Delegasi ACIAR Kunjungi Nelayan Budidaya Lobster di Lombok, Australia Siap Mendukung Kebijakan Lobster Indonesia

MandalikaPost.com
Rabu, Maret 11, 2020 | 01.27 WIB Last Updated 2020-03-11T17:31:40Z
BUDIDAYA LOBSTER. Anggota delegasi ACIAR menunjukan Lobster di lokasi budidaya Lobster, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat. (Ist)

MATARAM - Delegasi Komisi Riset Pertanian Internasional Australia atau Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR), Selasa (10/3) berkunjung dan melihat langsung aktivitas nelayan budidaya Lobster di Kecamatan Sekotong, Lombk Barat.

Sebagai mitra lama Kementerian Kelautan dan Perikanan, Australia melalui ACIAR menyatakan siap mendukung prioritas pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri lobster di Lombok, NTB.

BUDIDAYA LOBSTER. CEO ACIAR Prof Andrew Campbell bersama delegasi lainnya di lokasi budidaya Lobster, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat.

CEO ACIAR Profesor Andrew Campbell mengatakan, para peneliti Australia dan Indonesia telah bekerja erat dalam proyek  teknologi pembesaran lobster.

Proyek kerjasama ini bertujuan untuk mencari solusi yang menguntungkan bagi nelayan dan komunitas lobster skala kecil.

“(Dalam studi sebelumnya) saya pikir awalnya kami diminta oleh Indonesia untuk membantu, jadi kami bekerja dalam kemitraan dengan pemerintah Indonesia dan penelitian Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jadi ketika Indonesia akan membuat prioritas, kami cobalah untuk membantu," kata Andrew Campbell, di Sekotong, Lombok Barat.

Menurutnya, ACIAR ingin mendukung peraturan baru tentang budidaya lobster oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Eddy Prabowo.

"Jika ada penelitian yang menarik, maka kami mendanai penelitian dan jika para ilmuwan percaya bahwa penelitian menarik di mana Australia memiliki keahlian ilmiah, ya ada kemungkinan kami ingin mendukung pemerintah Indonesia," katanya.

Selama ini, ACIAR bersama dengan mitra lain dari James Cook University telah terlibat sejak 2014 dalam teknologi pembesaran lobster. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperluas produksi lobster berkelanjutan dan mempelajari dampak sosial dan ekonomi dari budidaya lobster bagi masyarakat pesisir di Indonesia.

Proyek penelitian AUD1,8 juta sebenarnya akan selesai pada Desember 2019, tetapi telah lama tidak aktif sebelum batas waktu sejak mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti mengeluarkan peraturan menteri yang melarang pemanenan dan ekspor beberapa spesies lobster atas kekhawatiran ekspor akan menguras populasi.

ACIAR telah bekerja di Indonesia selama lebih dari 30 tahun dengan berfokus pada proyek-proyek peternakan, perikanan dan kehutanan.

Kunjungan ke Lombok merupakan rangkaian kunjungan Delegasi ACIAR pekan ini di Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan beberapa lembaga riset Indonesia yang terkemuka.

Komisi ini terdiri dari para pakar yang mumpuni dari berbagai bidang dalam sistem inovasi Australia dan memiliki tugas untuk menyediakan nasihat terbaik mengenai riset pertanian internasional untuk Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne.

Delegasi berkunjung ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (10/3) ke sejumlah lokasi di Mataram dan Lombok Barat.

Kunjungan mereka kali ini didampingi oleh CEO Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR), Prof Andrew Campbell, Kepala Peneliti, Dr Daniel Walker dan Pemimpin Umum Country Program, Dr Peter Horne, bersama dengan staf kantor program ACIAR Indonesia di Jakarta.

“Indonesia merupakan mitra yang penting untuk Australia dan ACIAR senang Indonesia bisa menjadi tuan rumah untuk kunjungan Komisi,” kata CEO ACIAR, Prof Andrew Campbell.

Menurutnya, kunjungan ini memberi keuntungan buat para komisioner, yang akan melihat bagaimana kolaborasi riset pertanian Australia membuat perbedaan yang positif di lapangan dan bagaimana ACIAR bekerja bersama para mitra di Indonesia.

Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, delegasi bertemu dengan para peternak skala kecil yang telah mengalihkan sistem peternakan mereka dari peternakan tradisional berbasis rumahtangga ke pengelolaan peternakan secara kolektif.

Praktik-praktik peternakan yang telah diperbaiki ini membantu para peternak memulihkan perekonomian mereka secara lebih cepat paska terjadinya gempa bumi 2018. 

Delegasi juga akan melihat secara langsung riset penelitian dan pengembangan teknologi pembesaran lobster laut di Sekotong, Lombok Barat.

Mereka juga bertemu dengan para peneliti Universitas Mataram, yang telah terlibat secara erat dalam proyek riset ACIAR di Timor Leste serta bertemu dengan pemangku kepentingan lain di Lombok.

Sementara di Jakarta, delegasi akan menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman dengan lembaga penelitian terkemuka di Indonesia, Lembaga Molekular Biologi Eijkman.

ACIAR dan Eijkman akan bekerja sama dengan Sekolah Riset Kesehatan Menzies di Darwin untuk proyek baru mengenai zoonosis malaria, mengurangi risiko pada kesehatan manusia yang merupakan salah satu dari enam tujuan strategis ACIAR.

Anggota delegasi juga akan mendengar presentasi riset bersama Indonesia dan Australia mengenai lahan gambut yang dikelola melalui Badan Nasional Riset Ilmiah Australia, CSIRO.

Proyek ini bertujuan untuk mengurangi kejadian kebakaran gambut di Indonesia melalui sains untuk mendukung restorasi lahan gambut dan juga untuk mengembangkan mata pencaharian yang inklusif gender di dalam dan sekitar lahan gambut. 

Komisi ini mengunjungi negara mitra yang berbeda setiap tahunnya untuk mendapatkan tantangan dan peluang yang lebih baik, serta memeriksa dukungan Australia pada kerja sama riset pertanian internasional di lapangan.

Sebelum Indonesia, Komisi ini telah mengunjungi Laos pada 2019, Fiji/Vanuatu pada 2018, Myanmar pada 2017 dan Pakistan pada 2016. (*) 
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Delegasi ACIAR Kunjungi Nelayan Budidaya Lobster di Lombok, Australia Siap Mendukung Kebijakan Lobster Indonesia

Trending Now