, kerja yang baik akan menghasilkan yang baik pula.
Tugas Bang Zul pun bertambah, sebagai Gubernur, termasuk menjaga perasaan masyarakatnya agar tidak resah, khawatir dan mengubah energi negatif menjadi positif. Karena rasa sakit itu via perasaan dan akal. Apabila perasaan tenteram, damai dan akal sehat, maka kesembuhan pasien Covid-19 menjadi sinyal kemenangan dalam melawan Covid-19.
Harapannya atas munculnya inovasi teknologi informasi dan industri box sparayer maupun masker-masker, diharapkan masyarakat berpartisipasi antisipasi dan tidak mengucilkan, tak panik serta tidak saling curiga atas pasien Covid 19. Positif bukan berarti tidak dapat sembuh. Kalau sudah sembuh maka bisa beraktivitas seperti biasa.
Meskipun demikian, ketenangan masyarakat bisa berperan memutus mata rantai penyebaran corona covid-19. Intinya, tetap waspada dan jangan khawatir dengan nengikuti aturan seperti menghindari keramaian dengan Social Dinstancing dan budaya hidup bersih.
Pemerintah NTB telah memasuki fase ke dua dalam penanganan penyebaran virus ini. Sementara itu data Corona Center NTB bahwa: total Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mencapai 400 orang. Dari data tersebut, ODP berjumlah 373 dan PDP berjumlah 27 orang. Dari 27 orang PDP, sebagian besar berasal dari Kota Mataram yaitu sebanyak 10 pasien.
Mari kita melawan Covid-19 dengan inovasi baru. Karena setiap peperangan, pasti memunculkan perubahan dan keuntungan ekonomi bagi setiap daerah. (*)
*Penulis ialah Petualang Pesisir Indonesia, Menulis dari Rumah Nelayan Lobster, Palopo, Sulawesi Selatan.